🍃 Pada ujian yang berat, akan kau temui ketenangan daam kepasrahan pada Tuhan Yang Maha Segalanya 🍃
Selamat membaca 🍃
Sore itu Arindu merasa tubuhnya lemas. Kepalanya berputar, dan mual sekali.
Tadi dia sempat berhenti di bahu jalan dan memuntahkan sarapannya.
Sebetulnya dia tidak ingin ke konveksi, sebab badannya terasa sangat tidak enak.
Tapi hari ini gajian karyawan, kalau tertunda, Arindu merasa kasian. Arindu tau karyawannya sangat memerlukan uang gajian untuk keperluan hidup mereka.
Arindu pernah mengalaminya.
Jadi Arindu sebisa mungkin tidak pernah menunda gajian karyawannya, sebab usaha Arindu bisa semaju sekarang, juga sebab andil kerjasama dengan para karyawannya.
Sesudah gajian biasanya Arindu meneruskan kontrol ke beberapa bagian konveksi, tapi karena kondisinya betul-betul parah, akhirnya Arindu memaksakan pulang sesudah menenggak paracetamol.
"Nduk, Haras nggak masuk kerja ? Motornya ada sejak pagi"
Arindu terkejut dengan perkataan Amak yang sedang menemani Daro diruang tivi.
"Nanti aku liat kekamar, Mak. Aku minta kerok Amak boleh ?"
Wajah Amak berubah cemas
"Kamu sakit, Nduk ?"
"Mual sama pusing dari pagi, Mak. Masuk angin kayaknya "
"Nggak periksa saja ?"
"Coba dikerokin kayak biasanya saja dulu, Mak. Kalau enakan, nggak usah periksa. Kalau masih nggak enak badan, nanti Rin periksa"
"Ibu sakit ?"
Daro menoleh kearah Ibunya.
"Cuma nggak enak badan sedikit, Sayang. Nanti dikerok Amak sama tiduran sebentar insyaAllah Ibu baikan. Daro bisa main sendiri dulu ? Ibu pinjam Amak buat kerokin Ibu boleh ?"
Daro mengangguk.
***
"Rin ? Tumben udah pulang "
Arindu tersenyum. Badannya masih lemas dan mual masih mengaduk-aduk perutnya.
"Mas kok udah pulang ? Tadi ga kerja atau gimana ?"
"Kerja, Rin. Cuma langsung pulang "
"Mas sakit ?"
"Enggak, mas sengaja pulang cepet "
Arindu terduduk, memijit keningnya yang masih terasa pening.
Haras mendekati Arindu dan memijit pelan kening Arindu.
"Sakit ? Pusing ?"
Arindu mengangguk pelan.
Sejujurnya mendapati perhatian Haras sesudah sekian lama hidup dengan kegiatan sendiri-sendiri adalah suatu hal yang agak asing buat Arindu.
"Yasudah kamu tiduran aja "
"Mas sudah makan ?"
Haras menggeleng.
"Mau aku bikinin sesuatu ? Maaf tadi aku nggak masak, Mas "
"Kamu sakit " gumam Haras, ragu-ragu.
Arindu tertawa pelan.
"Pusing dikit, tapi kalau cuma bikinin kamu pecak terong ya aku bisa "
"Ga tau, aku pengin banget dimasakin sama kamu, Rin"
KAMU SEDANG MEMBACA
HILANG RINDU
RomanceIni cerita tentang Haras dan Arindu. Ditengah kesulitan ekonomi yang menghimpit, Arindu harus mengencangkan pinggang dan bekerja jauh lebih keras, saat tiba-tiba Haras meninggalkannya berserta kedua anaknya, untuk selama-lamanya. Tidak hanya kenyata...