18. Hukuman

9 0 0
                                    

Ini part 18, double ul ya

Jangan lupa vote ya guys🤗
Happy Reading🦊

---

Sudah beberapa hari kebelakang, Asya jarang pulang ke apartemen miliknya. Akhir-akhir ini dia lebih sering pulang ke rumah karena orang tuanya sedang pulang, namun berhubung kali ini orang tuanya sedang pergi ke luar negeri jadi dia bisa kembali menempati apartemen ini.

Selesai menjenguk Daniel tadi, dia langsung pulang ke sini. Namun tanpa diduga Aksa sudah duduk di sofa ruang tamu, menatapnya dengan tatapan tajam dan dingin. Bukan Aksa sekali.

Perasaannya mengatakan bahwa ini bukan pertanda baik.

"Baru pulang?" tanya Aksa dingin.

Asya mengangguk pelan. "Iya, kamu di sini?"

Asya duduk di sebelah Aksa, dia hendak menyender namun lelaki itu segera menghindar.

"Kamu jangan deket-deket aku kalau abis ketemu sama cowok!"

Deg.

Tubuh Asya membeku, dia menatap Aksa yang juga tengah menatapnya tajam. "Kenapa? Kamu kaget karena aku bisa tau?"

Asya menggeleng cepat. "Nggak! Kamu jangan salah paham dulu, aku bakal jelasin semuanya. Tapi please dengerin aku dulu, ya." Asya mengeluarkan jurus andalannya, yaitu merengek dan memperlihatkan puppy eyes-nya.

Kalau sudah begitu, Aksa mana tahan. Dia kembali duduk di samping gadisnya, walau masih dengan wajah datar.

"Cepat jelasin!"

"Jadi...." Asya menceritakan semuanya kepada Aksa tanpa ada yang ditutupi, dari mulai Jean yang membuatnya emosi sampai menjenguk Daniel ke apartemen lelaki itu.

Aksa jelas marah, kalau saja Asya jujur dari awal mungkin ia bisa menemani gadisnya menjenguk Daniel. Kalau gini kan dia jadi cemburu, takut kalau Asya suka lagi sama Daniel dan ninggalin dia.

"Kamu kok nggak bilang dari awal sih?! Aku nggak suka ya kamu mulai berani bohong sama aku, jujur apa susahnya Sayang?" Raut wajah Aksa kembali seperti semula, menatap lembut sang kekasih dan memeluk Asya.

Dia masih marah sebenarnya, tapi takut kelepasan. Jadi alternatifnya dia harus meluk Asya berharap kesalnya hilang.

"Maafin aku ya? Aku tau aku salah, harusnya aku jujur sama kamu. Kamu gapapa mau marah ke aku juga, aku ngerti kok, mau hukum aku juga gapapa," Asya menunduk, merasa bersalah. Nyaris berbisik.

Hukuman?

Aksa mulai tertarik dengan itu, kira-kira hukuman apa yang pantas untuk gadisnya yang nakal ini?

"Aku bakal hukum kamu karena nggak jujur sama aku!" Asya mendongak lalu mengangguk kecil. Belum sadar hukuman apa yang Aksa maksud.

Sedetik kemudian matanya melotot saat benda lunak menempel dan melumat bibirnya. Namun tak lama setelahnya Asya memejamkan matanya, menikmati dan membalas ciuman Aksa.

Aksa tersenyum miring disela-sela lumatannya.

🦊🦊🦊

"SAYANGGG!!!!" Teriak Asya yang lagi berada di kamar mandi.

Aksa menghampiri dengan langkah tergesa-gesa, takut gadisnya kenapa-napa di dalam sana.

"Kenapa Sayang?" tanyanya ketika sudah sampai.

Alis Asya menukik tajam, ia menunjuk beberapa titik di leher jenjangnya yang berwarna merah keunguan. "Liat kelakuan kamu! Ini gimana nutupin nya ish! Susah hilangnya Sayanggg..." Rengek Asya membuat Aksa terbahak.

Just A Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang