v

792 105 10
                                    

fiver - ohana means family

"i'm lucky to have someone like you."

**
T R I S H.

"Ehm," ujar Liam seraya membersihkan kerongkongannya. "Jadi begini. Nanti kau akan meminta izin dari ayahmu untuk tinggal terpisah darinya. Entah kau ingin meminta tempat tinggal atau tidak, yang jelas kami memiliki sebuah basecamp yang kami tinggali. Basecamp itu berada di London. Dan itu akan menjadi tempat tinggalmu selama pelatihan, dan akan menjadi tempat tinggal tetap jika kau lolos tes akhir. Tentu kau tidak boleh memberitahu ayahmu, ibumu, kembaranmu, kakakmu, adikmu, atau siapapun. Kami akan memberikanmu list aktifitas palsu, member universitas yang berlaku, dan segala hal yang dilakukan orang normal sehingga itu yang akan kau pertanggungjawabkan pada keluargamu."

"Menarik!" seruku. Liam tersenyum seakan sudah menduga respondku. "Tapi, apakah aku bisa hadir ke pernikahan ayahku? Aku sudah berjanji kepada saudara kembarku untuk itu."

"Yup, pelatihan akan dimulai bulan depan. Pernikahan ayahmu akan berlangsung minggu depan bukan?" tanya Liam. Aku mengangguk menanggapinya.

"Kau benar-benar ingin bergabung dengan AISC?" tanya Harry seakan tidak percaya akan keantusiasanku.

"Memangnya AISC kekurangan peminat?" tanyaku. Menurutku, menjadi agen rahasia merupakan pekerjaan yang menantang sekaligus terpuji.

"Ya. Karena menjadi agen rahasia membuatmu tidak bisa mengungkapkan dirimu yang sebenarnya ke banyak orang," tanggap Harry. Aku tersenyum berminat.

"Aku ingin kehidupan macam itu," ucapku sambil tersenyum girang. Liam terkekeh, lagi-lagi ia sudah memperkirakan reaksiku. "Dan aku tidak ingin mengajak Jack. Apakah itu menyusahkanmu?"

"Tentu tidak, Trish. Kau pasti memiliki alasan yang baik untuk tidak mengajak kembaranmu, karena kaulah yang mengenal kembaranmu lebih baik," ujar Harry.

"Jack akan menjaga Fitzie. Fitzie dan Jack akan tinggal di rumah ibu. Mereka akan bahagia," ucapku antusias. Liam frowned. Aku membalasnya dengan kerutan keningku. "Kenapa, Li?"

"Menurutku, kau lebih baik menitipkan Fitzie kepada kakak lelakimu yang pertama. Siapa namanya?"

"Keith, namanya Keith."

"Ya. Terlebih kakakmu itu sudah memiliki seorang isteri sehingga Fitzie dapat merasakan kasih seorang ibu yang tidak bekerja 24/7." Aku tersenyum dan mengangguk setuju.

Liam sangat bijak... Aku kagum.

"Aku akan segera membicarakan ini pada ayah!"

**

Kukerjap-kerjapkan mataku agar dapat melihat dengan jelas. Aku mendapati diriku berada di rumahku. Hey? Seingatku aku menginap di apartment Liam, namun mengapa aku berada di rumah? Aku pun duduk dan memandangi segala penjuru kamarku.

"Jaack! Trish sudah bangun," seru Fitzie yang ternyata sedari tadi memainkan laptopku. Semenit kemudian, Jack memasuki kamarku sambil tersenyum.

"Kau beruntung, Trish. Liam merupakan pria yang baik sekaligus bertanggung jawab." Aku terkekeh dan menyuruhnya duduk disebelahku.

"Aku bisa membaca kepribadian seseorang dari wajahnya, Jack," ucapku. Jack menoyorku pertanda tidak setuju.

"Kau tidak bisa membaca Alan, tuh," ledek Jack. Sialan.

"Ih! Dia merupakan sahabatku sejak kecil. Jadi aku tidak berpikir ia akan bertindak sejauh itu," omelku. Jack hanya tertawa renyah menanggapi omelanku. "By the way, kau jadi kuliah di Oxford?"

DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang