Minggu lalu, guruku bertanya pada murid-murid ajarannya, apa itu hidup menurut kalian?" Pertanyaan sederhana tersebut kemudian dijadikan sebuah pekerjaan menggantikan tugas rumah Bahasa Indonesia yang tak satu pun dari kami sekelas mengingatnya.
Di atas folio yang sengaja dibagikan tersebut, aku menulis sudut pandangku tentang hidup dengan sebuah perumpamaan. Kemudian guru itu menyebut namaku setelah semua hasil tulisan terkumpul sebagai perwakilan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja.
"Menurutku, hidup bisa disamakan dengan salah satu perlombaan pada hari kemerdekaan, balap karung. Setiap kali kita jatuh, topeng baik-baik saja akan terpasang meski sebetulnya beberapa bagian dalam diri merasa sesuatu menyakitkan.
Dan dalam proses melewati berbagai cobaan tersebut, kulit kita perih sebab bergesek kan dengan permukaan kasar karung goni. Tapi menyerah secepat itu tak memiliki arti apa pun, justru cacianlah yang akan di dapat Jadi jangan lupa untuk kembali bangkit dengan perisai aku baik-baik saja karena hanya mereka yang sabar dan tangguh akan mendapat kebahagiaan pada akhirnya.
Dan gerakan melompat sepanjang perlombaan menurutku adalah bagaimana kita melalui kehidupan di antara banyaknya orang. Sebagian besar pasti akan lebih nyaman berada di zona aman. Setiap kali hendak melompat, kau harus memerhatikan di mana kaki itu akan mendarat. Karena jika kita tak sengaja menginjak sebuah batu, maka rasa ngilu yang kemudian didapat.
Di sinilah aku sekarang, tepat satu minggu setelah mempresentasikan hasil berpikir dadakan itu. Satu minggu setelah aku mendapat riuh tepuk tangan dari para siswa di kelas. Dan satu minggu setelah melawan rasa malu untuk berbicara di depan puluhan pasang mata tanpa persiapan.
Kedua tanganku menggenggam sebuah benda berbentuk persegi dengan sisa binar bangga yang masih bisa kurasakan. Membuka karton pembungkus dari sebuah tempat makan berwarna oranye yang berhasil menjadi milikku setelah menjadi yang pertama dari perlombaan balap karung di sekolah mewakili
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi cerpen
Truyện NgắnAntologi cerpen karya siswa/siswi ekstrakurikuler Reka-Pustaka SMAN4 Sukabumi "Jangan biarkan kata-kata terperangkap dalam pikiran. Biarkan mereka terbang bebas melalui tulisan. " @rekapustakasmanpat