Chapter 15

4 1 0
                                    

Shinta melangkahkan kakinya ke sebuah restoran mewah, ia menatap ke arah sekeliling ketika baru saja memasuki restoran tersebut.

Banyak pasang mata yang kini menatap ke arah dirinya, karena kedatangannya dan juga ada beberapa yang menatap dirinya dengan tatapan tidak suka dan suka.

Shinta kini tersenyum dan melangkah ke arah Bintang yang sudah menunggu dirinya.

"Bintang, kamu lama tunggu aku atau gak?"

"Gak!"

Shinta meneliti raut wajahnya kekasihnya yang begitu kusut, kenapa dengannya apa dia sedang kesal.

Tapi kenapa apa alasannya, bukankah yang harusnya kesal itu dirinya karena di perlakuan seenaknya oleh Bintang tetapi kenapa justru malah cowok itu yang terlihat kesal.

"Ini pesanannya kak" ujar pelayan yang menyajikan 2 gelas minuman serta cake.

"Terimakasih" ucap Shinta seraya tersenyum ramah.

Pelayanan tersebut mengangguk lalu melanjutkan pekerjaan nya kembali.

"Kamu kenapa?!,kamu marah?"

"Udah berapa kali si,gue bilang jauhin Alga. Gue gak suka lo deket sama dia"

"Tapi aku kan udah bilang berulang kali sama kamu, aku sama Alga cuma temen dan lagi sama halnya dengan kamu sama Mulan Bin!"

"Ini beda gue sama Mulan, hanya sebatas temen tapi Alga beda Ta. Lo ngerti gak sih apa yang gue omongin!!"

"Jelasin ke aku apa bedanya?, kamu sama Mulan sangat deket bahkan kamu selalu memprioritaskan Mulan di atas segalanya termasuk aku"

"Harus berapa kali si gue bilang Mulan butuh gue"

Shinta menarik napas dalam menatap penuh kekecewaan dan kebencian pada sikap sarkas dan ke toxican Bintang.

"Gue juga sama Alga cuma temen, dan bahkan gue gak ada interaksi yang semanis dan seromantis lo ke Mulan!!" Shinta berujar dengan penuh emosi.

"Gue tau, tapi Alga itu suka sama lo Ta!!" Cetus Bintang yang juga penuh emosi.

Shinta mengepalkan tangannya, menatap manik mata hitam Bintang.

"Emang lo yakin Mulan itu gak ada rasa sama lo"

Bintang terdiam ia kini menggelengkan kepala cepat. "Gak!!"

Shinta berdecih, lalu membuang mukanya ke arah lain dia lelah dengan sikap Bintang yang selalu menyalahkan nya dalam hubungan mereka.

"Gue capek Bin"

"Gue juga capek Ta,harus hadepin lo yang selalu cemburuan sama Mulan"

Shinta terkekeh mendengar penuturan Bintang barusan.

"Oke karena kita sama-sama capek lebih baik kita break aja" ucap Shinta yang beranjak pergi dari meja makan mereka.

Bintang membelalakan matanya ketika mendengar kata Break yang keluar dari mulut gadis nya, semarah apapun Shinta ia tidak pernah mengucapkan kalimat itu.

Bintang kini segera beranjak dan mengejar gadisnya itu.

"Ta aku gak mau Break. Please maafin aku" ucap Bintang.

Shinta melepas cekalan tangan Bintang, sambil menyeka sudut matanya yang berair.

"Gue rasa udah cukup, lo capek kan sama hubungan ini gue juga jadi lebih baik kita Break dulu renungin apa yang kita mau buat hubungan ini"

"Shinta"

"Cukup Bin, ini yang terbaik buat saat ini"

"Gue harap lo ngerti Bintang, gue bukan boneka dan hati gue bukan terbuat dari batu yang saat lo pergi dan deket sama yang lainnya gue akan baik-baik aja enggak, gue bukan gadis kayak gitu. Asal lo tau gue selalu benci dengan sikap lo yang selalu ada buat Mulan tapi gak ada buat gue. Apa gue gak berhak cemburu? Gue cemburu karena gue sayang sama lo. Dan gue gak suka Mulan itu karena lo terlalu deket sama dia Bin!!"

"Sial" Teriak Bintang sambil menendang batu di hadapannya dengan keras setelah kepergian Shinta.

Hal yang selama ini Bintang takutkan akhirnya terjadi ketika gadisnya ingin menjauh darinya.

🌠🌠🌠🌠

Shinta meraih ponselnya ia mencoba menghubungi seseorang.

Orang yang di hubungi kini dengan cepat mengangkat ponsel tanpa lama.

"Hallo Ta"

"Al, jemput gue tolong"

"Lo nangis, lo dimana"

"Di taman kota,cepet kesini gue mohon"

"Tunggu sebentar, gue jemput lo sekarang".

Seseorang dari sana kini mematikan ponselnya dengan cepat, Shinta merosot tepat di bawah pohon rindang.

Rasanya ia tidak bisa tidak memiliki tenaga lagi untuk berdiri, tubuhnya luruh dan bergetar air matanya terus mengalir deras sedari tadi.

Ia memukul dadanya yang terasa begitu sesak, Shinta mencintai Bintang tapi pertanyaannya apakah Bintang cintanya sama untuk Shinta.

"Kenapa sesakit ini" ucapnya di sela tangis sambil meremas darinya.

Di sisi lain.

Seorang lelaki kini mengemudikan mobilnya dengan cepat menembus jalanan kota yang cukup padat, ia bahkan tidak peduli dengan teriakan orang-orang pada dirinya saat dia terus membunyikan klakson mobilnya.

Algawin menghentikan mobilnya tepat di taman kota. Dia langsung berlari mengelilingi taman kota mencari gadis mungil yang baru saja menelponnya.

Alga berdecak dengan kesal ketika dia belum bisa menemukan Shinta, dimana gadis itu sekarang.

Alga mengambil telfonnya dia berusaha menghubunginya namun nihil hanya ada balasan dari operator

"Arggg... sial... " Teriaknya kesal.

"Lo dimana Shinta"

Alga menyimpan ponselnya dan kembali berlari mencari gadis mungil itu.

Alga mengepalkan tangannya saat akhirnya dia menemukan seseorang gadis mungil yang menelungkupkan kepalanya dengan tubuh yang bergetar.

Dia-lah gadis yang Alga cari.

Lagi-lagi Alga menemukan gadis itu tengah menangis, dan itu membuat Alga merasa benci.

Alga mendekat dengan perlahan sambil mengelus surai hitam Shinta dengan perlahan.

Menyadari ada seseorang Shinta mendongak, Dengan wajah penuh air mata gadis itu dengan cepat langsung menghamburkan pelukannya pada Alga dan terisak lebih keras.

"Al..ga"

Alga mengusap punggung gadis itu.

"Jangan bicara dulu, tenangin diri dulu lo boleh nangis sepuasnya gue akan ada di sini di samping lo dan gue gak akan tinggalin lo"

Shinta mengeratkan pelukannya, air matanya turun semakin deras. Kepalanya semakin tenggelam di dada Alga.

Bahkan baju Alga kini sudah basah karena air mata yang mengalir dari Shinta.

Ineffable (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang