11. pohon Mangga 🌳🥭

20 6 0
                                    


Pagi-pagi begini jantung Rere sudah dibuat tak karuan, isi perutnya sudah bergejolak meminta dikeluarkan, bibir pucat itu sedari tadi terus merapal kan sumpah serapah untuk si pengemudi mobil. Siapa lagi kalau bukan Asya—dia membawa mobil dengan kecepatan tinggi.

"Asya berhenti!!" suruh nya dengan sisa tenaga yang dimiliki, rasanya sudah tidak sanggup lagi menahan rasa mual. Sesuai dengan perintahnya, mobil hitam itu ngerem mendadak.

Rere keluar dari mobil dan mengeluarkan isi perutnya, setelah selesai dengan urusannya ia kembali masuk ke mobil.

"Asya lo gila ya?!" bentak Rere.

Sedangkan sang pengemudi hanya menyengir, "Sorry Re, gue lagi seneng soalnya."

Rere menghela nafas sabar. "Gue laporin pak Aksa ya!"

"Boleh, abis itu kita bukan temen lagi." Asya menjulurkan lidahnya. Meledek Rere. Dia ini tipe bestie yang halal buat digebukin.

Asya kembali melajukan mobil hitam miliknya, kali ini ia berkendara dengan kecepatan rata-rata, tidak ugal-ugalan seperti tadi.

"Serem ya, zaman sekarang anak SMP udah pada gendong anak. Sekolahnya gak lulus, dan menambah populasi nikah usia dini." Rere menggulir layar ponselnya, ia tengah scroll twitter. Dan membaca berita yang tengah booming, salah satu beritanya tentang M.B.A (merried by accident).

"Memang sih, udah nggak aneh lagi."

Rere menatap Asya dengan tatapan yang sulit diartikan, "Kalau misal 'kan, lo hamil dan cowoknya gak mau tanggung jawab, apa yang bakal lo lakuin?"

"Entah, tapi intinya gue nggak bakal gugurin anak gue sendiri. Eh tapi amit-amit sih kalau sampai kejadian," Asya menoleh sebentar sebelum kembali memperhatikan jalan, "tumben, kok nanya gitu?" tanyanya heran.

"Nggak, kepikiran aja," sahut Rere, gadis itu kembali larut dengan ponselnya.

--

Aksa keluar dari kelas IPA-3, ia membawa beberapa buku di tangannya. Lelaki dengan kemeja putih dan celana hitam itu berjalan santai di koridor, sesekali tersenyum ketika ada siswa yang menyapanya. Tempat tujuan kali ini adalah kantin.

Aksa duduk disalah satu kursi kosong, bergabung dengan guru-guru lainnya. Ketika jam istirahat seperti ini, suasana kantin sangat ramai.

Netra nya menangkap sosok gadis yang memasuki kantin dengan berjalan layaknya model. Gadis yang sama, yang telah mewarnai hidupnya. Gadis itu menatapnya cemberut, tak lama ia memutus kontak mata dengan sang kekasih.

"Asya cantik ya, Pak," kata Dean—salah satu guru sekaligus sahabat Aksa.

Pak Ridwan menyahut, "Jelas, karena itu dia jadi model sekolah."

"Percuma cantik jika bodoh," Siska ikut menimpali. Guru yang satu itu memang tidak suka kepada Asya.

"Asya pintar kok, Bu Siska tidak tahu bahwa dia selalu mendapat juara umum? Bahkan dia juga sudah berkali-kali mengharumkan nama sekolah," tutur Bu Reti selaku wali kelas Asya. Bukan mau membela salah satu pihak, beliau hanya mengatakan kebenarannya. Asya berkali-kali mendapat juara satu pararel, hingga perlombaan tingkat nasional seperti  modelling, sains IPA, dan masih banyak lagi.

"Wajar saja, Bu Siska kan guru baru jadi tidak tahu. Memang susah sih Bu jika memiliki sifat iri," sindir Aksa. Lelaki itu pergi memesan makanan setelah pamit kepada guru-guru yang lain, telinganya panas jika terus mendengar ocehan Siska.

--

Di tempat lain dua orang gadis berseragam putih abu tengah memeriksa keadaan sekitar, memastikan bahwa tidak ada orang yang melihat aksinya ini, dan memastikan tidak ada CCTV. Tak jauh dari sana terdapat seorang lelaki yang bersiap memanjat pohon mangga yang tengah berbuah.

"Woy Panji cepet dong naiknya, nanti keburu ada yang liat!" geram Asya ketika melihat Panji yang malah memetik buat Mangga itu.

"Tau nih katanya mau kabur, nanti ketahuan guru bisa-bisa dihukum," timpal Rere yang berdiri tak jauh dari pohon Mangga yang dipanjat Panji.

Jika kalian berpikir bahwa tiga orang itu sedang mencuri Mangga sekolah, jawabannya salah besar. Ketua osis ini berencana kabur melewati pagar belakang sekolah yang setinggi tiga meter, Satu-satunya cara yaitu dengan memanjat pohon Mangga. Kebetulan pula pohon Mangga jaraknya sangat dekat dengan pagar tembok ini.

Panji yang memetik buah Mangga menghentikan aksinya, dia berdecak kesal. "Masa jenguk doi nggak bawa buah tangan, malu atuh!"

"Masalahnya buah itu dapet nyuri, bodoh! Gak modal banget sih lo," ejek Rere. Gadis satu itu sangat muak dengan tingkah Panji, entah di rumah maupun di sekolah lelaki itu selalu membuatnya darah tinggi.

"Ya udah gue pergi ya, thanks girl's!" Sebelum menghilang dari pandangan, lelaki itu sempat menjulurkan lidahnya untuk membuat Rere kesal.

"Sumpah Re, kok lo betah sih tetanggaan sama dia? Kalo gue mungkin udah depresot sama kelakuannya," keluh Asya. Dia bingung, kok ada ya ketua osis macam Panji. Mana bawain buah hasil nyolong buat jenguk doi-nya!

Panji tadi memang bilang bahwa cowok itu butuh bantuan, dan keduanya meng-iyakan tanpa tahu si cowok sengklek itu ingin dibantu apa. Katanya ia mau menjenguk sang gebetan yang sakit, dia juga terlalu malas meminta izin ke guru piket, karena dia suka tantangan jadilah dia mau loncat pagar aja. Menyuruh dua sahabatnya untuk memastikan keadaan sekitar, kalau nggak begitu, dia bisa hilang pamor gara-gara manjat pohon. Kan nggak banget.

Rere menggeleng lemah. "Bukan temen gue."

--

Berhubung sebentar lagi S.A.T jadi aku bakal of sementara dulu dari wp, tapi tenang aku udah bikin beberapa draft dan mau dipublish. Mungkin membosankan karena ceritanya ga nge-feel tapi aku usahakan yang terbaik buat cerita ini.

Maaf ya karena masih banyak typo, aku juga lagi belajar tanda baca kok 😁

Setelah ngilang selama beberapa hari, aku bakal update mungkin 3 part , aku juga sempat merenung kok kemarin. Aku lagi ga mood, hilang semangat, tapi alhamdulillah nggak kena block writer.

Btw ada yang mau ditanyain ngga tentang part ini? Ada kebingungan atau keanehan dari cerita ini kalian bisa komen aja, masa yang vote cuma 38 dari seluruh cerita, padahal yang bacanya lebih dari itu loh. Aku sih ngga apa-apa ya kalau banyak sider, silahkan selagi kalian menikmati dan menunggu cerita aku🤩

Just A Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang