9. Jungwon hilang

8 0 0
                                    

Kabar jungwon menghilang sudah menyebar ke seluruh warga demora. Hilangnya jungwon meninggalkan tanda tanya besar untuk warga. Para warga bertanya-tanya kemana hilangnya sang pangeran jungwon?. Bahkan ke enam saudara jungwon tutup mulut tentang menghilangnya dia, bukan cuma saudaranya saja yang tutup mulut tapi mereka yang tinggal di istana juga harus tutup mulut jika ada yang bertanya tentang hilangnya jungwon.

Warga menduga bahwa menghilangnya pangeran jungwon ada kaitanya dengan perempuan yang terdampar di pantai sebelah timur seminggu yang lalu, dimana sehari sebelum ia ditemukan ada insiden pembunuhan di wilayah perbatasan antara wilayah timur dan wilayah utara.

Warga jadi semakin yakin dan curiga terhadap perempuan asing itu bahwa dia adalah anak buah duzo, raja dari kerajaan inero.

Berita hilangnya sang pangeran juga sudah sampai di telinga zee. Zee merasa bersalah karena ia tahu jungwon menghilang sebab dirinya. Andai saja zee mengusir jungwon waktu itu pasti kejadiaanya tidak seperti ini. Jungwon tidak bersalah....

Sudah satu minggu semenjak hilangnya jungwon yang entah dimana, zee terus dihantui perasaan bersalah terhadapnya.

''ini semua salah gue'' zee menunduk pikiranya terus memikirkan jungwon.

prok prok prok

''lihat lah wajah murungnya entah sampai kapan dia akan terus berpura-pura''

Zee dikejutkan dengan suara tepuk tangan serta kehadiran ke enam pangeran.

''dimana jungwon?" tanya zee.

"woah hebat sekali kau bertanya seperti itu, padahal kau sendiri yang membuat jungwon terkena masalah" ucapnya sinis.

"sudahalah mengaku saja jika kau itu adalah anak buah duzo"

"maka semua ini akan segera berakhir"

"cih? segera berakhir katanya? yang bener saja!!"

"mereka pikir gue bakal percaya gitu aja? oya jelas tidak!"

"daripada berlama-lama meladeni perempuan ini, lebih baik kita segera pergi dari sini"

"nah bagus, pergi deh sono" zee mengusir mereka menggunakan tangannya. Ia sudah malas berurusan dengan mereka berenam.

→→→→

Zee menatap tidak selera makanan yang berada di depannya. Setelah keenam pangeran itu pergi, seorang pelayan kerajaan datang membawakan nampan berisi makanan.

"makanlah, jika kamu tidak memakan makananmu lagi setelah ini tidak ada yang akan memberimu makanan"

Ya, itu adalah ucapan terakhir yang pelayan itu lontarkan kepadanya. Karna tadi pagi ia tidak memakan sedikitpun makanan yang pelayan itu kasih.

Dengan malas, zee mengambil nampan itu dan mulai memakannya.

Zee terdiam sesaat, melihat nampan ini membuat dirinya berfikir apakah jungwon sudah makan? bagaimana kalau jungwon kelaparan?.

"hah" zee mengusap kasar wajahnya. Ia berharap jungwon mendapatkan makanan seperti dirinya.

→→→→

"Zee kau didalam?"

"Riu? itu kamu?"

Karena tempat itu cukup gelap, Zee tidak bisa melihat begitu jelas siapa yang datang menemuinya. Ia harus berjalan ke arah luar untuk memastikan siapa yang datang.

"haiii, Zee lama tidak bertemu" Riu senang sekali bisa melihat Zee lagi.

"kau dari mana? kenapa beberapa hari ini aku tidak melihatmu?"

"maafkan aku, selama beberapa hari yang lalu, ibu memintaku untuk mencari daun herbal yang hanya terdapat di wilayah selatan. Jadi beberapa hari itu aku berada di wilayah lain" jelasnya.

"tunggu...kenapa raut mukamu masam? apakah terjadi sesuatu?"

Entah ini hanya pemikirannya atau bukan, muka Zee sangat murung. Tidak ada raut bahagia atau ceria seperti biasanya.

"huftt, Jungwon hilang" ucapnya yang membuat Riu syok.

"hah? bagaimana bisa? apa yang sudah terjadi?" selama ia berada di wilayah lain, Riu sama sekali tidak menerima kabar apapun. Bahkan ia pikir kondisi demora baik-baik saja.

"ceritanya sangat panjang, ini semua salahku"

"tunggu. Salahmu? coba ceritakan bagaimana Jungwon bisa hilang. Aku tidak mengerti"

Dengan perasaan campur aduk, Zee menjelaskan semuanya kepada Riu. Ia menjelaskan semuanya secara detail, tanpa melewatkan satu kata pun.

"jadi gitu"

"kau serius? wah ini adalah kejadian yang sangat langka. Selama tinggal disini aku baru mendengar raja Zino membentak seseorang, terlebih lagi yang di bentak adalah seorang perempuan"

"apakah aku bisa mempercayai ucapanmu?"

"itu terserahmu. Aku tidak memaksamu untuk percaya kepadaku. Aku hanya menyampaikan apa yang terjadi saat itu"

"tapi...apakah kau mau menceritakan sesuatu tentang tempat ini? jujur saja selama berada di demora, aku tidak mengerti apa kesalahanku. Aku selalu dituduh ini dan itu, padahal aku tidak tahu apapun soal tempat ini"

"melihat raja Zino yang terlihat tidak suka terhadapku, membuatku selalu bertanya-tanya. Setidaknya aku harus tahu apa yang pernah terjadi di sini. Jika aku memang punya kesalahan sebelumnya, tolong jujur saja. Aku benar-benar tidak ingat apa yang telah terjadi denganku"

Riu mendengarkan setiap keluh kesah Zee selama ada disini. Ia juga sebenarnya kasian terhadapnya. Selama berada di dekat Zee, ia tidak merasakan adanya energi negatif. Justru setiap di dekat Zee, ia seperti ingin terus melindunginya.

"baiklah. Mungkin cerita ini akan sedikit panjang dan membosankan, tapi ku harap kau mau mendengarkannya sampai selesai" dengan senang hati Zee mendengarkan cerita Riu dari awal sampai akhir.

"seperti yang raja katakan kepadamu. Dahulu kala tempat ini bernama fana, yang artinya bisa hilang kapan saja. Dulu Kerajaan Inero dan Porter adalah wilayah yang sangat damai dan bersahabat. Entah siapa duluan yang mengibarkan bendera perang hingga membuat kedua tempat ini menjadi musuh, kami juga masih mempertanyakan soal ini. Namun ada yang bilang Kerajaan Inero lah yang mengibarkan bendera perang terlebih dahulu. Tapi itu masih belum pasti"

"selama di sini mungkin kau sadar bahwa sang ratu tidak pernah terlihat bahkan namanya tidak pernah dibicarakan atau disebutkan dalam acara apapun"

"iya juga ya? kok gue baru sadar kalo ratunya gada? bahkan batang hidungnya pun ga keliatan samsek"

"itu karena Ratu Yerl Azzora telah meninggal. Ratu sudah meninggal lebih dari sepuluh tahun. Dari berita yang beredar, Ratu meninggal karena ulah warga Inero. Mungkin itu juga menjadi alasan Raja Zino tidak suka padamu, ia mungkin berfikir bahwa kau adalah utusan Duzo dan ingin membuat tempat ini hancur dan menghilang"

"kau pasti sudah mendengarnya, jika prajurit penjaga telah meninggal. Alasan lain kau dicurigai juga karna mereka mengira kaulah yang telah membunuh prajurit itu. Tepat sehari sebelum kau di temukan, ada insiden pembunuhan di pesisir pantai di sebelah timur, tepatnya di area perbatasan"

"entah bagaimana kebenarannya, aku harap kau mengingat ini untuk berhati-hati. Ada perbedaan di antara warga Inero dan warga Demora, ralat semua wilayah disini punya perbedaan sendiri sendiri. Masing-masing wilayah ini memiliki tanda tersendiri sebagai ciri khas mereka. Seperti warga Inero, mereka memiliki tanda daun semanggi di bagian leher kanan mereka. Sedangkan warga Demora, mereka memiliki tanda matahari di leher sebelah kiri"

"tunggu....ga, ga mungkin" Riu membolak-balikkan tubuh Zee, ia melihat sesuatu yang tidak Zee punya.

Zee menatap aneh perilaku Riu terhadap dirinya.

"kenapa? ada yang salah ya?" ia menggaruk belakang kepalanya, ia bingung.

"apa yang sebenarnya terjadi? Zee tidak memilikinya. Jika mereka tahu maka habis sudah riwayat Zee. Diantara banyaknya wilayah, tidak ada satupun tanda yang Zee punya. Ini artinya Zee dalam bahaya"

"pilihanya hanya ada satu. Pilih mati atau bertahan hidup....itu saja...."

A Journey | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang