#13 To be Better

363 41 7
                                    

Jimin menatap yoongi terkejut atas lamarannya yang tiba-tiba. Meskipun ini bukan lamaran pernikahan tapi tetap saja, dirinya bukan suga. Apa yang harus jimin jawab? Dia baru saja kehilangan seseorang yang dia cintai. Meskipun yoongi hidup didalam diri suga tetap saja mereka adalah dua individu yang berbeda. Jimin menunduk, jarinya bertaut dengan erat.

"Mian, yoongi hyung.. Bisakah kau memberikanku waktu? Aku tidak menolakmu, hanya saja aku rasa aku perlu waktu untuk menenangkan diri setelah semua keadaan yang membingungkan ini."

Yoongi menarik tangan jimin, lalu menggenggam nya erat. "Aku mengerti, katakan padaku kapanpun kau siap. Aku akan mencoba membujuk tuan Min dan juga orang tua mu."

Jimin bernapas lega, Min yoongi dan Min suga benar-benar berbeda. Yoongi lebih dewasa secara emosional dibanding suga. Mungkin juga faktor umur lelaki itu yang sudah berkepala tiga, dan juga dia sudah menikah. Sungguh beruntung sekali orang disana yang menjadi pasangan Min Yoongi.

"Terimakasih, dan maafkan aku yoongi hyung."

"Aniya, kau tidak perlu meminta maaf."

Keduanya terdiam untuk waktu yang cukup lama. Yoongi masih menggenggam tangan jimin dan sesekali mengusapnya dengan lembut. Jimin membiarkan saja karena dia merasa nyaman dengan hal kecil itu.

"Jimin-ah, boleh aku memelukmu?"

"Eh?"

Keduanya berkedip lalu bereaksi dengan cepat. Wajah jimin memanas begitu juga dengan yoongi, bahkan lehernya juga ikut merona karena malu. Dia gelagapan seperti tikus yang tertangkap jebakan.

"Tidak! Maksudku kalau kau tidak mau aku tidak memaksa." Jelasnya dengan cepat takut jika jimin salah paham padanya. Yoongi hanya ingin sebuah pelukan untuk bersandar barang sejenak.

Jimin terkekeh lucu pada yoongi yang gelagapan, selama dia tinggal dengan suga lelaki itu tak pernah berekspresi lebih selain kesal jadi lucu melihatnya dalam keadaan panik dan malu seperti ini. Yah meskipun itu bukan suga.

"Kemarilah hyung," Pinta jimin dengan tangan yang terbuka lebar.

Ah, rasanya yoongi seperti pulang kerumah. Jiminnya akan selalu merentangkan tangan saat dia pulang bekerja. Terus bertanya tentang hari nya, apakah berjalan baik atau tidak. Saat yoongi berkata ada masalah jiminnya akan menyemangati lalu menghadiahi nya banyak kecupan dan diakhiri dengan hidangan makanan enak.

Tapi untuk kali ini hanya sebuah pelukan hangat yang yoongi butuhkan. Yoongi memeluk jimin erat seolah menyalurkan emosinya yang bercampur aduk. Bahu jimin bergetar, lelaki itu menangis tanpa suara. Yoongi mengusap punggungnya lembut sesekali dibarengi dengan tepukan halus. Yoongi mengerti jika jimin sedang terpukul pada kenyataan yang menghantamnya saat ini. Dia pasti sangat sedih karena kehilangan orang yang dia cintai, yoongi menegerti bagaimana rasanya itu.

Jimin seharusnya tak menangis, khususnya didepan yoongi karena lelaki itu pasti akan terbebani. Tapi jimin tak bisa menahanya, dia tak sekuat itu untuk menahan kesedihan karena kahilangan orang yang ia cintai. Jimin terisak pelan, pelukan yoongi terasa hangat dan feromon yang dikeluarkan pun membuat perasaan jimin berangsur membaik.

Cukup lama mereka berpelukan, bahkan yoongi bisa merasakan punggungnya yang pegal. Suara isakan jimin telah reda dan diganti dengan dengkuran halus tanda dia sudah tidur. Dengan pelan yoongi merebahkan jimin diranjangnya agar tidak terbangun, menarik selimut hingga dada untuk membuatnya tetap hangat. Yoongi mengambil beberapa lembar tisu lalu mengusap wajah jimin yang basah karena bekas air matanya.

Yoongi menatap lekat jimin. Jika Tuhan mengirimnya kesini bukankah ada tujuan dibalik itu? Jimin disini tidak bahagia, yoongi pun mati dengan cara yang mengenaskan. Apakah Tuhan berbaik hati atau justru menghukumnya? Entahlah, jima memang takdir sialan ini diberikan padanya untuk sebuah hukuman maka yoongi akan menjalaninya dengan lapang dada. Dia akan menerima kehidupan kedua ini dan membahagiakan Jimin dengan cara apapun. Memgeluh pun sudah tidak berguna, karena dia tetap harus hidup. Anggap saja semuanya adalah hadiah yang maha kuasa.

Redeployment ; YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang