Chapter 4

8 2 0
                                    

Bintang menatap ponsel nya pukul 21:00, hari ini dia belum menghubungi kekasihnya kembali, ia yakin gadis itu akan semakin marah kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bintang menatap ponsel nya pukul 21:00, hari ini dia belum menghubungi kekasihnya kembali, ia yakin gadis itu akan semakin marah kepadanya.

Bintang menghembuskan napas perlahan, ia mengetikkan nama Shinta lalu segera menekan tombol call untuk menghubungi kekasihnya itu.

Namun nihil tidak ada jawaban apapun, hanya jawaban dari operator yang ia dapatkan saat ini.

Bintang mengacak rambutnya frustasi, dia yakin Shinta pasti sangat marah padanya.

Namun bagaimana lagi dia benar-benar tidak sengaja melupakan janjinya akan menjemput gadisnya pagi tadi.

Bintang mengusap wajahnya kasar, ia meletakkan ponselnya di nakas.

🌠🌠🌠

Pagi ini Bintang sengaja bangun pagi-pagi sekali untuk menjemput Shinta dan membujuk gadis itu supaya tidak marah lagi kepadanya.

Ting... tong... ting... tong...

Bintang membunyikan bel rumah Shinta.

Seorang pria kini keluar dari balik pintu rumah, Bintang langsung tersenyum kepada Sandra.

"Cari Shinta?!"

"Iya Bang,"

"Masuk dulu, sebentar biar gue panggilin"

Bintang mengangguk ia lantas duduk di sofa ruang tamu keluarga Shinta.

Ceklek....

Sandra memasuki kamar Adiknya yang cukup berantakan.

"Tata,"

Yang di panggil Tata itu lantas keluar dari kamar mandi sambil menghanduki rambutnya yang masih basah.

"Abang, ketuk pintu dulu dong harusnya kalok masuk Shinta baru selesai mandi"
Marahnya pada Sandra.

"Maaf, Abang gak tau"

"Ck, iya udah terlanjur juga. Kenapa Bang?!"

"Turun gih, di ruang tamu ada Bintang cariin lo"

Shinta mengubah raut mukanya mendengar nama Bintang, ia masih marah dengan cowok itu dan belum ingin berbaikan dengan nya.

Biar saja, supaya cowok itu tau bagaimana rasanya di cuekin dan di abaikan.

"Males gue Bang, usir aja"

Pletak....

Sebuah jentikan keras Sandra layangkan pada dahi Shinta, ia tau persis adiknya itu pasti mereka sedang ada masalah makanya adiknya itu menghindari Bintang.

Shinta meringis sambil menatap Sandra dengan tajam, tega sekali kakak nya ini.

"Abang, dahi Shinta sakit" Protes nya.

Ineffable (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang