18:: What Solution

1.1K 141 19
                                    

Ga tau deh ini nulis apaan, udah buntu bgtt:)
_____

Prang!!

Mendengar suara benda pecah itu, dengan terburu-buru Jihan keluar dari dapur menuju ruang tengah dimana disana langsung didapatnya wajah dua orang pria yang kelihatan panik.

"Bunyi apa barusan?" tanyanya pada keduanya.

Bintang, adiknya terlihat menelan ludah kasar. "Ha? Suara apa sih? Ga ada suara apa-apa.." ujarnya dengan nada tergugup dan berusaha menggeser sofa secara tiba-tiba. Terlihat menyembunyikan sesuatu, yang mana membuat Jihan semakin curiga.

Alis wanita itu terangkat bingung, "Masa? Lumayan keras loh bunyinya, kaya bunyi benda pecah gitu.." katanya dan berjalan mendekat pada sofa yang digeser oleh Bintang, dan melihat itu Bintang segera menghalanginya.

"Bin, apaan sih? Lu pasti nyembunyiin sesuatu kan?!" lalu Jihan beralih pada Jino yang sedari tadi hanya diam disofa. "Yang, kamu pasti tau kan apa yang Bintang sembunyiin?" tanyanya.

Jino tersenyum kaku sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Anu.. hah, salahku juga sih Ji, kamu jangan marah ya?"

Jihan semakin menatap curiga, "Apa dulu.."

Jino menatap sekilas pada Bintang yang menggeleng, lalu menghela napas, "Aku sama Bintang barusan abis main bola basket, trus ga sengaja deh nyenggol pouch make up kamu. Maaf.." ujarnya memelas sambil mengangkat bola basket yang sempat disembunyikannya dibawah meja.

Mata Jihan membola kaget dan ia langsung mendorong Bintang yang menghalangi jalannya untuk melihat kebelakang sofa dan benar. Semuanya berserakan. Dan ada beberapa yang pecah. Rasanya Jihan ingin berteriak sejadi-jadinya. Ini belinya pake duit semua loh, bukan daon.

Baru juga beberapa hari yang lalu Jino tidak sengaja menduduki lipstick shade favoritnya hingga patah, dan sekarang bedak, parfum, dan yang lainnya.

Bintang bersiap-siap hendak melarikan diri, dan Jihan yang tau gerak-gerik adiknya itu segera berteriak, "Bin!! Ini pasti lo yang ngelempar bolanya sampe kena make up gue kan?!"

"Ya lagian lo juga, ngapain naruh make up lo di meja sini. Ya kena lah." ujar Bintang membela diri.

"Siapa yang nyuruh lo main bola dalam rumah?! Udah berapa kali juga bunda ngomel kalo ga boleh main bola dalam rumah dan jelas jelas ada lapangan basket dibelakang, masih aja ngeyel. Ngajakin Jino lagi." omel Jihan kesal. "Awas lo, bunda pulang gue aduin!"

Bintang menjulurkan lidahnya mengejek, "Ga takut!"

"Lo ya bener bener--"

"Udah, Ji.. Bintang ga salah. Aku yang ngelempar bolanya tadi." sahut Jino membela Bintang. Disini Bintang merasa tak enak pada pacar kakaknya itu, pasalnya setiap kali dia sama Jihan ribut pasti Jino bantu ngebela dia terus yang ujung-ujungnya Jihan bakal ngambek sama Jino.

Jihan menoleh kesal pada pacarnya, "Kamu jangan ngebelain Bintang terus dong. Segitunya kamu bohong biar Bintang ga salah, aku tau Bintang anaknya gimana, Jin.. apa perlu aku cek cctv?"

Jino menghela napasnya, kalau Jihan sudah bicara begitu pasti udah ngambek, "Ya tapi kan aku juga ikutan main bolanya, aku juga salah dong, bukan ngebela atau apa. Aku minta maaf ya, nanti aku ganti deh, janji.."

K.O.P.I [bv] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang