9. Hari guru; DIA PELITAKU [M. Fasha Eka]

6 0 0
                                    

Lagi-lagi nilai matematikaku buruk aku sudah tidak sanggup lagi. Trigonometri, Sin, Cos, Tan, bangun ruang, Aljabar, Vektor, Matrix, Linear, Limit, apalah itu semua. Aku sama sekali tidak mengerti mengapa harus ada matematika di dunia ini. Siapa sih yang menciptakan matematika?

"Lagi-lagi Ra... kamu dapat nilai yang cukup untuk tetap di kelas sebelah," Ucap Miss Selena sambil menyodorkan kertas berisikan nilai merah di atas kertas itu, Miss Selena menghembuskan nafas panjang.

Aku tidak percaya nilaiku begitu bagus, seperti anak SD yang langsung diajarkan materi kalkulus. Aku tertunduk mendengar ocehan Miss Selena selama berjam-jam lamanya. Kemudian dia mengambil pulpennya dan mulai menulis, dan Miss Selena mengatakan sesuatu.

"Serius Miss?" 

"Ya, tentu saja. Sesudah pulang sekolah, kamu temui Miss di kelas 12 IPA 5 ya,"

"Baik Miss," kataku, menurut.

Sorenya sesudah pulang sekolah, aku berjalan menelusuri lorong. Aku tiba di depan kelas 12 IPA 5, dengan sedikit gugup aku membuka pintu. Saat aku masuk ternyata bukan hanya aku saja di dalam kelas ini, ternyata mereka dari kelas lain yang juga di ikut kelas tambahan bersama Miss Selena. Di sana Miss Selena mengajar sampai jam empat sore, tapi kami tidak lelah kami senang belajar di kelas tambahan.

Sampai hari itu tiba, hari di mana PTS dimulai dan tibalah ujian pelajaran matematika. Aku yang mengingat semua ajaran Miss Selena dapat mengerjakan soal itu dengan mudah. Rumus-rumus yang tidak aku mengerti kini menjadi mudah, aku bahkan berhasil mengalahkan si raja matematika di kelasku.

Dan inilah yang aku tunggu-tunggu, hari di mana hasil ujian diberikan. Aku terkejut. Tak menyangka nilai matematikaku cukup memuaskan, delapan puluh lima. Memang sih nilaiku tidak seperti si raja matematika kelasku yang mendapat nilai sempurna. Tapi aku puas dengan nilaiku, karena berhasil mengerjakan soalku dengan jujur dan tepat. Itu semua karena Miss Selena, dia mengajar kami semua dengan ikhlas, dan tekun. Dialah pelitaku, aku tidak akan melupakan jasamu.

Selamat Hari guru.


END

Antologi cerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang