Part 5.

56 6 0
                                    

"Kenapa balik" tanyanya padaku dengan suara seraknya.

"Ah? oh hai" jawabku balik dengan kikuk, aku tak tahu harus menjawab apa.

Kulangkahkan kakiku menuju bangku yang didudukinya, aku duduk disebelahnya, tak berasa apa-apa sama dengan kejadian waktu itu tiba-tiba dia datang entah darimana saat di pantai menikmati senja.

Angin kesejukan membawa kami ke dunia imajinasi lain, kita sama-sama saling diam hingga akhirnya dia bersuara.

"Lo tadi belum jawab pertanyaan gue, lo kenapa berbalik setelah kedapatan gue duduk disini"

"Hmm gue takut aja ganggu suasana lo, lagian tadi lo kan diusir sama bu Retno" guru sejarah yang galaknya minta ampun. Ya benar aku takut mengganggu suasana Fano yang tidak baik atau yang lainnya maka dari itu aku berbalik.

"Santai aja, lo kan udah tau sendiri gue dikelas gimana, jadi ya buat gue udah biasa" jawabnya tanpa merasa ada beban.

"Masa kayak gitu terus, padahal sekarang kita udah kelas dua belas loh"

"Yah begini gue Nay, mau gimana lagi"

Aku diam tidak berani ngomong apa-apa lagi. Suaranya kembali membuatku menatap wajahnya.

"Nay, lo kenapa jadi orang yang pendiam? sifat lo introvert?" tanyanya lagi. Aku tidak tahu apa yang harus aku jawab, cuma diam yang aku suguhkan, entahlah apakah aku seorang introvert? padahal dulu tidak seperti ini, setelah kejadian yang menimpa kak Bagas aku tidak pernah memiliki semangat hidup.

"Yah ditanyain diam lagi" sahutnya memelas.

"Entahlah Fan, gue juga gak ngerti sama diri gue sendiri, kenapa gue seperti ini" jawabku bohong agar pertanyaan itu tidak berlanjut. Aku tidak ingin Fano mengetahui kehidupan pribadiku, dia bukan siapa-siapa aku, dia hanyalah salah satu teman kelasku yang sangat bandel dan pemalas namun cuek akan segala hal. Tunggu! kenapa aku tahu tentangnya? ah mungkin karena sekelas cuma itu saja yang aku tahu tidak lebih.

"Kayaknya gue harus tanya Alexa deh tentang lo" tambahnya

Hanya Alexa yang mengetahui kehidupanku, dia adalah teman satu-satunya yang tak pernah pergi disaat aku terpuruk.

Aku hanya membalas dengan senyuman tiada arti. Tapi kali ini ada sedikit rasa ingin tahuku tentangnya kenapa dia tiba-tiba ingin menanyakan tentangku pada Alexa.

***..***

Sepulang sekolah aku berjalan mengikuti arah gerbang sekolah bersama Alexa, teman satu-satunya yang hidupnya tidak pernah ada masalah, sifatnya yang ceria dan pemberani itulah yang membuatku selalu nyaman dengannya, Alexa juga tidak pernah memilih-milih teman.

"Xa"

"Kenapa?"

"Fano ada ngomong sesuatu atau nanya sesuatu gak sama lo?"

"Fano? " tanya Alexa heran padaku.

Aku hanya mengangguk mengiyakan.

"Ciee tumben banget sahabat gue nanya seseorang, Fano lagi" dirangkulnya pundakku sambil berjalan menuju gerbang sekolah.

Aku hanya diam dan mengikuti langkah Alexa.

"Gak ada tuh Fano nanya sama gue, kenapa lo ada masalah sama tu anak? " tanya Alexa balik padaku.

Aku hanya menggeleng untuk memastikan kata tidak. Setelah itu Alexa tidak menyambung pertanyaan yang lebih banyak lagi. Aku kira Alexa akan bertanya panjang lebar perkara Fano tapi dia sangat mengerti denganku yang irit bicara.

PILU UNTUK SENDU [Mark Lee X Ryujin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang