Eh, kau pernah mendengar wanita berjilbab itu berbicara, tidak?"
"Tentu saja pernah! Toh, aku duduk di kelas yang sama dengannya,"
"Apa kau tidak terganggu dengan cara berbicaranya?"
"Menurutku, logatnya lucu. Setengah mati aku menahan tawa setiap kali dia berbicara,"
Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh ke tanah juga. Sekecil-kecilnya suara percakapan kedua gadis itu tetap terdengar oleh orang yang sedang mereka bicarakan.
la tampak anggun ketika berjalan dengan gamis hijau pudar dan jilbab hijau kalem. Tapi haters tak tergiur untuk mengamati kecantikan tersebut.
"Wahai kawan-kawan, apa yang kelakar sangat ini?"
"Kau-Siti! Kupingmu jeli juga ya! Kau mendengar semua percakapan kami tadi 'kan? Jadi untuk apa aku menceritakan ulang padamu?"
"Kau tau tak apa yang para pemuda itu cakap? Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Cuma logat saya sahaja yang berbeda, tapi bahasa saya masih bahasa Indonesia. Aceh juga masih sebahagian dari Indonesia 'kan?"
Benar apa yang dikatakan Siti. Tak ada salahnya jika kita berbeda karena yang dibutuhkan adalah sikap saling
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi cerpen
Short StoryAntologi cerpen karya siswa/siswi ekstrakurikuler Reka-Pustaka SMAN4 Sukabumi "Jangan biarkan kata-kata terperangkap dalam pikiran. Biarkan mereka terbang bebas melalui tulisan. " @rekapustakasmanpat