🍃 Mati tidak harus muda dan sakit. Ajal tiba tidak harus ketika tua. Persiapan apa yang kita buat untuk bekal ke negri abadi disana ?🍃
Selamat membaca 🍃
"Rin ?"
Arindu menutup kembali pintu mobilnya.
"Dalem ( saya ), Mas ?"
Wajah Haras pagi ini nampak ceria. Matanya cerah.
"Eum, kamu nanti pulang jam berapa ?"
"Habis dari konveksi langsung ngedar baju, Mas. Mungkin sekitar jam 4. Kenapa, Mas ?"
"Ya sudah aku tunggu jam 4 dirumah. Kamu nggak akan kemana-mana lagi ?"
Arindu menggeleng.
"Ya sudah sana kalau mau berangkat !"
Haras tertawa melihat Arindu terpaku didepannya.
Arindu tergeragap dan segera membuka pintu mobil.
Menyalakan mesin dan melaju membelah kota Denpasar yang sangat terik meskipun baru jam 9 pagi.
Meninggalkan Haras yang masih tersenyum, menatap kepergian istrinya.
***
"Temeni nyari barang yuk, ke Galeria !"
Nani membantu Arindu menaikkan beberapa ikatan baju-baju ke dalam bagasi city car hitam Arindu.
Arindu menggeleng.
"Nggak bisa, Nan. Haras nunggu aku pulang "
"He ? Siapa ?"
Arindu tidak tahan untuk tidak menoyor kepala sahabatnya itu, membuat Nani menggerutu.
"Ya siapa yang nggak kaget, coba. Tumbenan nunggu pulang segala. Nganggur lagi doi ? Jam segitu udah nongkrong aja dirumah"
"Nggak tau"
"Pernah mikir nggak sih, Rin. Kalau Haras itu jadi oleng nggak jelas kayak gitu sebab punya cewek simpenan ?"
Arindu jelas melotot.
"Nggak lah !"
Nani berdecak sambil menyandarkan badannya ke mobil.
"Yakin banget. Namanya juga cowok lhoh, Rin. Danu aja sampai bikin aku shock saking nggak ketebaknya. Nggak ada tanda-tanda malahan kalau punya simpenan"
"Ya logika aja sih, Nan. Haras gajinya berapa ? Ngempanain anak bini aja jarang, apalagi mau nyimpen simpenan. Yang ada cewek tu milih yang tajir !"
"Eits, tapi Haras kan ganteng banget, Rin. Bisa jadi modal selingkuh "
"Ganteng kalau kere juga siapa yang mau minat sih, Nan. Cewek mana yang mau ?"
"Kamu ! Hahahaha !"
Arindu mendelik malas.
Sejak diselingkuhi Danu dan berakhir dengan perpisahan dua sahabatnya itu, Nina selalu mengaitkan segala hal dengan perselingkuhan.
Sampai membuat Arindu jengkel bukan main.
Tapi Arindu berusaha sabar, mengingat belum setahun kejadian dramatis itu berlalu.
***
"Assalamualaikum !"
"Wa'alaikumussalam"
Arindu tercenung melihat Haras sedang duduk bersebelahan dengan Daro di sofa hitam didepan tivi.
Pemandangan langka.
"Sana salim dulu sama Ibu"
Ah, Iya. Bahkan Daro tidak menubruknya seperti biasa ketika melihat Arindu pulang kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
HILANG RINDU
RomanceIni cerita tentang Haras dan Arindu. Ditengah kesulitan ekonomi yang menghimpit, Arindu harus mengencangkan pinggang dan bekerja jauh lebih keras, saat tiba-tiba Haras meninggalkannya berserta kedua anaknya, untuk selama-lamanya. Tidak hanya kenyata...