#100

1.3K 64 2
                                    

Renan masih terdiam di pinggir jalan, menuruti perkataan sang kekasih untuk tidak kemana-mana. Beberapa orang yang ada di sana dan menyaksinya kecelakaan kecil pria itu bertanya khawatir padanya, Renan pun hanya menjawabnya dengan senyuman dan mengatakan bahwa sang kekasih sedang dalam perjalanan untuk menjemputnya.

Jujur saja Renan sudah ingin menangis daritadi, namun dia cukup malu dengan orang-orang yang ada di sana, namun mata merahnya tentu tidak dapat menutupi fakta bahwa dia memang merasa tertekan secara emosional.

Tak berapa lama sebuah mobil datang dan menepi tepat di belakang Renan, entah mobil siapa, tapi Dean lah yang keluar dari mobil itu.

Dean langsung bergerak cepat ke arah sang kekasih, dan memperhatikan pria mungil yang masih terduduk diam di atas motornya.

"Ada yang sakit?" tanya Dean dengan penuh kekhawatiran.

"Keseleo dikit doang, tapi gak terlalu sakit," jawab Renan.

Seorang pria keluar dari pintu pengemudi mobil yang tadi Dean tumpangi, teman kuliah Dean yang Renan ingat bernama Felix.

"Lix beneran gak apa-apa kan?" tanya Dean kepada temannya itu.

"Yoi, gak apa-apa," jawab Felix sambil menyerahkan kunci mobilnya pada Dean.

"Turun dulu, kasih helmnya ke Felix, dia yang bawa motornya," jelas Dean pada sang kekasih, Renan pun menuruti perkataan pria itu.

"Nanti gua ke rumah lu buat nuker, gua isiin bensin juga," ujar Dean pada Felix.

"Santai-santai, hati-hati dah lu," balas Felix.

Setelahnya pria itu pergi membawa motor Dean dan kini Renan dan Dean sudah ada di dalam mobil yang Renan simpulkan adalah milik Felix.

"Ke klinik dulu ya, cek," ujar Dean datar, sedaritadi pria itu memang tidak berbicara sepatah kata pun padanya.

"Enggak usah, cuma keseleo dikit, diurut juga pasti sembuh," Dean tidak mengindahkan perkataan sang kekasih dan tetap memarkirkan mobilnya di sebuah klinik.

Renan pun mau tidak mau menurut dan mengikuti pemeriksaan, tidak ada hal serius selain pergelangan kaki Renan yang terkilir, dokter memberikan tips dan obat untuk menanganinya.

Sepanjang di klinik pun Dean tidak banyak berbicara padanya, sampai akhirnya mereka kembali ke dalam mobil dan Renan sudah tidak bisa membendung perasaannya yang mengganjal, pria itu tiba-tiba menangis sambil menatap ke luar jendela mobil.

Dean yang mendengar isakan sang kekasih langsung mengalihkan pandangannya kepada pria mungil itu, "Yang kamu nangis?" tanyanya dengan penuh kekhawatiran.

Tangis Renan semakin kencang dan membuat Dean panik, pria itu segera menepi untuk melihat keadaan sang kekasih.

"Sakit atau gimana?" tanyanya antara khawatir dan bingung.

Renan menggeleng sambil tetap menangis, "Maaf."

"Hey, hey, udah, kenapa minta maaf?" Dean melepas sabuk pengamannya dan mendekat ke arah sang kekasih, mencoba menenangkannya.

"Kamu marah," cicit Renan pelan di sela tangisnya.

Dean pun langsung memeluk sang kekasih setelah berhasil membuka sabuk pengaman Renan juga, "Aku gak marah sama kamu, aku cuma kesel aja sama diri sendiri kenapa ngasih kamu kunci motor, kamu jadi luka karna aku ngizinin aja."

Renan masih menangis dalam pelukan kekasihnya itu, "Tadi aku dimarahin sama orang, aku udah mau nangis, tapi aku tahan, eh pas lapor ke kamu, kamu juga malah marah, terus aku didiemin," ujarnya dengan diselingi isak tangis yang sulit berhenti.

"Aku sama sekali gak marah sama kamu, maaf kalau tadi perkataan aku kasar di chat, aku cuma panik sama khawatir takut kamu kenapa-napa, aku gak peduli motornya mau sampe ancur lebur juga gak apa-apa asal kamunya selamet," Dean menarik wajah Renan untuk menatapnya, "aku diem karna lagi ngerasa bersalah sama kamu, coba tadi gak aku kasih kuncinya, kamu pasti naik ojek online yang lebih aman kan, kamu tuh belum lancar bawa motor, makanya aku panik takutnya kamu parah tadi jatuhnya."

Renan mulai merasa sedikit tenang, tangisannya sedikit reda namun suara isakannya masih terdengar.

"Kamu foto gak tadi yang marahin kamu siapa? biar aku labrak orangnya," ujar Dean sambil mencoba menenangkan.

Renan menggeleng sambil memeluk Dean erat, mencoba mencari kenyamanan dalam pelukan kekasihnya itu.

Long Distance Partnership (Hyuckren Dongren Twitter Au)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang