6 : Mau Pegang Boleh?

1.5K 48 2
                                    

"Gue traktir."

Satu ucapan itu berakhir dengan 4 orang yang makan di pizza hut. Mereka memesan pizza ukuran jumbo untuk masing-masing orang.

"Makasih ya, Gundala. Sang bapak yang siap bekerja demi menafkahi anak-anaknya." Ucap Bobby yang kemudian memotong pizza dengan pisau seperti roda.

"Paling tahu banget kalau kita lagi bokek." Naki merebut pisau di Bobby dan memotong pizzanya. Bobby yang kesal ingin merebut pisaunya lagi, tetapi Naki berhasil menghindar dan memeletkan lidahnya.

"Gue benci perut karet kalian." Gumam Gundala. Ia membuka m-banking dan menghitung struk pembelian mereka. Aman masih ada simpanan.

"Tumben lo mau nraktir. Kesambet apa?" Tanya Dimas. "Mau gue ganti uangnya?"

"Gak, gak usah. Santai. Makan aja we kalian, gue mau nelpon dulu."

Gundala berjalan ke balkon luar pizza hut. Mencari kontak yang bernama Uta. Kemudian menelponnya seraya menatap langit senja yang berwarna oranye. Hanya butuh beberapa detik panggilan itu terjawab.

"Apa?" Sahut orang di seberang dengan sinis. Sepertinya dia tahu siapa yang menelpon.

"Ngesave nomorku ya, Ta?" Tanya Gundala.

"Iye, nape? Kalau gak penting gue tutup nih telepon."

"Jangan jangann.. sabar atuh. Belum juga ngomong."

"Ya udah ngomong."

"Ini... lo... lo mau pizza gak?" Tanya Gundala sambil menggaruk kepalanya. Padahal emang niat dia mau nanyain ini tapi kok susah giliran dipraktekin.

"Gak."

Jawaban yang persis seperti dipikiran Gundala. "Gue yang bayarin ini. Anak-anak juga pada gue traktir. Ya... mau ya..."

"Gak usah. Uang lo dipake buat yang lain aja."

Gundala cemberut. "Gak mau. Maunya buat beliin lo pizza. Mumpung gue baru gajian."

"Lo kerja?" Tanya Uta. Gundala tersenyum. Sepertinya Uta penasaran dengan pekerjaannya.

"Iya gue kerja. Kenapa?" Pancing Gundala.

"Oh... oke."

"Gak nanya gitu gue kerja dimana kek, gue kerja ngapain, atau berapa gajiannya?" Sahut Gundala.

"Gak kepo gue. Udah ya, gue mau mandi."

"Mau pap pas lo mandi." Pinta Gundala sambil tertawa. Sompral banget emang anaknya.

Tak ada suara balasan dari Uta. Tapi telepon pun tak terputus. Membuat Gundala menunggu. "Ta? Uta?"

"Lo anjing!"

Tut!

Telepon terputus.

Gundala tertawa. Benar-benar seru menjahili anak satu itu. Ia akhirnya kembali menuju meja teman-temannya.

"Nelpon siapa, Gun? seru amat keknya." Tanya Dimas.

"Hmmm pasti anak maba. Cakep gak ceweknya?" Tanya Bobby.

"Kalau pake baju osis, logonya bakal 3D gak bang?" Lanjut Naki.

"Kepo aja lo. Dah makan sana." Mata Gundala menoleh ke kanan dan ke kirinya. Mencari sesuatu.

"Bentar... pizza gue mana?"

***

Uta keluar dari kamar mandi hanya dengan celana pendek dan handuk di lehernya. Ia menyalakan komputernya lalu keluar kamar.

U DAN GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang