Chapter 8

5 3 1
                                    

Alga menghentikan motornya di depan rumah yang cukup mewah bercat putih dan juga halaman rumahnya yang begitu asri karena banyak pepohonan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alga menghentikan motornya di depan rumah yang cukup mewah bercat putih dan juga halaman rumahnya yang begitu asri karena banyak pepohonan.

"Makasih banyak udah anterin gue pulang Algawin" Shinta tersenyum hangat pada Alga.

Alga menarik kaca helm nya ke atas, bibirnya mengulas senyum tipis saat gadis di hadapan nya ini tersenyum hangat padanya.

"Alga aja"

Shinta menekuk bibirnya. "Apapun deh Alga sama Algawin sama aja kan itu nama lo, bersyukur tuh sama nama lo"

Alga menggelengkan kepala melihat tingkah dan mood gadis di hadapannya yang sangat gampang berubah-ubah.

"Biar gak kepanjangan manggilnya."

"Hmm, lain kali deh gue panggil begitu"

"Mau mampir gak" ucap Shinta lagi seraya menunjuk ke arah rumahnya.

Alga menggelengkan kepala. "Gak usah, next time aja lagian ini udah hampir malem istirahat gih sana masuk"

"Hmm, oke makasih lagi Algawin" Shinta menepuk bahu Alga sesekali lalu masuk kedalam rumahnya.

Alga kembali mengulas senyumnya, ini pertama kalinya ia menemukan gadis yang begitu unik seperti Shinta.

Alga menyalakan motornya lalu pergi keluar dari halaman rumah Shinta menuju rumahnya sendiri.

Shinta melangkahkan kakinya gontai wajahnya pun menekuk cemberut.

"Udah pulang lo?!" Sandra menyapa Shinta sambil melangkah ke arah ruang televisi.

"Hmm," Jawab Shinta dengan deheman ringan.

"Btw, lo tadi pulang sama siapa kok gak pacar lo yang anter" tanya Sandra sedikit penasaran.

"Algawin" Jawabnya cepat.

Sandra menatap adiknya, terasa begitu asing dengan nama yang baru saja adiknya itu sebutkan.

"Algawin siapa?, terus kenapa gak pulang sama Bintang?!" tanya Sandra dengan sedikit beruntun.

Shinta menghempaskan tubuhnya di sofa, ia lalu menatap Sandra dengan wajah penuh kecewa. "Bintang anterin Mulan pulang makanya gak anterin gue, Mulan sakit" jelas Shinta.

Sandra mengangguk anggukan kepalanya. "Mulan sakit?!"

"Hmm" Dehem Shinta.

Sandra kini duduk di samping adiknya yang wajahnya cemberut itu. "Udah jangan cemberut gitu, lagian Mulan kan cuma sahabat Bintang gue yakin kok si Bintang bisa jaga hati buat lo."

Shinta menoleh ke arah Sandra sedikit memaksakan senyumnya. "Oh ya lantas kenapa gue harus selalu jadi nomor dua, selalu aja prioritas nya dia itu Mulan Bang" Keluhnya dengan kesal.

Ineffable (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang