"Sumpah lu gak bosen apa di kamar mulu, kita ini lagi liburan loh?" tanya Gisel saat gadis itu baru saja masuk kamar yang ditempati oleh Renan.
"Ngantuk gue, kebanyakan tidur," jawab Renan dengan santai sambil memainkan ponselnya, "lagipula gua udah pernah ke sini sama keluarganya Dean jadi ya gak terlalu tertarik lagi buat liat-liat."
"Ah lu mah," Gisel pun melempar tubuhnya ke atas kasur, dan berbaring tengkurap di samping Renan.
"Besok aja lah sore kita keliling-liling trus malemnya bakar-bakar, sekarang mah mending gabut dulu di kamar, katanya juga pada mau beli petasan."
Gisel hanya diam dengan posisi wajah yang menempel dengan kasur.
"Yang lain pada kemana?" tanya Renan.
Gisel mengangkat wajahnya untuk menjawab, "Lagi main gundu sama si dewa, tuh bocil jadi gak mau tidur soalnya pada rame."
"Kayak bocah banget main gundu."
"Ya gini nih jadi gua, punya temen cowok semua, yang tiga masih kayak bocah, yang satu lagi mageran susah diajak jalan," gerutu Gisel sambil kembali menenggelamkan wajahnya ke kasur.
Renan hanya tertawa menanggapi perkataan Gisel itu, "by the way cel."
Kini renan bangkit, mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan menunjukannya pada Gisel.
"Tadi gua ambil ini," ujarnya sambil mengangkat barang tersebut.
"Anjir, tadi pada nyariin sampe obrak-abrik mobil, ternyata udah diambil sama lu," ya benda itu adalah kondom yang tadi Renan buang.
"Ya jaga-jaga, kalo beneran kepake malem ini gimana," Gisel yang mendengar perkataan Renan itu pun langsung mendudukan tubuhnya dengan cepat.
"Jangan bilang lu mau-" Gisel menyeselasikan kalimatnya dengan sebuah isyarat gerakan tangan.
Renan hanya menggigit bibirnya, "Ya siapa tau."
"Anjir, gila resolusi tahun baru lu udah gak perawan apa gimana?"
"Anjing perawan."
"Ya gua bingung nyebutnya apa, kalo perjaka kan berarti lu yang masukin, tapi kan pasti Dean yang masukin-"
"Lu bisa diem gak?" Renan langsung memutus perkataan temannya itu.
Gisel pun tertawa kencang, "Di depan sok-sokan gak mau lu, tapi ternyata udah nyiapin."
"Gua bahkan tadi douching," dan Gisel pun tersedak ludahnya sendiri mendengar pengakuan sang sahabat.
"Anjing, bener-bener udah siap lu."
"Lu gak curiga emangnya pas dateng gua langsung ambil kamar belakang yang paling jauh dari kamar lain, padahal kamar yang ditempatin Yosi sama Jere lebih bagus."
"Lah iya, pinter juga orang kalo udah sange."
...
Tidak berapa lama Gisel pun keluar dari kamar Renan dan menuju halaman depan, tempat yang lain berkumpul. Keberadaan Dewa sudah tidak ada di sana dan ketiga pria dewasa itu sudah sibuk dengan asapnya masing-masing, Jere dengan vapenya dan Yosi serta Dean dengan rokok mereka.
"Ngebul banget ngebul, kalah dapur."
"Lu bawa uno kan cel? Main lah, bingung maen apaan," ujar Jere kepada gadis itu.
"Saran gua mah yang punya pacar mending jangan begadang, takut ditungguin pacarnya," Dean mengangkat wajahnya terlihat bingung dengan perkataan Gisel.
"Paling gua diusir kalo ke kamarnya dia," ujar Dean pesimis.
"Yakin?" goda Gisel sambil tersenyum jenaka pada Dean.
Dean mengangkat alisnya curiga, "Wah mencurigakan," ujarnya sambil bangkit dan melempar rokoknya sembarangan, "gua ke kamar dulu dah," lalu pria itu langsung beranjak masuk.
Jere dan Yosi hanya menatapnya bingung.
"Saran gua malem ini kalian pasang headset aja sih sama musik yang kenceng, takut suaranya masih bocor," ujar Gisel sambil ikut masuk ke dalam.
Jere dan Yosi terdiam dan saling menatap.
"Anjing alesan doang liburan sama kita, mereka malah bulan madu."
...
Silahkan diimajinasikan sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance Partnership (Hyuckren Dongren Twitter Au)
FanfictionNarasi untuk twitter au dongren berjudul Long Distance Partnership Au bisa diakse di akun twitter @Jiajiey_