#7 After

451 49 3
                                    

Yoongi menatap pantulan dirinya pada cermin, bayangan dirinya menggagahi jimin membuatnya sakit kepala. Yoongi menghela napas pelan, mau menyesal tapi sudah terjadi. Entah ekspresi apa yang akan dia berikan nanti pada Jimin. Intinya dia akan minta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Klek

Suara pintu mengalihkan perhatiannya, Yoongi melihat jimin yang sudah terbalut dengan bathrobe berjalan pelan dengan berpegangan pada benda disekitarnya. Yoongi segera menghampiri untuk bantu memapahnya.

Jimin tak menolak, ia justru senang atas perhatian yang diberikan untuknya. Kapan lagi kan diperlakukan se gentle ini oleh manusia kutub?

"Kenapa tidak memanggilku?"

"Gwenchana, aku bisa sendiri."

"Ayo, biar kukeringkan rambutmu."

"Terimakasih,"

Yoongi menuntun jimin kesofa, mengambil alih handuk kecil untuk menggosok rambutnya.

Keduanya diselimuti dalam keheningan canggung, meski begitu jimin terlihat menikmati momen dimana Yoongi merawatnya dengan lembut, ia senang saat sang alpha menyeka rambutnya atau secara tak sengaja menyentuh ujung telinganya.

"Maaf,"

"Ne?"

Jimin mendongak menatap sang alpha yang tengah menunduk menatapnya juga.

"Maaf untuk kejadian beberapa hari lalu." Ujar Yoongi menyesal, ia merasa bersalah pada jimin karena bertindak seperti hewan buas.

"Kenapa minta maaf? Sudah tugasku untuk merawatmu." Jawab jimin menenangkan

"Tetap saja,"

"Aku baik baik saja, lagipula bukankah sudah biasa? Aku malah terkejut melihatmu masih ada disini setelah mating berakhir."

Senyum manis terpatri dibibir tebal Jimin membuat mata kecilnya ikut tersenyum. Yoongi terpesona namun hanya sesaat karena setelahnya ia meringis melihat tanda gigitan dileher jimin, yang tepat berada dikelenjar omeganya. Yoongi ingat jika ia menggigitnya terlalu kuat bahkan jimin menangis kesakitan karenanya.

"Aku akan oleskan salep, tunggu sebentar."

Jimin dengan patuh menunggu, ia bersenandung kecil untuk mengekspresikan perasaannya yang berbunga. Meskipun alpha nya bertingkah aneh jimin tak ambil pusing, yang penting dirinya dan inner omeganya bahagia.

Yoongi kembali dengan sebuah salep luka ditangannya. Dengan lembut ia mengoles salep itu pada luka jimin lalu meniupnya pelan.

"Jimin-ah, boleh aku bertanya?" Pinta yoongi disela kegiatannya mengobati luka jimin.

"Tentu, apa itu?"

Yoongi menatap mata jimin dengan intens. Ada sesuatu yang mengganjal dihatinya dan dia ingin tau.

"Kenapa kau tidak pernah memanggilku Hyung?"

Jimin berkedip dengan wajah polos "Dulu pernah, tapi kau menamparku setelahnya. Makanya aku tidak berani lagi kecuali saat kau sedang rut."

Yoongi ingin menghajar dirinya sendiri, entah kejadian itu tidak penting atau bagaimana hal itu tak ada dalam ingatan suga. Bahkan ingatan tentang jimin sangat sedikit, memori suga hanya penuh dengan dirinya sendiri dan kihyun. Setaip hal yang menyangkut jimin terasa kabur dan tidak jelas.

"Be..benarkah? Aku lupa."

Jimin terkekeh, Yoongi menatapnya heran. "Tentu saja, aku ini kan tidak penting bagimu. "

Boleh saja jimin tertawa dan terlihat ceria tapi matanya berkata lain. Manik sendu itu menyimpan luka. Yoongi mengangguk, setidaknya ia harus memberikan kenangan manis untuk park jimin sebelum nanti lelaki manis ini tau kebenarannya.

Redeployment ; YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang