Typo tandain ya!
Di dunia ini ada beberapa hal yang membuat Asya tidak suka pada dirinya sendiri.
-Pertama dia selalu overthinking berlebihan.
-Dua, dia selalu tidak bisa mengontrol emosi dan memiliki emosi yang meledak-ledak.
-Tiga, dia selalu ragu dalam membuat keputusan.--
Dan Jean membuat Asya tidak bisa mengontrol diri, sampai Asya emosi. Bukan itu saja, sepertinya Jean juga bisa membuat dirinya merasa bersalah, dan memborong tiga hal di atas.
Gini-gini jadi tadi saat dia baru saja duduk tenang di dalam kelas, tiba-tiba saja Jean datang. Itu bukan point pentingnya, tapi yang membuat Asya marah adalah ketika cowok itu mulai mengungkit masa lalunya dengan Daniel. Asya marah ketika Jean menyalahkan dirinya kala mengetahui Daniel—sang sepupu— sakit.
Jean tiba-tiba datang dan menyalahkannya, katanya jika Asya tidak datang menemui Daniel di cafe waktu itu, mungkin Daniel masih sehat-sehat saja. Asya heran, lantas kenapa Jean menyalahkannya?
"Maksud lo apa sih? Gue sama sekali gak tahu!" Sentak Asya lalu mendorong bahu Jean.
Jean berdecih sinis, "Harusnya lo gak ketemu sama Daniel kalau cuma mau bikin dia sakit! Lo tahu seberapa gilanya dia waktu lo bilang kalau 'lo udah punya pacar'?"
"Terus hubungannya sama gue apa? Bukannya dia udah tau kalau gue udah punya cowok, dasar aneh!" Bentak Asya tidak habis pikir.
"Iya Daniel emang aneh, ngapain dia nungguin cewek modelan kayak lo begini? Emangnya cinta itu bikin orang jadi bego," Hina Jean yang membuat Asya sedikit tersinggung.
'Modelan kayak lo' Asya merasa terhina, memangnya dia kenapa? Jelek, nggak. Bodoh, nggak. Nyusahin juga nggak. Penampilan? Jangan ditanya, makanya dia sekarang menjadi model sekolah.
"What? Mending lo tanya sama sepupu lo yang aneh itu, kenapa juga dia mau sama gue? Eh Jean jangan mentang-mentang dia sepupu lo, lo jadi tutup mata sama kejadian tahun lalu. Dia emang salah, ngapain lo bela?"
"Dia gak salah, itu karena lo gak mau dengerin penjelasan dia dan pergi gitu aja," Jean menghembuskan nafas pelan, "Daniel lagi sakit, dia butuh lo sekarang. Gue harap lo dateng ke apartemen dia, gunain sedikit rasa empati lo." Setelah mengatakan itu Jean berlalu meninggalkan Asya yang terdiam dengan ucapannya.
"Apa iya gue harus ke sana?"
Di satu sisi dia tidak mau berhubungan lagi dengan Daniel apalagi sekarang Asya sudah punya pacar, tapi di sisi lain dia merasa bersalah kepada Daniel karena telah membuat cowok itu sakit. Jadi dia harus bagaimana?
🦊🦊🦊
Asya datang ke apartemen Daniel dengan membawa parsel buah. Setelah pulang sekolah tadi, dia memutuskan untuk menjenguk lelaki yang berstatus mantannya. Dia datang sendiri dengan mobil kesayangannya yang kini sudah terparkir rapi di basement.
Asya berjalan dengan langkah lebar, setelah itu dia masuk ke kamar Daniel setelah mendapat izin dari sang pemilik.
Jangan tanyakan kenapa dia bisa masuk ke apartemen ini, jelas dia tahu sandinya. Dulu sekali dia diberi tahu oleh Daniel, yang mana sandinya adalah tanggal, bulan, dan tahun lahirnya.
Kamar Daniel masih sama seperti terakhir ia datang kesini, bahkan letak barang-barang pun tidak ada yang berubah. Kamar dengan cat warna coklat tua itu selalu rapi dan bersih.
Di kasur sana, ada Daniel yang sedang duduk bersandar di kepala ranjang. Dia menatap Asya dengan binar bahagia karena gadis itu mau menjenguknya.
"Asya? Makasih lho udah repot-repot dateng ke sini," Daniel terus memperhatikan Asya.
Asya memutar bola matanya malas, "Itu tau repot, ngapain minta aku ke sini?"
"Temenin aku, bosen sendirian. Kamu tau sendiri keluarga aku udah nggak ada, gak ada yang bisa rawat aku lagi," lirih Daniel, hatinya seperti diremas ketika mengingat kenyataan pahit yang satu itu.
"Aku cuma punya kamu," lanjutnya dengan lirih, dia menatap Asya sendu.
Asya terdiam, tidak ingin menyahuti perkataan Daniel. Asya tahu, Daniel hanya membutuhkannya, lelaki itu tidak punya siapa-siapa lagi disini. Saudaranya pun sibuk dengan urusan masing-masing. Sebenarnya Asya juga merasa iba, namun ia tidak bisa melakukan apa-apa.
Asya mengambil mangkuk bubur dari nakas, dia duduk di pinggiran kasur berniat menyuapi Daniel. Asya tahu seharian lelaki itu belum makan, kebiasaan Daniel ketika sakit.
Asya menyendok bubur lalu menyuapi Daniel. "Aku tau kamu lagi sakit, tapi jangan sampai nggak makan. Nanti yang ada malah tambah sakit, emangnya kamu mau? Jangan lagi ya." Tutur Asya memberi nasihat.
Daniel menerima suapan demi suapan, walaupun malas dia tetap mau makan asal disuapin sama Asya. Rasanya sangat senang.
"Aku gapapa kok sakit, asal kamu nemenin aku di sini," sahut Daniel.
Asya menghela nafas lelah, "Kak aku udah punya pacar. Nggak bisa sama kamu terus, ngertiin aku, ngertiin perasaan pacar aku juga."
Daniel menatap Asya sendu, "Nggak ada kesempatan lagi ya? Kamu udah bener-bener lupain aku ya? Segampang itu kamu lupa, kita serius nggak bisa balik lagi kayak dulu, aku kangen kita yang dulu Sya..."
"Aku udah punya pacar Kak!"
"Kamu putusin dia, dan kita bisa bareng lagi."
🦊🦊🦊
Sedangkan di sisi lain, Aksa dibuat khawatir karena ponsel Asya tidak bisa dihubungi. Sudah berkali-kali dia menelepon dan mengirim pesan, namun tidak ada respon, hanya ceklis satu.
Dia jadi tidak fokus bekerja, mana bisa fokus sedangkan pikirannya hanya tertuju kepada gadisnya.
Mine♡
Syng lagi apa? √
Udh smpe rumah blm? √
Klo udah nanti kabarin aku ya. √
Kmu kmn si, tumben cklis 1. √
Sayang jangan bikin aku khawatir! √
Vino blg kmu blm pulang √Sudah satu jam dari terakhir ia mengirim pesan, tapi tetap tidak ada jawaban. Sampai satu notifikasi dari nomor tidak dikenal membuat fokusnya teralihkan.
+62×××
📸 send a picture📸
Cewek lo kan? Atau bukan?
Kalo iya mana mungkin dia main ke apart cowo.Aksa membanting ponselnya, ia emosi melihat foto Asya yang diambil ketika gadis itu masuk ke apartemen yang entah milik siapa. Tapi Aksa yakin, bahwa apartemen itu bukan milik perempuan.
"Asya? Awas aja kamu," geram Aksa menahan emosi. Bahkan ia sampai meremas kertas penting yang harusnya ia tanda tangani.
Asya hanya miliknya, ia tidak mau berbagi. Lagipula untuk apa Asya masuk ke apartemen itu? Milik siapa? Bahkan gadis itu sampai rela tidak membalas pesannya atau sekedar mengabarinya.
🦊🦊🦊
dah masuk konflik, tenang aja ga berat kok konfliknya. bentar lagi masuk puncak yes! maaf ya kalau ga jelas, komen aja gapapa.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN GUYS🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Secret Admirer
ספרות נוערDiam-diam Asya mengagumi Aksa- pemuda yang menjadi tetangganya. Pemuda dengan senyum manis yang selalu menyapanya di pagi hari. Asya pikir, dirinya hanya pantas untuk menjadi pengagum rahasia saja. Menurutnya Aksa yang memiliki seribu pesona itu tid...