19. Spesial

12 1 0
                                    


sebelumnya maaf ya cerita ini banyak typo, entah itu tanda baca atau yang lain. kalo tanda baca, memang aku masi kurang ngerti. tapi kalo pas ngetik biasa memang keyboard nya yang ngelag😭
Belum sempet revisi juga, kdng malu sendiri kalo ada typo. btw ini bakal direvisi setelah tamat ya😓

VOTE DAN KOMEN YA GUYS!

HAPPY READING❤

-----


Semua orang ingin merasakan kebahagiaan, tak terkecuali Daniel. Daniel merasa dunia sangat jahat kepadanya, setelah orang tuanya meninggal, gadis yang ia cinta juga ikut meninggalkan-nya. Asya adalah dunia dan semesta nya, tapi karena suatu kesalahan gadis itu meninggalkan dia sendiri.

Dia tidak punya siapapun lagi selain Asya, gadis itu penyemangat hidupnya. Ia memang memiliki saudara tapi mereka tidak mempedulikan Daniel, ya dirinya cukup mengerti, apa untungnya mereka mempedulikan Daniel? Semuanya sibuk dengan urusan masing-masing.

Disaat masa terpuruknya kala ditinggal kedua orang tua, ia mengharapkan Asya untuk bertahan dan menemani disisinya.

Namun faktanya, Asya pergi dari jangkauan Daniel. Hingga satu tahun kemudian ia kembali dipertemukan tepat di negara kelahirannya.

Ia berangan-angan bisa kembali memperbaiki hubungan mereka, sebelum mengetahui bahwa gadis yang ia cintai sudah memiliki pacar. Daniel sedih, tapi ia terus berjuang, dengan harapan Asya akan kembali padanya.

Asya adalah cinta pertamanya, gadis yang ia cintai tiga tahun lamanya, bahkan sampai sekarang masih terus begitu. Asya seperti potongan puzzle yang mampu melengkapi seorang Daniel Zione Argachel. Walaupun dulu ia mendapatkan gadis itu dengan cara merebutnya dari Jean—sepupunya.

Dulu... Daniel baru mengetahui kalau Jean sedang dekat dengan seorang gadis yang merupakan teman sekelasnya, yang mana gadis itu adalah Asya. Jean bercerita kepada Daniel mengenai perasaannya terhadap Asya.

Daniel tentu senang mendengar bahwa Jean sudah memiliki pujaan hati, walaupun bukan pertama kali dekat dengan seorang perempuan namun sebelumnya Jean tidak pernah se-antusias ini. Sampai tepat dihari ulang tahun Jean, dia bertemu dengan Asya—gadis yang dimaksud sepupunya.

Dia menghampiri Asya dan mengajak gadis itu berkenalan, niat awal hanya penasaran dengan gadis yang mampu membuat sepupunya jatuh cinta, dia juga malah ikut-ikutan mencintai Asya. Bermula penasaran, me-stalk, menyukai, dan memberanikan diri untuk mendekati Asya. Hingga akhirnya mereka berpacaran.

Asya tidak mengetahui perasaan Jean, dan memang menganggap lelaki itu hanya sebagai teman saja. Sedangkan Jean merelakan Asya untuk sepupunya, tidak apa-apa asalkan sang gadis bahagia.

Sampailah ketika Daniel membuat Asya menangis, dan gadis itu bercerita kepada Jean. Jean marah tidak terima gadis yang ia cintai disakiti, dia datang kepada Daniel dan menghajar lelaki itu. Dia juga mengancam akan membunuh Daniel jika melihat Asya disakiti lagi.

--

Dan kali ini Daniel tidak mau merebut kebahagiaan orang lain, cukup dulu dirinya merebut kebahagiaan Jean. Dia tahu betul rasanya sangat sakit. Sekarang cukup dengan melihat Asya bahagia, membuat dirinya ikut bahagia.

Asya bahagia dengan Aksa, maka ia juga ikut bahagia. Tidak mau egois lagi dan tidak mau mementingkan diri sendiri, maka dari itu dia mencoba merelakan.

Seperti saat ini, Daniel sedang melihat foto-fotonya bersama Asya dua tahun silam untuk terakhir kalinya.

"Asya, kali ini aku nggak mau lagi jadi orang egois, maka dari itu aku bakal lupain kamu, walaupun rasanya susah."

"Aku nggak mau kamu jadi benci aku. Aku tahu aku yang salah karena sebelumnya udah rebut kamu dari Jean, tapi sekarang Aksa yang rebut kamu dari aku. Apa ini hukuman buat aku?" Daniel mengusap foto Asya yang ia dapatkan saat mereka berkunjung ke pantai. Daniel seolah-olah sedang berbicara dengan Asya.

"Aku harap kamu bahagia, karena hari ini, dan detik ini juga aku bakal hapus semua kenangan tentang kita."

🦊🦊🦊

Sedangkan di tempat lain...

"Rere gue mau ngomong sesuatu sama lo," Panji meneguk saliva kasar. Merasa ragu dengan tindakannya kali ini yang entah benar atau salah.

Rere mengerutkan dahinya bingung, "Tumben, ya udah ngomong aja." Dirasa obrolan kali ini cukup serius, Rere mengajak Panji duduk di sofa ruang keluarganya.

Mereka berdua sekarang sedang berada di rumah Rere, Panji tiba-tiba datang ke rumah dan mengganggu aktivitas baca novelnya. Rumah yang bersebelahan membuat Panji leluasa, lelaki itu memiliki akses ke rumah Rere.

"Lo serius mau pindah ke Bali setelah lulus?"

"Nanya itu lagi? Kita 'kan udah bahas kemarin!" ketus Rere, tidak suka.

Panji itu selalu bawel menanyakan tentang kepindahannya setelah lulus sekolah. Rere sampai bosan mendengar rentetan pertanyaan yang terus keluar dari mulut Panji. Kemarin juga Panji menanyakan hal serupa, tentu Rere menjawab bahwa dia memang akan pindah.

"Emangnya nggak bisa ya Re, tinggal di sini aja sama nenek lo? Jangan pindah ya please..." Pinta Panji seraya memeluk lengan Rere.

Rere menghembuskan nafas lelah, "Kenapa sih Nji? Lagian kalau gue pindah juga gapapa kali. Lo masih bisa main kok ke tempat gue nanti, jangan kayak anak kecil deh!"

Panji memajukan bibirnya, ngambek ceritanya.

Panji merengek, "Kok tega sih sama gue, lo tahu sendiri kalau gue paling gak bisa tanpa lo."

Nyatanya Panji memang tidak bisa jika tak ada Rere. Dulu ketika masih kecil, dia rela gak main sama temen-temen kompleknya karena Rere gak ikut main. Hal serupa terjadi juga sampai sekarang.

"Lo juga nanti kuliah ke Korea 'kan? Pasti sibuk, lama-lama juga pasti terbiasa kok. Kalau pun gue nggak jadi pindah, lo pasti tetep pergi juga 'kan ke Korea?" Rere membenarkan rambut Panji yang berantakan, lalu mengusapnya lembut.

"Gue ke Korea karena mau lupain lo," kata Panji lirih.

Rere mengedipkan matanya berkali-kali, takut salah dengar. "Maksudnya?"

Panji mendengus, tahu kalau respon Rere akan seperti ini.

"Kayaknya gue harus jujur deh sama perasaan gue sendiri,"

Panji menatap Rere lekat, "Gue suka sama lo."

Baru saja ingin membuka suara, namun bibirnya langsung dibungkam oleh bibir Panji. Merasa tidak ada perlawanan, Panji melumat bibir ranum Rere. Lumatan lembut dan pelan membuat Rere melayang.

Beberapa saat kemudian Rere yang sudah kehabisan nafas memukul pelan dada Panji, membuat Panji melepaskan ciumannya.

"I really love you, Restia Nazhira. Lo mau 'kan jadi pacar gue?"

🦊🦊

Spesial deh buat Daniel, Rere, dan Panji.

Posisi jadi Daniel tuh ga gampang si, satu sisi masi sayang, sisi lain si Asya udah punya pacar. Lupain juga ga gampang.

Maaf ya masi banyak typo🙏🏻

Oh ya cerita ini bakal selesai di part 30/35. Sengaja bikin dikit, biar ga pusing.

Tapi gatau juga sih, masi rencana aja.

Bisa jadi juga part 25 udh end.

Just A Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang