3

215 35 0
                                    

Cast:
• Nancy (Momoland): Elizabeth
• OC: Darmo and Rima

.

.

.

Hari Minggu akhirnya tiba, dan sesuai jadwalnya siang ini Hans akan menghadiri pesta pernikahan Darmo.

"Lastri, kue pesanan saya kemarin sudah siap?" tanya Hans pada ARTnya itu.

"Sudah ada di atas meja, Tuan." jawab Lastri.

"Terimakasih."

Hans bergegas menuju ruang makan untuk mengambil bingkisan yang akan ia bawa sebagai hadiah untuk Darmo dan istrinya. Dengan mengenakan pakaian formal berwarna dongker, ia pergi menuju rumah kawan lamanya itu tanpa di antar oleh Joko. Sempat tinggal di Yogyakarta selama 4 tahun untuk menempuh bangku sekolah menengah atas membuatnya cukup mengenal wilayah kota pelajar itu.

Hans tiba di rumah teman lamanya itu setelah 20 menit perjalanan. Kedatangannya disambut oleh penjaga rumah yang langsung mengarahkannya ke area parkir mobil. Banyak tamu yang sudah hadir, dan tak sedikit pula para tamu yang berasal dari darah Belanda atau darah campuran.

Dengan tenang Hans berjalan menuju area pesta yang di selenggarakan di halaman belakang rumah. Darmo memang salah satu anak konglomerat, putra sulung dari pengusaha batu bara yang cukup terkenal sehingga ia bisa memiliki rumah yang cukup besar dengan halaman yang luas.

"Waaah, Hans van Leeuwen! Aku kira kamu sudah lupa rumahku kawan." sambut Darmo dengan senyuman merekah saat melihat kehadiran Hans.

"Aku hampir tersasar tadi. Sudah banyak perbedaan di daerah ini sejak terakhir kali aku main ke rumahmu." balas Hans sambil menerima jabatan tangan Darmo dengan hangat.

"Yaa, aku pikir sudah semakin banyak pula orang sukses di daerah rumahku ini. Ah, kenalkan, ini Rima, istriku. Dia cantik 'kan?" tanya Darmo sambil merangkul seorang wanita dengan balutan gaun putih yang sangat cantik di sebelahnya.

"Kamu memang memiliki selera yang tinggi, Darmo. Dan ya, istrimu sangat cantik." puji Hans sambil bersalaman dengan Rima.

"Oh, ini hadiah yang kamu minta. Aku tau kamu ingin membuat kebahagiaan istrimu membuncah di hari spesial kalian ini." sambungnya sambil menyodorkan kotak berisi kue stoopwafel yang ia bawa.

"Apa ini? Terasa hangat?" tanya Rima penasaran kemudian membuka penutup kotak itu.

"Stroopwafel? Apa Darmo yang bilang padamu kalau aku suka kue ini?" tanya Rima.

"Ya. Dia memintaku untuk membawakan ini sebagai hadiah." jawab Hans sambil tersenyum.

"Astaga, Hans, aku senang sekali dengan hadiah darimu. Kenapa kamu hanya bawa sedikit? Ini akan langsung habis olehku hanya dalam satu kali minum teh." ujar Rima bercanda.

"Jika ingin makan lebih banyak, mintalah suamimu untuk membelikan satu toko atau membuka pabrik Stroopwafel." balas Hans yang langsung disambut tawa oleh kedua mempelai.

"Baiklah, sudah cukup aku menyambutmu, kawan. Aku dan Rima harus menyambut tamu yang lain. Silakan nikmati saja hidangan yang sudah kami sediakan." ujar Darmo.

"Tentu, selamat untuk pernikahan kalian. Semoga kalian bahagia hingga maut memisahkan." ujar Hans dengan tulus kemudian ia ditinggal seorang diri oleh kedua mempelai itu.

Hans yang sendirian pun memilih untuk mengambil minuman dan satu potong kue yang ia bawa ke salah satu kursi kosong. Pernikahan Darmo dan Rima bergaya seperti pernikahan Eropa, sehingga ia bisa mendapatkan kursi kosong dan juga meja.

Acara pernikahan itu terasa cukup membosankan bagi Hans yang datang sendirian. Namun tak berselang lama, sang pemilik acara mengatakan melalui microfon bahwa ia telah menyiapkan hiburan lain selain musik.

Si Lengger Lanang || DISCONTINUED SEMENTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang