Chapter 16

2 1 0
                                    

Alga merengkuh tubuh mungil Shinta erat, sambil terus mengusap bahu gadis itu.

Alga tersenyum lega saat melihat gadis di pelukannya kini tenang dengan mata tertutup, setelah menangis lebih dari satu jam lebih akhirnya gadis itu tertidur di pelukan Alga.

Alga menyingkirkan anak rambut yang berantakan di wajah mungil Shinta.
Alga menghela napas berat, jika Alga bisa Alga ingin memiliki Shinta dia ingin melindunginya dan selalu ada di sisinya.

Tetapi hati tidak bisa di paksaan bukan, sekuat apapun kita berusaha jika pilihannya bukan kamu maka kamu akan kalah.

Yang Alga bisa lakukan untuk saat ini hanyalah berusaha di sisinya melindunginya bagaimana pun keadaan nya.

Gue gak tahan melihat lo di sakitin terus sama Bintang Ta, tapi gue bahkan gak punya hak untuk melarang hubungan lo dengan Bintang, gue hanya orang luar yang gak berarti buat lo.batin Alga.

Yang bisa gue lakuin saat ini cuma melindungi lo dan menyimpan perasaan gue rapat-rapat buat lo. ucap batin Alga lagi.

Shinta perlahan membuka matanya, ia meraih tangan yang merengkuhnya dengan erat.

Shinta menatap sosok itu dengan lembut tetapi dengan tatapan yang cukup kuat juga.

"Lo udah bangun"

Shinta mengangguk kecil di pelukan Alga, pikirannya masih kacau dengan apa yang terjadi.

"Kenapa lo sangat peduli sama gue Alga?"

Alga tersenyum ketika pertanyaan itu keluar dari bibir mungil Shinta. "Gue gak tau, hanya aja gue ingin melindungi lo" jawab Alga tanpa ragu.

Shinta meremas tangan Alga ketika mendengar jawaban dari cowok itu air matanya kembali menitik, kenapa?, kenapa Alga harus peduli padanya padahal Bintang saja tidak peduli padanya dan lebih memilih Mulan ketimbang dirinya.

"Jangan nangis lagi, gue gak suka liat lo nangis" Alga mengusap air mata Shinta dengan ibu jarinya.

Shinta menatap manik mata Alga dengan dalam, sontak air mata Shinta kembali mengalir ketika melihat ketulusan yang ada dalam diri Alga untuknya.

Alga menghela napas mengusap kembali air mata gadis itu. "Lo punya masalah, kalau gak mau cerita gak papa jangan lo paksa tenangin diri lo dulu"

Shinta menghapus air matanya ia lalu duduk dengan tegak menatap Algawin yang ada di hadapannya.

"Gue break sama Bintang?!"

Dahi Alga bergelombang apa kata gadis itu barusan break, ini bukan seperti dirinya bukankah gadis itu bilang sangat mencintai Bintang.

Meski Alga menyukai Shinta tetapi ia tidak berniat merusak hubungan antara Bintang dan juga Shinta. Oleh karena itulah dia sedikit terkejut.

"Lo break, serius?" Alga bertanya dengan nada ketidak percayaan.

Shinta mengangguk sebagai respon keyakinan untuk Alga.

Alga hanya menghela napas panjang lalu menarik Shinta kedalam pelukannya kembali.

"Jangan sedih, gue akan ada buat lo"

Tangan gadis mungil itu kini terulur tanpa ragu membalas delapan dari tubuh besar yang ada di hadapannya.

🌠🌠🌠🌠

Bintang membanting kursi dan gelas yang ada di rooftop tempat ia dan teman-temannya berkumpul.

"Argg... sial" Jeritnya dengan keras.

Angkasa dan Aska yang melihatnya kini hanya terdiam melihat Bintang yang sedang mengamuk, tidak peduli beberapa barang dan pecahan serpihan kaca yang berserakan yang penting mereka tidak menjadi sasaran dari emosi Bintang yang begitu meluap saat ini.

"Kenapa lagi tuh bocah?!" Aska menunjuk Bintang dengan dagunya.

"Masalah yang sama mungkin" jawab Angkasa.

"Tentang Shinta maksudnya" tebak Aska.

"Maybe, siapa lagi yang bisa bikin Bintang ngamuk begini kalau bukan dia"

"Iya sih mungkin, tapi mendingan kita cari tau aja deh apa yang sebenarnya terjadi, gak sanggup gue liat dia ngamuk begitu kasian barang-barang nya"

Angkasa memukul kepala Aska membuat cowo itu melotot dan meringis saat mendapat pukulan dari Angkasa.

"Bego, yang di kasihanin tuh si Bintang bukan malah barang-barangnya" Gondok Angkasa menatap frustasi pada Aska lalu meninggalkan nya dan mendekat pada Bintang.

"Bin"

Mendengar namanya di panggil Bintang langsung menoleh.

"Lo sebenarnya kenapa?!" tanya Angkasa.

"Ada masalah apa lo kali ini?!" timpal Aska.

Bintang membanting tubuhnya di sofa ia menatap kedua sahabatnya dengan wajah merah padam.

"Shinta minta break dari gue"

"APA!!!" Angkasa dan Aska kini terkejut saat mendengar hal itu dari Bintang.

Bintang hanya menatap kedua sahabatnya kesal dan menghela napas kasar melihat reaksi mereka membuat Bintang merasa lebih dongkol pada dua orang itu.

"Tuli ya lo berdua, gue bilang break"

"Serius, kok bisa!"

"Lo apain Shinta sampe dia minta break begitu, masalah kalian segede itu" Timpal Angkasa.

"Gue hanya minta dia untuk jauhin Alga udah, tapi dia malah ngamuk ke gue dan berujung minta break, gak paham gue sama pola pikir cewek"

Aska memijit pelipisnya sambil duduk di samping Bintang begitu pula Angkasa.

"Pantesan" ucap Aska.

"Lo mau tau gak apa salah lo?!" ujar Angkasa.

"Salah, gue salah apa?!" Bintang berkata emosi ia sama sekali tidak menurunkan emosinya pada kedua temannya itu.

"Lo suruh Shinta menjauh dari Alga sedangkan lo sendiri dekat banget sama Mulan itu gak feer namanya" ucap Angkasa.

"Tapi gue sama Mulan udah dari kecil bareng"

"Tapi lo sadar gak, hal itu juga bisa sakitin Shinta meski Mulan sahabat lo tapi inget Shinta cewek lo, dan itu hal wajar kalau dia cemburu" ujar Aska.

Bintang mengacak rambutnya frustasi.

"Terus gue harus gimana?!"

"Pilihan cuma 1 lo lepasin Shinta dan sahabatan sama Mulan, atau lo putus persahabatan sama Mulan dan balik sama Shinta" Kata Angkasa.

"Bin, Lo gak bisa nyimpen 2 cinta dalam satu hati" ujar Aska.

Ineffable (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang