Setelah Yuni dan rasya selesai makan malam bersama,
Rasya mengajak Yuni nonton anime movie terbaru dibioskop
"Yun, habis ini kita nonton anime ya kan kamu suka al"tanya Rasya ke Yuni
"Hmm anime apa"jawab Yuni yang mulutnya penuh makanan. Hal itu membuat wajah Yuni sangat lucu Dimata rasya karena pipi Yuni jadi bulat dan benar benar tingkah nya membuat Rasya menjadi jatuh hati "walaupun dia aneh agak geser dikit otaknya tetap lucu ya" ungkap Rasya dalam hatinya."Ku rasa kita akan menonton anime yang baru rilis"kata Rasya sembari tersenyum
"Baik aku setuju" kata Yuni dengan penuh semangat.
Setelah beberapa menit direstoran tersebut akhirnya mereka selesai makan bersama dan kembali kedalam mobil.
"Oh iya Yuni apa kmu punya seorang kekasih"tanya Rasya yg sedang menyetir mobil untuk pergi ke bioskop,
"Tidak, aku tidak punya kekasih, tapi dulu aku pernah suka dengan seseorang" Yuni menjawab sambil mengingat masa lalunya yang pernah suka dengan seseorang, tpi iya begitu lah seseorang yg dimaksud Yuni adalah sosok wanita idaman sewaktu masih ber sekolah SMA.
Rasya pun sepontan bertanya "memang nya setampan apa dia" didalam pikiran Rasya seseorang yang di sukai Yuni pasti pria yang begitu tampan dan menawan.
Yuni hanya diam dan tidak fokus mendengar kan pertanyaan Rasya karena dia sedang bermain game online kesukaannya, bisa dibilang Yuni orang yang sangat kecanduan game bahkan dimana pun Duduk
Dia selalu membuka hp nya untuk bermain game sambil berak ke WC pun dia bermain game."Yuni kamu suka banget main game ya"tanya Rasya
"Diam njink gua lagi fokus ini kondisi tim lagi kalah"tak lama kemudian terdengar suara defeat dari hp Yuni, Rasya pun melihat hasil pertandingan dan disitu kda Yuni yg terburuk.
Rasya pun tertawa dan mengejek "hahaha, ya ampun kmu payah banget main nya tpi tetap aj maksa main walaupun skil pas-pasan".
"Apa sih loh bisa diam gak sih"Yuni pun marah dan mencubit-cubi bahu nya Rasya" disitu tanpa sadar Yuni sudah mulai kehilangan dirinya yang sebenarnya apakah Yuni akan tetap ingat dengan dirinya?
Tak terasa akhirnya mereka berdua sampai dibioskop dan mereka berdua turun dari mobil saat sedang berjalan rasya mencoba mengengam tangan Yuni tapi perasaan rasa sangat cangung membuat dirinya tidak berani mengengam tangan Yuni, saat itu Yuni sadar bahwa rasa berusaha ingin mengengam tangan nya Yuni pun langsung meraih tangan Rasya dan mengengam, detak jantung Rasya seketika berdebar sangat kencang seakan-akan bisa terdengar orang lain,
Yuni yang mengengam tangan Rasya merasakan tubuh Rasya gemetaran.
"Loh gak apa-apa kan"tanya Yuni yang heran
Kemudian Yuni mengecek kening Rasya dengan tangannya, Yuni merasakan dingin ditubuhnya Rasya, bisa dibilang Rasya saat ini keringat dingin
"Hei Gua serius nanya loh gak demam kan " saat itu Yuni sangat panik tubuh Rasya semakin gemetar saat Yuni menempelkan kepala nya ke dada rasya untuk mengecek detak jantungnya."Aduh nih orang kencang banget dah detak jantung nya apa dia sakit hati kali, yaudah deh gk jadi nonton aj"gumam Yuni dalam hatinya
Rasya yang saat ini terdiam berkata dalam hatinya"plis dong jangan terlalu nempel ngapa" bisa dibilang Yuni masih menempel kan kepala ke dada nya Rasya, akhirnya Yuni pun melepaskan genggaman tangannya dan berkata "jadi gak kita nonton kok dari tadi Diam doang udah didepan tempat beli tiket nih"
"Pak tolong dua tiket nya ya"akhirnya pun Rasya membeli tiket dan masuk kedalam , setelah beberapa jam menonton akhirnya mereka keluar Rasya pun segera memberikan surat cinta didalam sebuah amplop, Rasya meminta Yuni pulang sendirian karena alasan ada urusan dirumah
"Dah sampai jumpa bsok"kata Yuni sambil melambaikan tangan, Yuni pun melihat apa yang diberikan Rasya didalam sebuah amplop dan membuka nya "astaga kok banyak ini 5juta Lumayan sekali kencan dapat segini"Yuni pun kaget uang yang diberikan Rasya sangat banyak.
Rasya yg didalam mobil mengecek kantong nya dan sadar baru saja dia telah memberikan amplop yang salah "ya ampun kok gua bego banget, sial"
KAMU SEDANG MEMBACA
gender yang berubah
RomanceAfgan adalah seorang pria yang hidup dalam kemiskinan di sebuah desa kecil. Dia bekerja keras setiap hari di ladang, tetapi hasil panennya seringkali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Afgan selalu merasa ada sesuatu yang hilang dalam...