Afgan adalah seorang pria yang hidup dalam kemiskinan di sebuah desa kecil. Dia bekerja keras setiap hari di ladang, tetapi hasil panennya seringkali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Afgan selalu merasa ada sesuatu yang hilang dalam...
Setelah berbicara dan berbagi foto-foto masa kecil, adik perempuan Yuni memutuskan untuk pergi. "Kakak, aku harus pergi sekarang. Ada beberapa hal yang perlu aku lakukan," kata adiknya, berdiri dari tempat duduknya.
Yuni mengangguk dan tersenyum, "Baiklah, adikku. Terima kasih sudah datang dan berbagi banyak hal denganku. Aku senang bisa menghabiskan waktu bersamamu."
Adiknya juga tersenyum, merasa berterima kasih atas waktu yang mereka habiskan bersama. Mereka berdua kemudian berpamitan, dan adiknya pergi, meninggalkan Yuni sendirian dengan pikirannya.
Setelah adiknya pergi, Yuni kembali ke kamarnya. Dia duduk di tempat tidurnya, mengenakan kaos putih dan celana pendek . Dia merasa sangat santai dan nyaman.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Ilustrasi Yuni) Yuni kemudian melanjutkan untuk merenung, memikirkan semua yang telah terjadi. Dia merasa sangat bersemangat untuk masa depannya.
Saat duduk di kamarnya, Yuni tiba-tiba teringat sesuatu. Dia ingat bahwa beberapa waktu yang lalu, dia memohon kepada bintang jatuh untuk kehidupan yang berbeda.
"Ah, jadi itu," kata Yuni dalam hati, tersenyum. "Mungkin ini adalah jawaban dari permohonanku."
Yuni memang merasa sedikit bingung. Dia memang memohon kehidupan yang berbeda, tetapi dia berharap menjadi orang yang kaya raya, bukan berubah menjadi perempuan. Namun, dia juga merasa bahwa perubahan ini mungkin adalah apa yang sebenarnya dia butuhkan.
"Mungkin ini adalah cara alam semesta memberitahuku bahwa uang bukanlah segalanya," pikir Yuni, merenung. "Mungkin yang sebenarnya aku butuhkan adalah hidup sebagai seorang wanita"
Yuni merenung sejenak, mencoba memahami semua yang telah terjadi. "Ya sudahlah, jika memang aku sejak lahir adalah perempuan, mungkin ini adalah cara alam semesta merubah takdirku," pikir Yuni, merasa lega.
"Jadi, semua yang aku ingat itu nyata, bukan khayalan," pikir Yuni, merasa bingung
Dia memahami bahwa semua pengalamannya sebagai laki-laki adalah bagian dari hidupnya, dan dia menerima itu.
Setelah merenung sejenak, Yuni memutuskan untuk mandi. Dia berdiri dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.
"Mungkin mandi akan membuatku merasa lebih baik," pikir Yuni, merasa bersemangat. Dia kemudian menghabiskan beberapa waktu di kamar mandi, merasa sangat santai dan nyaman.
Saat didalam kamar mandi Yuni mencoba melihat bagian-bagian tubuh nya. "Ya ampun kok aku jadi sange ngelihat badan sendiri" ucap Yuni didalam hatinya, Yuni yang sebelumnya seorang laki-laki belum terbiasa melihat tubuh nya karena dia laki-laki tulen sebelumnya tentu saja melihat tubuh wanita membuat nya sange.
"Aku pegang payudara ku lagi gpp kali ya" Yuni mulai kembali memainkan payudara nya terus menerus memainkan puting nya, "Ahkkkhhh..ahhh..enak banget sumpah"merasakan sensasi yang belum pernah dia rasakan kali Yuni(Afgan) sudah mulai kesadaran bahwa dia sebelumnya seorang laki-laki,
"Jadi penasaran nih masukin jari ke vagina gua"bagian bahwa Yuni nampak mulai basah,Yuni dengan perasaan tegang dengan perlahan memasukan jari tengah nya.
"Ahkkhh...ahhh.. en..nak.. banget rasanya lebih enak colmek teryanta dari pada coli" Yuni(Afgan) benar-benar hilang kendali, mulai mempercepat permainan jarinya.
"Gila..klo..lebih.cepat sensasi keseluruh badan gua ngerasain" Yuni(Afgan) mulai merasakan suatu sensasi seperti mau pipis.
"Aduh kayaknya ada yang mau keluar nih' tak lama kemudian Yuni(Afgan) mengeluarkan cairan kewanitaannya yang memenuhi tangannya.
"Ih gua muncrat dong, tpi ini apa ya kayak sperma tapi kayaknya ini bukan sperma deh, gua jilatin ah" Yuni(Afgan) menjilati cairan yang keluar dari vaginanya "Hmm rasanya enak ya"tiba-tiba Yuni teringat bahwa dia seorang laki-laki "ya ampun apa yang gua lakuin, gak mungkin gua udah Nerima tubuh gua sekarang"Yuni nampaknya bingung kenapa dia bisa seperti itu.
Setelah selesai mandi, Yuni kembali ke kamarnya dan mulai memikirkan pakaian apa yang harus dia kenakan untuk pergi bekerja. Dia membuka lemari pakaiannya dan mulai mencari pakaian yang tepat.
"Harusnya aku memakai pakaian yang profesional tapi juga nyaman," pikir Yuni, mencoba memilih pakaian yang tepat. Dia kemudian memilih sebuah blus dan rok tidak lupa pakai sepatu berwarna putih yang terlihat profesional tapi juga nyaman untuk di pakai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Ilustrasi Yuni)
Ya setelah menjadi wanita Yuni mencari pekerjaan yang baru untuk nya mengingat tubuh nya tidak sekuat dulu.
Yuni memesan ojek online untuk mengantarnya sampai di kantor setelah beberapa lama perjalanan dengan menggunakan ojek, seorang ajudan menghampiri Yuni. "Selamat pagi, Yuni," kata ajudan tersebut, suaranya ramah. "Selamat datang di kantor. Kami sangat senang Anda bisa bergabung dengan kami."
Yuni merasa sangat senang mendengar sambutan hangat tersebut. "Terima kasih banyak," kata Yuni, tersenyum. "Saya juga sangat senang bisa bergabung dengan Anda semua."
Setelah itu, Yuni mulai hari kerjanya, merasa sangat bersemanga walaupun sedikit gugup