Chapter 14

6 1 0
                                    

Setelah tenang Alga kini melepas pelukannya dari Shinta menatap lembut wajah gadis itu.

"Jangan nangis lagi" Alga mengusap air mata Shinta yang terus menetes di pipinya.

"Shinta"

Yang di panggil langsung menoleh, Shinta langsung mendekat ke arah Sandra dan menghamburkan pelukannya pada kakaknya itu.

Alga terdiam membeku melihat pemandangan di hadapannya, entah kenapa ia sedikit tidak suka ketika melihat Shinta di peluk oleh lelaki lain.

Sandra mengusap punggung adiknya lembut.

"Abang... " ucap Shinta di sela isakannya.

"Gak usah nangis lo tambah jelek nanti" ujar Sandra pada Shinta.

Shinta memukul Sandra sambil mengusap air matanya.

Sandra kini menggandeng tangan adiknya dan mendekat ke arah Alga.

"Kenalin gue Sandra kakaknya Shinta" Sandra mengulurkan tangannya pada Alga.

Alga tersenyum ringan dan membalas uluran tangan Sandra "Alga" Jawabnya singkat.

"Kemana aja sih Abang cariin dari tadi?!" tanya Sandra dengan nada sedikit meninggi.

"Maaf Bang"

"Terus kenapa nangis?!"

"Bintang" Jawab Shinta mengigit bibir bawahnya.

Alga mengepalkan tangannya saat nama Bintang kembali terucap dari mulut mungil Shinta, lagi-lagi cowo itu menyakiti Shinta.

Sandra menghela napas, kembali merengkuh tubuh mungil adiknya kedalam pelukannya dengan lembut.

"Jangan bohongin diri sendiri kalau lo emang udah capek, stop mengharapkan sesuatu yang gak perlu"

Shinta menggeleng pelan dalam pelukan Sandra.

"Gue masih cinta sama dia Bang"

"Secinta itu sampai lo buta, dia selalu sakitin lo Ta" Seru Alga tiba-tiba.

Shinta melepas pelukan Sandra dan menatap ke arah Alga dengan tatapan sendu. "Iya, gue udah terlanjur buta cinta sama Bintang"

"Dia udah nyakitin lo berulang kali"

"Gue tau, tapi gue gak mau lepasin Bintang. Gue sayang sama dia Alga, lo gak akan tau karena lo gak jatuh cinta"

"Iya, Gue emang gak tau apa-apa. Tapi gue peduli sama lo, bodoh emang gue" ujar Alga yang berlalu pergi begitu saja dari taman meninggalkan Shinta yang termenung dan juga Sandra.

Sandra mengusap pelan bahu Shinta.
"Ta, lo harusnya gak bilang begitu, gue dan Alga sama pedulinya ke lo"

Shinta menatap Sandra, Shinta menghela napas perlahan menetralkan amarah dan sedih yang bercampur menjadi satu.
Shinta menatap punggung Alga yang kian menghilang jauh dari pandangannya.

Sandra benar, Alga peduli padanya tetapi Shinta juga tidak bisa memungkiri bahwa hatinya hanyalah untuk Bintang.

Dia tidak ingin kehilangan Bintang dalam hidupnya, untuk saat ini Bintang adalah salah satu bagian penting dalam hidupnya.

Tetapi sikap dan perilaku Bintang membuatnya merasa sakit, sedih dan juga kecewa.

🌠🌠🌠🌠

Srekk...

Bintang sedikit terkejut dan terhuyung ketika kerah bajunya di tarik paksa oleh Alga, hingga Bintang kini berdiri.

Bintang melotot tajam ke arah Alga dan mendorong Alga menjauh darinya.

Sama halnya dengan Bintang, Mulan yang ada di samping Bintang pun terkejut dengan perilaku Alga padanya.

"Apa-apa an?!" ujar Bintang pada Alga.

Alga yang sudah tersulut emosi kini mendorong tubuh Bintang dengan keras hingga membuatnya hampir terjatuh, namun untungnya ia masih mampu menyeimbangkan tubuhnya.

"Lo yang apa-apa, lo gak capek sakitin Shinta terus!"

"Alga lo kenapa sih, dateng marah-marah gak jelas pake ngomongin soal Shinta segala" Timpal Mulan.

Alga mengalihkan pandangannya sekilas pada Mulan, lalu meraih kerah baju Bintang.

"Kalo lo cinta sama Shinta harusnya lo gak sakitin dia" Seru Alga.

Bintang kembali menepis tangan Alga dari kerah bajunya.

"Ini gak ada urusannya sama lo, jangan ikut campur"

"Ada,"

"Ooh, lo suka sama cewek gue"

"Iya gue suka sama cewek lo"

"Bangsat... "

"Kenapa lo gak terima"

"Menjauh dari pacar gue Bajingan!!"

"Lo inget ini, lo bikin dia nangis lagi gue akan rebut dia dari lo gue akan bikin dia menjauh dari lo, inget itu"

Alga melangkah menjauh setalah mengatakan semuanya. Sedangkan Bintang cowok itu masih tersulut emosi karena pengakuan Alga yang secara terang-terangan menyukai kekasihnya.

Bintang meraih ponselnya dan segera menghubungi kekasihnya.

"Hallo," ujar suara di seberang sana.

"Temuin gue di cafe biasa kita ketemu nanti malam jam 7"

"Oke"

"Gue tunggu, jangan telat"

"Iya Bintang"

"Good girl" Bintang memutus telepon lalu menyimpan ponselnya di sakunya.

"Kita pulang aja ya Lan"

"Oke, gue juga udah males di sini" ujar Mulan dengan wajah masamnya.

Bintang membereskan tikar dan barang-barang lainnya, ia lalu melangkah dengan Mulan ke arah parkiran tepat di mana mobilnya berada sekarang.

Ineffable (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang