🍃Hope, can't be stolen - Harapan tidak bisa dicuri-🍃Hari itu hujan mengguyur sejak pagi.
Entah berapa kali Arindu menoleh kearah pagar bambu , yang berjarak 100 meter dari pintu rumah kayu besar yang selama ini dia huni, dimana Ibuk sibuk hilir mudik meletakkan sesuatu diatas meja.
Aroma apem tape beras menguar, ditingkahi celotehan Ibuk yang nampak sama antusiasnya dengan Arindu, menunggu kedatangan Haras, sesudah 3 tahun merantau ke Kalimantan.
Haras anak bungsu, yang sangat disayang oleh Ibuk, dan juga Mbak Ambar, kakak sulungnya.
Bukan hal mudah buat Arin dan keluarga melepas Haras merantau sejauh itu.
Tapi keadaan di kotanya tidak memungkinkan untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang bisa mencukupi kehidupan mereka.
Apalagi Haras dan Arindu baru saja menikah.
Yang tentu saja menginginkan hidup yang lebih mandiri.
Tapi untunglah, Haras yang mantan bajingan tengik kampung itu sangat beruntung bisa mendapatkan Arindu sebagai istrinya.
Tidak hanya parasnya yang cantik, tapi hati Arindu memang seelok wajahnya.
Arindu merawat dan mengabdikan diri kepada Ibuk mertuanya selayaknya kepada orangtuanya sendiri.
Seorang gadis desa yang masih memegang adat dan adab kepada orangtua.Walaupun Ibuk terkenal sebagai orangtua yang sangat rewel dan banyak aturan, tapi Arindu sangat menyayanginya dan menganggapnya biasa, karena siklus orang yang sudah tua memang seperti itu.
"Assalamualaikum ! "
"Alaikumsalammmm..ya Allah ..Ngger, anakkuu.."
Suara heboh Ibuk menggelegar memenuhi sudut rumah, diikuti isak tangisnya yang teredam dalam dada sosok tinggi besar didepan Arindu.
Harasnya telah kembali.
Mereka saling tatap.
Arindu mengerti tentang rindu yang mereka miliki, walaupun raga Haras masih dalam pelukan Ibuk.
Haras mengusap pelan punggung Ibuk, lalu dengan perlahan melepas pelukan Ibuk.Tersenyum lebar kearah Arindu, mengulurkan tangannya.
"Mas.."
Mencium tangan Haras yang terasa kasar dalam genggamannya, tiba-tiba hati Arindu membuncah oleh rasa haru.
Tangan inilah yang sekuat tenaga bertanggung jawab menanggung hidup Arindu, didunia dan nanti di akhirat sana.
"Ikan bakarnya ndak ada, Mas. Rin bikinkan ingkung, tadi simbok'e nyembeleh ayamnya dibantu sama paklek Pri"
Haras mengangguk, lalu duduk dikursi kayu tua yang sudah ada sejak mbah buyutnya.
Ibuk dengan antusias menyodorkan pelas jagung kesukaan Haras, yang segera melahapnya dengan ditingkahi ocehan Arindu dan Ibuk.
Hari itu mereka sangat bahagia.
"Mas. Bangun..udah subuh "
Haras menggeliat sebentar, lalu kembali mendengkur keras.
"Mas..subuh !"
Arindu menghela nafas berat.
Perubahan yang sudah disadari Arindu sejak Haras pulang dari Kalimantan, Haras jadi susah sekali menjalankan ibadah kewajibannya.
Utamanya subuh seperti ini, sampai hampir menangis Arindu mencoba membangunkan Haras setiap hari, tapi berakhir dengan kegagalan dan dengkuran Haras yang semakin keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
HILANG RINDU
RomanceIni cerita tentang Haras dan Arindu. Ditengah kesulitan ekonomi yang menghimpit, Arindu harus mengencangkan pinggang dan bekerja jauh lebih keras, saat tiba-tiba Haras meninggalkannya berserta kedua anaknya, untuk selama-lamanya. Tidak hanya kenyata...