Part 4.

80 11 0
                                    


"Nayra" sapanya padaku

Aku menatapnya lama, hingga dentuman ombak mengagetkan lamunanku.

"Lo?"

"Lo ngapain disini?" tanyanya padaku

"Menikmati senja aja" jawabku singkat

"Sendiri doang?" tanyanya lagi, sambil mendudukkan tubuhnya pada bangku yang ada disampingku

"Iya" sekilas kutatap wajahnya, kemudian ku palingkan mukaku ke arah matahari yang mulai menyuruk itu.

Kami menatap senja yang sama, sama-sama mengarahkan pandangan ke ujung barat itu.

"Nay, kok lo suka sih kesini?" tanyanya padaku.

Kupalingkan wajahku ke arahnya.

"Iya, karena gue suka senja, senja itu dia gak pernah marah, walau hanya sekejap dia muncul. Tapi dalam beberapa detik itu dia menampakkan suasana yang begitu indah"

"Puitis banget si Nay" ditatapnya wajahku lama.

Aku hanya memberikan senyum sebagai tanggapan omongannya padaku.

"By the way, lo ngapain disini?" tanyaku yang mulai menerima kehadirannya disampingku.

"Sama seperti lo, cuma menatap senja. Tapi kali ini ada dua hal yang ingin gue tatap tiap sorenya"

"Apa itu?" tanyaku penasaran

"Seperti biasa menatap senja, dan kali ini ingin gue tambah, yaitu lo Nay" jawabnya enteng

Aku hanya terdiam tak dapat berkutik, entah aku salah tingkah atau mungkin ifeel melihat pengakuannya, aku tak paham dengan diriku sendiri.

Lama kami menatap senja berwarna jingga itu, hingga akhirnya dia pergi tanpa pamit dan meninggalkan gelap yang akan menemani sepanjang malam. Akhirnya aku pulang kerumah begitupun dia.

**--**

Namanya Fano Andira, teman kelasku yang sering menyapa aku dan Alexa tiap paginya di depan kelas. Dia yang membantuku mmengantar pulang sekolah ketika papa tidak bisa menjemputku lantaran kondisi kak Bagas saat itu lagi sekarat.

Untuk informasi yang lebih detail tentang Fano aku tidak tahu,  yang aku ketahui dia salah satu murid paling malas yang pernah aku lihat dikelas. Tiap jam pelajaram dia selalu tertidur dan mendengarkan musik dengan earphone yang ada di telinganya.  Guru saja sudah pasrah dengan kelakuan Fano macam begitu.

Malam hari yang sangat sunyi yang terdengar hanyalah suara jangkrik yang entah bersembunyi dimana.  Alunan musik balad menemani malamku hari ini.  Iya malamku hanya ditemani musik dan suara jangkrik.  Aku bingung harus mengerjakan apa malam ini. Tugas sekolah sudah selesai aku kerjakan. Merenung menatap langit-langit kamar yang tidak ada artinya bagiku,  kembali teringat dengan kak Bagas.  Seketika air mataku menetes begitu saja, kesalahan yang sangat besar aku lakukan padanya.  Aku telah membuat masa depan kak Bagas tidak ada artinya.

***...***

Hari yang cerah membuat semua orang sangat bersemangat untuk melakukan aktivitasnya.  Berbeda denganku,  hari-hariku selalu dibalut dengan belenggu kesalahanku terhadap kakakku.  Semenjak kejadian itu tidak ada raut wajah ceria pada diriku.

"Pagi Nay,  lesu banget hari ini" sapa Alexa sahabatku sambil meraih pundakku

"Gue gini terus kok Xa" jawabku lesu tanpa bertanya balik pada Alexa.

Jam pelajaran pertama dimulai, pagi ini belajar sejarah yang membuat mataku mengantuk setengah mati.

"Kamu yang dibelakang!" bentak guru sejarah yang membuatku kaget dan tidak merasakan kantuk lagi, aku sudah membuat kesalahan besar pagi ini, guru sejarah yang terkenal disiplin sudahku buat marah. Matanya tajam sekali melihat,  perlahan langkahnya mendekati mejaku,  aku harus bertindak atau diam saja masih bingung.  Perlahan langkah guru sejarah itu menuju mejaku tapi aku salah,  aku kira aku yang akan dimarahi sama guru sejarah,  namun beliau menghampiri murid yang bernama Fano.

Fano lagi batinku,  Fano yang selalu membuat guru sejarah marah besar dikelas.  Sifat guru yang terkenal disiplin disekolah itu tidak mampu para murid untuk melawan atau membangkang,  berbeda dengan Fano setiap jam pelajaran beliau, guru sejarah selalu dibuat geram terhadap Fano yang setiap dikelas selalu tidur ditemani earphone yang melekat ditelinganya.

Tanpa basa basi Fano melangkah keluar meninggalkan kelas setelah diusir oleh guru sejarah.  Aku menatapnya dan dia menatap balik,  kupalingkan wajahku kembali lantaran mata kami saling tatap.  Aku terkejut tapi dia malah senyum dan mengedipkan matanya sebelah padaku,  seorang Fano ternyata penggoda juga batinku.

Istirahat pertama aku tidak menuju kantin tempat yang biasa murid-murid pertama kali yang dituju waktu istirahat. Aku meninggalkan Alexa yang tengah sibuk dengan teman-teman lain, ku langkahkan kakiku ke taman belakang sekolah tempat dimana disitu sangat sejuk dan damai, jarang sekali murid-murid berlalu lalang disana.

Langkahku terhenti setelah mataku melihat sosok yang ku kenal. Aku bingung apakah aku harus menghampirinya atau balik kembali bergabung dengan Alexa. Niatku kesana ingin menulis tapi rasanya ada keraguan dalam diriku untuk ke tampat itu setelah melihat sosok yang tengah duduk sendiri.

Aku membalikkan badanku pertanda niatku untuk duduk disana aku urungkan,  aku berencana untuk kembali bergabung bersama Alexa.

"Kenapa balik? "
.
.
.
.
.
Penulis balik lagi nih,  selama hampir setahun gak melanjutkan tulisan ini.  semoga dengan update hari ini makin suka ya sama kisah Nayra dan kehidupannya. Insyallah bakal update tiap minggu setiap hari selasa mohon dukungannya,  jangan lupa divote sama komen ya, thakyou and i love u😍😘😘😘

Ooh jadi cowo yang nolong Nayra itu namanya Fano

Ooh jadi cowo yang nolong Nayra itu namanya Fano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenalin nih nama gue Fano Andira

Kenalin nih nama gue Fano Andira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fano cocok ga nih sama Nayra?

PILU UNTUK SENDU [Mark Lee X Ryujin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang