5 : Rasa Takut

591 49 2
                                    

Rara dan Uta kini duduk di bangku taman kampus. Mata mereka menatap ke arah pameran UKM mahasiswa yang diadakan BEM Universitas. UKM sendiri adalah Unit Kegiatan Mahasiswa yang diibaratkan seperti ekskul di sekolah-sekolah lain.

"Lo yakin gak mau ikutan ekskul apa-apa, Tam?" Tanya Rara sambil memakan jajanan yang dia beli di pameran.

"Nggak." Jawab Uta singkat. Dia melempar kerikil ke kolam taman. Entah apa yang dipikirkannya.

"Masalahnya lo dari zaman SMA gak pernah ikut organisasi atau ekskul, Tam. Diajak lomba ngewakilin sekolah aja gak mau."

"Gak apa-apa. Lagian kalau kerja yang dilihat pengalaman kerja. Bukan organisasi."

"Nggak semua gitu ya, Tam. Kalau lo banyak organisasi juga bakal kebantu kok pas nyari kerja. Percaya deh." Ucap Rara sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya membentuk V.

"Suka-suka gue." Uta meminum air di tumblernya.

"Yee... dikasih tahu juga. Padahal ikut ekskul atau organisasi juga syarat buat lo skripsi nanti loh, Tam." Ujar Rara yang membuat Uta terbatuk-batuk hampir tersedak air. Ia baru tahu soal itu.

"Serius?" Tanya Uta.

"Iya, kan pas kita masih mahasiswa baru juga gitu. Kata kating gue yang udah lulus pun emang ditanya sertifikat keterangan aktif berorganisasi."

Uta terdiam sejenak. Berpikir. Kemudian meminum lagi airnya. "Bae lah. Mager gue."

"NAH INI YANG GUE CARI-CARI!" Gundala tiba-tiba duduk di samping Uta dan merangkulnya. Uta menatapnya malas. Berbeda dengan Rara yang malah tertawa melihat raut wajah Uta yang seakan jijik melihat Gundala.

"Napa lo ah? Pergi sana!" Usir Uta kepada Gundala.

"Kesana yuk. Cari maba imut." Ajak Gundala sambil menunjuk ke arah pameran.

"Gak!" Uta melepas rangkulan Gundala.

Gundala yang bingung menoleh pada Rara. "Dia kenapa?"

"Lagi PMS kali, jadi emosian deket sama lo." Jawab Rara asal.

"Oh lagi pra-masturbasi. Gak boleh gitu Uta. Kasian dedek kamunya muntah terus."

"Goblok." Uta menjitak kepala Gundala. Gundala memegang kepalanya yang dijitak. Serius sakit ini mah. Rara tertawa ngakak melihat kelakuan mereka berdua.

"Ra, gue pinjem nih anak ya." Izin Gundala.

"Bawa aja ke pameran, Gun. Biar dia ikutan ekskul apa gitu."

"Okeyy ibu negara. Yuk berangkat, Uta." Gundala menarik Uta paksa agar pergi. Uta berusaha melepasnya tetapi Gundala lebih kuat. Hasil olahraga sendiri dan hasil olahraga di gym memang berbeda.

"Lepasin gue, anjing!" Uta berusaha melepas cengkraman Gundala tetapi sia-sia.

"Panggil gue Gundala. Baru gue lepas." Gundala berhenti dan menatap Uta.

"Gak."

"Oh ya udah kalau gitu." Gundala kembali menarik tangan Uta. Uta pun tertarik paksa mengikuti langkahnya.

"Lepas, cok! Sakit tangan gue!"

"Panggil nama gue."

"Gak."

"Ya udah tetep gini." Mereka pun memasuki pameran. Uta masih merasa kesakitan di bagian tangannya. Tetapi tetap saja tak mau memanggil orang di depannya itu.

"Ini tangan gue sakit, Babi!"

"Panggil."

"Lepasin anjir."

U DAN GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang