9 : Cemburu

725 47 2
                                    

"Taa... tunggu dulu, Taa... gue gak sengaja." Ucap Gundala sambil terus mengejar langkah kaki Uta yang mendahuluinya.

"Anjing lo! Gak usah ikutin gue!" Bentak Uta tanpa menoleh. Ia segera menuruni tangga menuju basemen

"Taa..."

"Naon deui?!" Uta berhenti dan berbalik pada Gundala.

"Gue gak sengajaa... lagian kenapa lo yang marah? Kan lo yang nyium gue?" Tanya Gundala balik.

"Ya tapi lo... ahh!!!" Uta malah berjalan ke tembok basemen di balik mobil. Berjongkok dan memeluk kakinya sendiri seraya bersandar pada tembok. Ia kembali teringat kejadian saat di ruang belakang aula itu.

"Pinter juga lo natain rambut. Makasih."

Gundala tersenyum. Ia berjalan perlahan dan ikut nyempil di dalam layar hape Uta. Kepalanya disandarkan ke atas bahu Uta sementara tangannya memegang hape Uta. Sontak Uta menolehkan kepalanya ke samping.

"Lo ngapain-"

Cup.

Ckrik!

"UTA!!" Gundala mundur selangkah sambil memegang pipinya. Rupanya saat Uta menoleh, bibirnya tak sengaja malah mencium pipi Gundala karena saking dekatnya. Jantung Gundala berdegup kencang karena ia baru saja dicium oleh orang yang ia sukai.

Berbeda dengan Uta yang malah menunjukkan raut wajah marah sambil menutup mulutnya. "Anjing lo, Gun!"

Uta berbalik dan berjalan cepat sambil mengelap bibirnya sendiri. Gundala yang kebingungan dengan perilaku Uta pun akhirnya mengejarnya.

"Taa... lo napa sih, Ta? Jangan pergi dulu napa?"

"Bodo amat! Gak peduli gue!"

Uta berjalan memasuki aula dan terus berjalan melewati panggung yang mana banyak anak-anak baru UKM Teater sedang berkumpul. Fokus mereka teralihkan ke arah dua orang yang sedang saling kejar di aula.

"Oyy Gun! Ini anak-anak nungguin lo!!" Panggil seseorang yang sedang berdiri dihadapan anak-anak baru.

Gundala menoleh ke belakang. "Diurusin sama lo dulu ya, Vin. Gue percaya lo sebagai wakil bisa ngarahin mereka." Ucapnya sambil mengangkat ibu jarinya lalu mengejar Uta yang sudah keluar aula.

"Uta..." panggil Gundala lembut. Uta mengangkat pandangannya ke mata Gundala.

 Uta mengangkat pandangannya ke mata Gundala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi Uta dan Gundala saat ini.


Posisi mereka sangat dekat bagi Uta. Entah mengapa sekarang saat menatap wajah pengganggu di depannya ini jantungnya mulai tak tenang. Emosi yang tadi meluap-luap kini mulai mereda.

Gundala memiringkan kepalanya sedikit ke kanan dan tersenyum kecil. "Maafin gue ya, Uta. Nanti gue gak akan gitu lagi."

Tangannya bergerak ke kepala Uta dan mengelusnya lembut. Tidak membuat rambut Uta berantakan untuk kedua kalinya. Sementara yang dielus hanya diam menunduk.

U DAN GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang