06. Pahlawan atau Lawan?

103 6 6
                                    

🌷Selamat hari raya Idul Adha🌷
☝️Siapa yang mau daging kurban?? Mas doi ku besok mau nyembelih moonminnya☝️
(Idul adha kemarin😌)

Happy reading
Tandai jika ada typo

__________

"Terdapat point-point penting disaat menjadi komedi rumahan mengukir memori alkisah perjalanan makna kehangatan."

~Bumi Agnecce Alvarado~

****

Waktu menunjukan pukul 11.03 WIB.

Bumi mengira pekerjaan nya menjadi pengrajin ecobriek tidak akan beres dalam waktu singkat, nyatanya ia keliru, bukti saat ini ia sudah bisa hidup tenang dan bersantai menikmati hari liburnya dengan leha-leha tanpa memikirkan tugas sekolah.

Bumi tidak pernah absen mengumpulkan tugas sekolah, walau hasilnya dari diskusi bersama Excel atau menyalin dari Wisnu.

Setelah lamanya Bumi membersihkan badan dengan melaksanakan aktifitas mandi, Bumi berjalan menuju dapur, ia teringat saat kemarin setelah menyelesaikan ecobriek-nya bersama Excel, Wisnu dan Flora.

Bumi sempat melirik sinetron yang  ditonton oleh sang ibu di ruang tengah, Suara dari sinetron itu menumbuhkan rasa ketertarikan bumi saat mengambil nasi di dapur.

Bumi berjalan menghampiri Laena yang sedang menonton drama Korea yang berjudul  ' all of us are dead ' sambil membawa piring makan siangnya.

"Film apaan tuh Bun?." Tanya Bumi yang sedang makan sambil berdiri.

"Yaampun bang makannya duduk dong jangan sambil berdiri gitu." Tegur sangat ibu kepada Bumi.

Bumi duduk disamping Laena setelah mendapatkan teguran dari ibunya, mata Bumi tetap fokus ke layar televisi yang sedang ditonton Ibunya tadi.

"WOY, AWAS ITU KUYANG DI BELAKANG LO GOPLOK."

Bumi yang mengumpat sontak mendapatkan tamparan dari sang ibu tercinta.

Laena menampar mulut putra sulung nya ketika Bumi mengumpatkan kata-kata kasar didepan ibunya sendiri.

"Tampan ya ngumpat kasar di depan orang tua? ."

"Hehe, keceplosan Bun, maafin, soalnya gereget, udah tahu banyak kuyang malah ngumpet bukannya pulang kerumah."

"Itu zombie mana ada kuyang di korea." Koreksi Laena.

"Emang bener gak ada? Bukannya hantu itu ada dimana-mana ya bun? Masa habitat kuyang cuman ada di Indo?!."

"Ya mana bunda tahu, bunda kan bukan patner setan."

Bumi berdecak setelah mendengar ibunya bicara seperti itu, Bumi beranjak dari duduknya untuk menyimpan piring cucian bekas makannya kedapur.

"Bang, nanti siang kamu sibuk gak?." Tanya Laena kepada Bumi.

"Enggak tuh."

"Nanti kamu jemput Ata ya, soalnya Daddy kamu hari ini lembur, kasian Ata kalau pulangnya jalan kaki."

"Bukannya sekolah Ata cuma kehalang 2 sampe 3 rumah Ya bun? Kenapa harus di jemput segala? Kan dia bawa sepeda, palingan pulang bareng sama anaknya bu kokom." Ucap Bumi kepada Laena.

Bumi KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang