2 : Gangguan dan Ancaman

1.1K 59 1
                                    

Keesokan harinya Uta sudah berada di kampus. Hari ini ia tidak ada mata pelajaran, tetapi akan kerja kelompok. Dia berjalan menuju kantin yang mana menjadi titik kumpul kelompoknya.

Dan seperti biasa, janjian jam 8 pasti yang lainnya terlambat. Ngaret. Tidak ada satu pun teman kelompoknya yang berada di kantin. Jam 8 WIB, WIB disini bukanlah Waktu Indonesia Barat, tetapi Waktu Indonesia Barudak.

Di kantin pun tak seramai biasanya. Mungkin karena masih pagi dan sebagian mahasiswa sedang berada di kelas. Hanya ada segelintir murid yang kelaparan dan saling berbincang menghabiskan waktu. Beberapa stand juga masih ada yang belum buka di jam 8 ini.

Uta pun menempati salah satu meja yang dekat dengan stop kontak. Dia mengambil laptop dari dalam tas dan menyalakannya. Tidak lupa memasang earphone kemudian membuka aplikasi editing. Ia melanjutkan editan poster untuk proyek kerja kelompoknya ini.

"Editan lo bagus juga."

Suara itu mengagetkan Uta. Remaja laki-laki yang kemarin hampir menabraknya dengan motor sudah duduk di sampingnya. Melihat layar laptop Uta yang menampilkan poster. "Tapi kayaknya bagusan kalau bagian ini diganti warna biru deh."

"Lo ngapain kesini?" Tanya Uta dengan sinis.

"Suka-suka gue lah. Lo juga ngapain ke kampus?" Tanya Gundala balik.

"Ada kerkom." Jawab Uta singkat. Dia kembali melanjutkan editan posternya. Mencoba mengikuti saran dari Gundala. Bagus juga.

"Eaa si paling rajin udah dateng. Eh ada Gundala." Rara datang dan duduk di depan mereka.

"Gue ikutan kerkom kalian ya." Ucap Gundala membuat mata Uta membulat.

"Gak, gak, gak. Lo pulang aja sana." Usir Uta.

"Gak mau. Orang ganteng mah bebas." Bela Gundala.

"Sok ganteng lo." Sahut Uta.

"Biarin aja sih, Tam. Oiya Gundala sesuai perjanjian yaa. Traktir gue." Ucap Rara mengingatkan.

"Siap." Jawab Gundala sambil melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya.

"Traktir?" Tanya Uta.

"Karena dia nawarin traktir di kantin kalau ngasih nomor lo, eh-" Rara menutup mulutnya. "Hehe, maap keceplosan."

"Asu lo ya!" Umpat Uta pada Rara.

"Gak boleh kasar, Uta." Kata Gundala sambil menutup mulut Uta tapi langsung ditepis oleh remaja disampingnya itu.

"Lo juga ya, asu!"

***

Kelompok Uta terdiri dari 4 orang. Hanya Uta sendiri yang cowok sisanya 3 cewek yang mana adalah circle nya Rara. Gundala pun tak ikut berkomentar dan hanya diam mendengarkan diskusi dan penjelasan Uta. Bola mata hitamnya tak lepas dari wajah Uta yang terus menjelaskan idenya.

"Ngedip lo, Gun. Kemasukan setan ntar." Ucap Rara tiba-tiba.

"Iya, dan setannya lo." Balas Gundala.

"Ra, bisa fokus dulu?" Tanya Uta tegas.

"Eh iya maaf, Tam." Rara memperbaiki posisi duduknya.

"Dan lo, gak usah ganggu." Ucap Uta kepada Gundala.

U DAN GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang