CHAPTER 19- DUA KALI YA, RINDU

181 14 0
                                    


🍃 Pada akhirnya, takdir Allah adalah yang terbaik, meskipun kadang perlu banyak airmata untuk menerimanya 🍃

Selamat membaca 🍃

"Keren, ih !"

"Ck ! Udah sih, Nan."

"Aku ga ngomong apa-apa loh !"

"Barusan emang siapa yang ngomong ? Syaiton ?!"

Nani tertawa ngakak.

Beberapa pasang mata memandang mereka dengan heran.

Arindu dengan cepat menyikut Nani, memberi kode dengan melotot supaya cewek menyebalkan ini diam dan tidak menyita perhatian.

Demi Tuhan, ini masih area Pengadilan Agama !

Semua orang berwajah suram, hanya mereka : Nani maksudnya, yang tertawa-tawa.

Memasuki mobil merah kesayangan Arindu, Nani masih saja tertawa-tawa sambil menyolek-nyolek pinggang Arindu, titik geli yang sangat dibenci Arindu. Membuatnya teriak-teriak minta ampun pada sahabatnya yang tingkahnya bak bocil kurang kasih sayang itu !

"Jandanya dua kali, jalur khusus, tapi persis sama. Spesialis laki-laki mokondo, yeaaaaa !"

Nani mengaduh keras ketika tanpa bisa ditahan, Arindu menempeleng pelan kepalanya.

"Ck. Mau bilang sial juga ga boleh, ye kan ? Yang  baik itu bilang Qadarullah " keluh Arindu, menumpukan kepalanya ke dashboard mobil.

Kepalanya menyentuh pajangan  Upin-Ipin didepannya, membuat kepala gundul mereka bergoyang-goyang lucu.

Dengan sisa tawa, Nani mengelus kepala sahabatnya itu.

"Yaaa, seenggaknya kan kamu udah bisa lepas dari laki-laki toxic itu. Ga kelamaan goblog kayak waktu sama Haras. Mana udah ditanem di tanah baru ketahuan "  Nani nyengir.

Arindu melirik sinis yg dibalas ketawa ngakak oleh Nani.

Waktu berlalu.

Bukan Nani yang sedang memegang akta cerai, tapi Arindu.

Iya. Arindu.

6 tahun sejak kepergian Haras, Arindu perlahan pulih dan kembali membuka hati.

Teman sekampung, mantan cinta monyet Arindu yang terlalu gigih mendekatinya dan anak-anak.

Andara, yang belum pernah mengenal sosok Ayah dalam hidupnya, segera jatuh hati pada sosok Fadly yang kebapakan.

"Jelas kebapakan, emang umurnya udah Bapak-Bapak, cuman statusnya doang yang bujang lapuk "

Saat itu Nani masih ragu-ragu dengan sosok Fadly. Dia selalu mengompori Arindu untuk menolah perjaka tua - yang sialnya berwajah tampan itu - . Mereka memang teman SMP, tapi itu kan 20 tahun yang lalu. Atau lebih.

Nani dan Arindu tidak mengenal Fadly versi dewasa.

Walaupun tetangga dan saudara-saudaranya merekomendasikan Fadly sebagai warga dan pemuda yang baik, tapi Nani sudah terlanjur skeptis dengan mahluk bernama laki-laki.

Dimana Arindu bertemu dengan mantan cinta monyetnya itu ?

Arindu kembali ke kampung halamannya.
Dia menjual semua aset di Bali dan membeli tanah yang cukup luas di kampung.

Rejeki Arindu memang selalu bagus.

Tidak lama Arindu membeli tanah itu, tepat di depan tanahnya, dibangun gedung SMP Negri 2 Kecamatan. Arindu membuka warung nasi rames, yang laris dibeli oleh tukang yang sedang membangun sekolah.

Melihat potensi didepannya, Arindu tidak kehilangan akal. Dia tidak membangun rumah mewah. Dibangunnya 1 kamar untuknya dan Andara , lalu 1 buah toko , dan dibelakangnya dibuat pekarangan kosong dengan atap kanopi, untuk persiapan parkir berbayar calon sekolah didepannya.

Didepan rumah, dia juga menjual pom bensin mini. Chiller transparan berjejer untuk minuman prasmanan, sangat cocok untuk hawa dikampungnya yang cukup panas.

Sisa lahan di samping kanan dan kiri, Arindu pekerjakan 2 orang petani di desanya untuk menanam buah Naga yang sedang digencarkan oleh pemerintah daerah di tanah sekitar kabupaten.

Lihatlah wanita tangguh dan banyak ide ini.
Akalnya selalu cerdik untuk melihat dan memanfaatkan peluang disekitarnya.

Jiwanya ulet dan tangguh untuk terus mencoba hal-hal baru.

Lalu Fadly datang dengan tangan yang sangat ringan membantu semua proses pindahan Arindu.

Daro, yang saat itu sudah SD, sangat tidak menyukai Fadly. Jiwanya menjadi pemberontak, tidak menyetujui keputusan Ibunya untuk pindah ke kampung, dan tidak menyetujui hubungan Ibunya dengan laki-laki itu.

Akhirnya dengan berat hati Arindu menyetujui Daro memilih ikut Maharani, sepupu Andaro yang tinggal di Bandung. Karena Andaro bersikeras tidak mau tinggal di kampung dan dengan emosi meluap-luap selalu menyalahkan semua keadaan.

Atas saran Maharani, Andara akhirnya menyetujuinya. Ada banyak hal yang harus dipulihkan, bukan hanya Arindu, tapi juga Andaro.

Maharani dengan senang hati menerima sepupu kecilnya itu untuk tinggal bersamanya, sebab usia Andaro hampir sama dengan Alfian, anak sulungnya ( Novel RANI PERGI )

Dan Andara akhirnya meniti kembali hidupnya, hanya bersama dengan Andara dan Amak, yang dengan setia mengikutinya.

TBC 💐

HILANG RINDU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang