PROLOG

203 24 3
                                    

🍃 Sejauh apapun kita berlari, garis akhirnya adalah kematian 🍃

Tangan putih pucat dan kurus itu memungut sehelai daun jati yang terjatuh diatas gundukan makam yang masih merah didepannya.

Matanya menatap keatas, mencari darimana  asal daun jati itu, alih-alih dia memejamkan matanya, menahan terik silau matahari.

Langkah terakhir peziarah sudah berlalu berjam-jam yang lalu. Isak tangis Andara sudah mereda, lelap dalam dekapan hangatnya.

Matanya kosong menatap nama yang terukir diatas nisan kayu.

Haras Satya
Lahir : 20 Agustus 1978
Meninggal : 20 Oktober  2015

Bahkan Arin tidak sempat mencerna semua hal yang terjadi.

Kemarin siang, sepulang Arin mengantarkan semua baju-baju pesanan di toko-toko merchandise , Haras masih ada disisinya.

Arin ingat, siang itu Haras memanggilnya.

Memintanya memasak masakan kesukaannya : Terong bakar dengan sambal terasi, dan ikan bakar bumbu pedas.

Arin menurut.

Bahkan sempat meledek haris dengan mengatainya mengidam.

Dan Haras tertawa-tawa mendengarnya.

Lalu Haras, yang sudah bertahun-tahun memanjangkan rambutnya, meminta Arin untuk memotongnya dan merapikannya.

Arin awalnya menolak dan meminta Haras untuk pergi ke Barbershop didepan gang rumahnya, tapi Haras memaksanya untuk memotong dan merapikan dengan tangan Arin sendiri.

Arin masih mengingat hari kemarin, tawa Haras begitu bahagia ketika dia memaksa Arin mengakui ketampanannya.

Arin tertawa-tawa melihat kenarisan suaminya yang mengatakan bahwa ketampanannyalah yang membuat Arin sebagai kembang desa, mau menikahinya yang hanya seorang pekerja serabutan.

"Iyaaa, aku tergila-gila sama mas "

Haras tertawa puas.

Dan airmata Arin terjatuh.

Ingatan tawa bahagia Haras, membawa airmata Arin semakin deras, saat menyadari bahwa yang terbaring dibawah tanah didepannya, adalah Haras yang sudah meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Suami situkang jail yang membawa kebahagiaan pada Arindu walaupun keadaan ekonomi membuat Arin harus ikut berkerja keras untuk membuatnya menjadi lebih baik.

Arindu memukul dadanya yang terasa sangat sesak.

Menggigit sisi dalam mulutnya untuk menahan isak tangisnya.

Kemarin, Arin tidak sempat mencerna semuanya.

Arin hanya bisa bergerak dengan begitu cepat ketika mendapati Haras yang tergeletak jatuh di kamar mandi.

Arin membawanya ke rumah sakit.

Mengabarkan keadaan Haras kepada Kakak tertuanya dan juga Ibu mertuanya secepatnya.

Dan ketika semua selesai, Arin hanya sempat terduduk sebentar dengan tangan gemetar, ketika dokter datang dengan wajah suram, dan membawa kabar bahwa...

Haras telah tiada.

TBC

HILANG RINDU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang