#144

865 41 0
                                    

"Sumpah renan lama banget njir, kita mesen mcd dulu aja lah," gerutu Gisel yang merasa kelaparan menunggu Renan untuk datang ke apartemennya.

"Yaudah pesen aja, paling dia nugget sama mcflurry doang," jawab Jere sambil tetap fokus dengan ponselnya.

Gisel pun kini membuka aplikasi pesan-antar makanan sambil menyebutkan makanan yang dia masukan ke dalam keranjang pesanan.

"Udah kan lu itu doang? Tambah mcnugget sama mcflurry matcha buat Renan ya?" tanya Gisel lagi, untuk memastikan.

"Kata Renan mcnuggetnya yang 9, sama tambah big mac large minumnya ice coffee matcha," timpal Jere.

"Yakin itu dia bakal abis?" ragu Gisel karena temannya itu adalah orang dengan porsi makan yang tidak banyak.

"Tenang, ada gue yang abisin," ujar Jere.

Mereka pun kini fokus dengan ponsel masing-masing sambil menunggu Renan maupun makan malam mereka datang.

"By the way Jer, tentang ucapan lu waktu di Lembang kemaren, gua kayaknya paham deh maksudnya," ujar Gisel sambil menatap Jere dengan ekspresi konyol.

"Ucapan yang mana? Emang gua ngomong apa?" Jere terlihat tidak peduli dan tetap fokus dengan ponselnya.

"Lu selalu naksir cowok bego gak punya otak, gua tau siapa yang lu maksud."

Mendengar itu, Jere pun akhirnya mengalihkan pandangannya kepada sang sahabat, "Sotoy lo."

"Kak Rio nembak lu pas SMP kan, berarti itu pas lu lagi naksir sama Dean," ujar Gisel dengan santai dan penuh percaya diri.

Jere pun langsung membulatkan matanya, "Anjir sontoy banget, gak gila, gua gak pernah naksir Dean."

"Elah, sama gua mah gak usah boong, gua udah tau kok dari dulu lu naksir Dean, keliatan banget kali, lu tuh selalu utamain Dean dibanding yang lain, dan tingkah lu ke Dean tuh beda banget, gua gak sebego yang lain jadi gua bisa liat semuanya dengan jelas."

"Oke, iya, tapi itu udah lama banget ya, jadi jangan bahas lagi," kalah Jere, karna memang di antara mereka berlima Gisel memiliki tingkat kepekaan yang tinggi.

"Lama gimana, orang lu baru move one setelah Dean sama Renan resmi pacaran."

"Bacot anjing Cel," kesalnya, mengonfirmasi perkataan Gisel tersebut.

"Sumpah keliatan banget di mata gua, sikap lu ke Dean mulai berubah pas mereka mulai deket, lu kayak jaga jarak juga sama dia pas Renan putus sama mantannya soalnya Dean jadi mulai prioritasin Renan, bahkan lu yang biasanya berangkat sama pulang bareng Dean malah berujung sepedahan ke sekolah, bilangnya buat olahraga tapi aslinya cuma buat ngehindari Dean kan," jelas Gisel.

"Oke pertama-tama gua gak ngehindarin dia ya, gua sadar diri karna gua tau Dean gak mungkin tiba-tiba nolak bareng gua lagi demi bisa anter-jemput Renan, jadi gua yang ngalah duluan, terus perasaan gua ke Dean juga udah pudar kok, gua udah biasa aja ke dia, gua loh yang dulu yakinin Renan buat nembak Dean, itu karna gua udah move on," bela Jere.

"Yap yap, terserah," ucap Gisel tidak terlalu mempercayai perkataan sang sahabat.

"Ah sumpah gua jadi bete, untung Renan belom dateng," kesal Jere karena dia tidak menyangka Gisel mengetahui tentang perasaannya dulu kepada Dean.

"Dulu lu bisa ngeyakinin Renan buat gerak duluan, tapi kenapa lu gak ngeyakinin diri lu juga buat bergerak sekarang?" Gisel kembali berbicara.

"Hah? Maksudnya?"

"Lu juga tembak dong orang yang lu suka sekarang."

"Gak ada anjir, lu makin ngaco dah Cel," tangkal Jere, berpikir Gisel hanya asal berbicara.

"Udah lima bulan Yosi ngejomblo, rekor baru, mending gerak sebelum lu keduluan orang lagi."

"ANJING GISEL!"

Long Distance Partnership (Hyuckren Dongren Twitter Au)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang