BAB 8 : Regret

342 15 0
                                    


Embun pagi yang begitu sejuk, kicauan burung itu terdengar seperti nyanyian hingga nyaring suaranya.

Pagi ini juga mendung, tidak terlihat sosok Mentari ataupun secercah kilauan darinya. Langit hanya di kuasai oleh awan hitam yang membumbung pekat.

Hembusan angin sejuk masuk menyerbu melalui pintu balkon yang terbuka dan membiarkan korden itu terus saja menari karena tertiup olehnya.

Siluet pria itu terlihat jelas sedang berdiri di sana dengan kepulan asap rokok yang mengelilinginya.

Pria itu, berdiri membelakanginya dengan punggung telanjang yang tidak terbalut sehelai kain di sana

Seperti tau sedang di perhatikan  dengan segera berbalik dan membuang putung rokok yang sedang ia pegang ke dalam asbak

Samar-samar Netra matanya melihat pria itu berbalik yang kemudian menghampirinya kemudian duduk membelai surai  halusnya.

"...Kau sudah bangun...?"

Suara itu terdengar berat dan sexy di telinganya...

"Apakah aku bermimpi lagi... ? tidak ini terasa nyata,bahkan aku bisa merasakan telapak tangannya yang besar membelai pipiku dengan lembut.

Kelopak mataku terasa enggan untuk terbuka, tapi aku harus segera bangun. Berusaha melawan rasa kantuk yang seperti racun.

Pria di depanku masih setia duduk di sampingku menunggu dengan senyumnya

Potongan demi potongan ingatan mulai bermunculan di kepalaku.

Aku tidak sadarkan diri, aku melihat ular yang sedang merangkak ke arahku, dan pria itu. Vander datang menyelamatkan ku, dan sekarang aku sudah terbaring di tempat tidur

Pria ini... dia, menyelamatkanku...

"...You're okay...?"

Pria ini bertanya lagi yang berhasil menyadarkanku dari lamunan dan membuatku sedikit menganggukkan kepala pelan

Aku tidak tau harus berkata apa, suaraku seperti tercekat di tenggorokan yang membuatku seperti orang bisu di depannya

"...Kau pasti lapar, aku akan menyuruh jack membawakanmu sarapan..." ucapnya dingin mengecup kening casha sebelum ia berlalu meninggalkannya sendiri di kamar

Casha terduduk dan bersandar di tempat tidur setelah vander keluar

Aku bisa merasakannya, pria itu sangat marah namun dia berusaha menahannya dan tetap terlihat tenang di depannya" gumam Casha memikirkan vander yang baru saja keluar

Suara ketukan pintu itu membangunkan nya dari lamunan dan menampakkan seorang pria dari balik pintu yang baru saja terbuka, itu adalah jack dengan nampan yang berisi sarapan di tangannya

Namun ada yang tidak beres dengannya, wajahnya yang biasanya terlihat segar dan juga tegas terdapat beberapa lebam di sana. seperti telah terjadi perkelahian yang hebat sehingga membuatnya menjadi kacau seperti itu

" Selamat pagi nona, saya membawakan anda sarapan..." sapanya dengan sopan

Casha tidak menjawab sapaan itu dan masih memperhatikan pria itu yang berjalan mengitari tempat tidur dan menaruh nampan itu di nakas samping tempat tidurnya

" Jack...Ada apa dengan wajahmu?" Casha bertanya dengan raut wajah nya yang bingung

" Saya baik-baik saja nona..." jawabnya dengan santai

" Kau habis berkelahi...?"

...Tidak juga, ini hanya luka ringan nona saya sudah terbiasa"jawabannya membuat casha tidak habis fikir

Bagaimana bisa dia menyebut kalau dirinya baik-baik saja sementara wajahnya hampir di penuhi dengan lebam seperti itu, benar-benar sudah gila fikirnya

"...Terserah kau saja" sebal casha tidak mendapatkan jawaban yang ia inginkan

Dimana katty, kenapa kau yang datang mengantarkan ini...?

Katty sedang dalam masa hukuman nona. Jadi selama dia tidak ada saya yang akan mengurus segala keperluan anda" jelas jack yang membuat Casha bingung dan bertanya-tanya

"...Hukuman ...??"

...Saat anda mencoba kabur kemarin tuan sangat marah hingga kehilangan kendali atas dirinya, dan memberikan kami semua hukuman atas kelalaian yang kami perbuat" jelas jack yang membuat Casha tidak percaya dengan apa yang ia dengar

Casha tidak pernah berfikir akan menjadi sekacau ini karena perbuatannya dan orang-orang ini, tentu saja mereka tidak bersalah namun mereka juga harus menanggung konsekuensi dari Tindakan bodohnya

Sekarang dia faham arti dari wajah jack yang kacau, dan itu tentu saja karena kesalahannya juga.

Tanpa menunggu lagi gadis itu Bergegas menyibak selimut yang menutupi kakinya yang ia sendiri tidak sadar jika kedua telapak kakinya yang terluka sudah terbalut perban tanpa memperdulikan rasa sakitnya casha melompat dari tempat tidurnya dan berjalan tertatih keluar mencari sosok pria yang telah melakukan semua kegilaan ini kepada semua orang yang menurutnya tidak ada sangkut pautnya karena kesalahannya sendiri.

Nona tunggu, anda tidak boleh keluar dengan kaki anda dalam keadaan seperti itu" peringat jack khawatir yang berlari mengikutinya dari belakang

" Kau diam saja dan tunjukkan Dimana tuanmu berada..." ucapnya berjalan tertatih tanpa memperdulikan jack di belakangnya

" Saya mohon dengarkan saya...jika tidak saya mungkin akan benar-benar mati kali ini" ringis jack sepertinya akan segera kehilangan akal karena gadis ini.

Dia akan membunuhmu...? tunjukkan dimana dia.." ucapnya berhenti tepat di dekat tangga dan menatap jack kesal

Mau tidak mau jack memberitahu dimana keberadaan vander karena dia sendiri sudah mulai prustasi karena nona tuannya ini tidak sama sekali mendengarkan peringatannya

Tuan ada di ruang kerjanya, tepat di ujung Lorong ini..." jack mengarahkan nya

Kau diam saja di sini ..."ucapnya dan  berjalan tertatih ke Lorong yang sedikit gelap karena minim pencahayaan di sana

Nona...kakimu..." sudah telat gadis itu sudah menerobos masuk ke dalam ruangan tuannya tanpa permisi

Jack hanya menghela nafas karena dia merasa gadis ini tidak jauh berbeda dari tuannya yang sama-sama gila.

"Luka di Wajahku saja belum sembuh, dan entah kegilaan apalagi yang akan datang sebentar lagi..." gumamnya sambil memijat tengkuknya

Menghadapi tuannya saja memerlukan kesabaran yang begitu ekstra, dan sekarang datang satu lagi. Sepertinya tuhan benar-benar tidak berpihak kepadanya

"Mereka benar-benar pasangan tidak waras..." gumamnya meninggalkan tempatnya berdiri 

.

.

.

.

.

.

.

.

tbc.......................................................................................................................................................

THE DARK MAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang