Karena Jay merencanakan semua ini sebelumnya, dia sudah menyewa sebuah Villa dekat pantai khusus untuk mereka berdua. Niki hanya takjub pada apa yang Jay lakukan, dirinya semakin ingin tahu apa saja yang Jay lakukan selama dia tidak ada.Tapi, gadis yang kini tengah mengeringkan rambutnya itu mulai tak peduli dengan asal-usul Jay menyewanya. Karena dia sudah terlalu nyaman dengan villa yang kini dia tempati.
Sedangkan Jay tengah bersantai di sofa dan tangannya sibuk mengotak-atik benda pipih kesayangannya. Tak menyadari jika Niki datang.
"Aku suka tempat ini."
Jay menoleh, "Suka? Baguslah."
Gadis itu menatap Jay karena lelaki itu kembali fokus pada kegiatan sebelumnya. "Apa aku bisa menginap lagi disini?"
Niki mulai mendekati Jay, berniat duduk di sofa. Tapi, Jay yang menyadari itu justru memundurkan tubuhnya, menyisakan tempat duduk di depannya. Jay meng-kode Niki untuk duduk di depannya.
"Kemarilah, biar aku bantu keringkan."
Tangan Niki menggenggam erat handuk kecilnya. Dia dengan gugup dan kaku mulai duduk seperti yang Jay suruh. Dan seperti kata Jay tadi, lelaki ini mulai ikut mengeringkan rambut Niki dengan telaten.
"Aku akan atur jadwalku untuk bisa kesini lagi."
Niki diam-diam memegang pipinya karena merasakan Jay sedekat itu. Tapi mulai mengernyitkan dahi saat Jay kembali bersuara. "Tidak denganmu, bodoh."
Jay menghentikan pergerakannya. "Lalu dengan siapa?" tanya bernada tidak suka.
"Seseorang."
Jay hanya berdecih. Kembali mengusap rambut Niki. "Apakah si laki-laki itu? Yang kau ajak bernyanyi bersama itu?"
"Bernyanyi?" Niki mencoba mengingat. "Ah maksudmu Jake. Tentu saja bukan."
Mendengar jawaban itu, Jay tersenyum diam-diam. "Baguslah. Karena dia tidak ada apa-apanya denganku."
Niki hanya terkekeh. "Iya-iya."
"Jika jujur, aku lebih mahir bermain gitar daripada dia."
Niki menoleh ke samping, melihat Jay. "Benarkah? Kenapa kau tidak memberitahuku?" tanyanya kecewa.
"Ya, karena tidak ada waktu untuk itu."
Niki menekuk bibirnya. "Lain kali tunjukkan padaku. Hanya padaku," ucap Niki penuh penekanan.
Melihat hal tersebut, Jay menyimpan handuk kecilnya. Tangannya beralih memeluk Niki dari belakang. Menciumi rambut Niki yang masih segar. "Iya, hanya untukmu."
"Oh iya, apa laki-laki itu membicarakan hal buruk tentangku?"
"Jake? Emm...," gumam Niki terlihat berpikir.
Jay mengernyit heran. "Berarti pernah, bukan? Ck, apa yang dia katakan?"
"Kau brengsek. Katanya."
Menohok. Jay sedikit tersedak karenanya. Niki sendiri justru tertawa kecil, dia kembali mengeratkan tangan Jay di perutnya.
"Dia menyuruhku untuk melupakanmu. Jake bilang jika kau nanti akan menyakitiku dan berakhir meninggalkanku. Dia bilang tidak mau melihat aku terluka."
Sengaja? Benar Niki sengaja mengatakannya. Niki hanya ingin melihat respon dari Jay. Seperti apa reaksinya mendengar hal itu, apa Jay membantahnya atau justru membenarkan?
Tapi, Jay hanya diam.
Niki memejamkan matanya menyandarkan tubuhnya pada tubuh lelaki itu. Dia mencari tempat nyaman. "Lalu kau tahu apa yang aku jawab?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Mistaken Relationship [END]
FanficJay × Ningning Apakah mencintai seseorang salah? Salah. Karena Jay mencintai seseorang disaat dia sudah mempunyai keluarga kecil jauh disana, sedangkan di sisi lain dia justru jatuh cinta pada seorang gadis yang membuatnya menjadi seorang manusia y...