12. Perencanaan penuh drama

16 2 0
                                    

Hampir satu bulan lamanya taman belakang rumah keluarga Alvarado di penuhi oleh berbagai sampah plastik, kegiatan membuat ecobreack pun akhirnya selesai, Bumi dan Excel sudah bisa menghirup nafas lega.

Seperti biasa mereka masih menjalankan bussines fashion ala-ala preman gang kecil, suasana kantin makin siang kian rame dan berisik.

sedari tadi mereka berdua membolos karena jam pelajaran ketiga kosong.

"Mi, lo berdua mau ikut kerja sama bareng OSIS gak?." Tanya Wisnu kepada Bumi dan Excel.

"Nggak ah, gue males kerja sama bareng kalian, mending naikin rate bussines marketin fashion gue sama dia." Ucap Bumi kepada Wisnu.

"Nggak, lo, nggak bakalan dijadiin babu kami, jadi pereman beneran mau gak?." Tanya Wisnu mengiming-iming tawaran kepada bumi.

Excel menyipitkan kedua matanya curiga, mereka berdua pasti akan dijadiin eskferimen kelinci percobaan Wisnu sama geng OSIS lainnya.

"Dengan imbalan atas dasar apa lo nyuruh kita jadi pereman beneran?." Tanya Excel kepada Wisnu.

"Gue mau jadi anggota geng motor bisa gak?." Tawar Bumi kepada Wisnu.

Wisnu menganga sambil berkedip cengo mendengar tawaran Bumi, niat hati hanya meminta bantuan mereka berdua untuk memeriahkan perayaan hari Guru senin depan, Bumi malah meminta sesuatu yang tidak mungkin akan bisa Wisnu iyakan.

"Goplok gue nawarin lo jadi pereman malah minta diluar kapasitas dari komunitas." Ucap Winsu kepada Bumi.

"Heh Nunu jaman sekarang mana ada trend pereman pasar senin, yang terkenal itu pereman bandung bukan pereman jaksel.  Kalo nawarin temen itu jangan tanggung-tanggung, elit dikit napa Nu."

"Ya udah sono lo minggat jadi budaknya a Langit." kata Excel

Dengan tidak tahu malunya Bumi malah ngegas menjawab ucapan Wisnu.

Wisnu gelagapan, ia tidak bisa berkata-kata, helaan nafas kasar yang bisa Wisnu lakukan sekarang.

"Mi gue tendang pala lo sampe arab mau gak?." Ucap Wisnu kesal.

"Emang lo bisa? Sini ayo tendang pala gue Nu biar bisa jadi kuyang."

Bukannya diam atau apa gitu, Bumi malah menundukan kepalanya kedekat Wisnu meminta dia menendang kepala nya beneran dan berangan agar bisa keluar dari tubuhnya seperti kuyang.

"Bangsat, babi, Excel sodara lo minta gue jual sama om - om." Geram Wisnu setengah maki-maki.

***

Tepat di ruang OSIS Bumi terus menguap menahan kantuk selama mendengarkan Wisnu dan geng OSIS lainnya sedang berdiskusi mengenai perencanaan hari senin nanti.

"Jadi rencana kayak gini, mereka begini, selanjutnya begitu dan begini terus seperti itu dan Musik." Ucap Wisnu kepada mereka semua.

"Yang usul sama nego ke kapol nya siapa?." Tanya salah satu dari mereka.

"Kapol siapa? Peraman pasar beneran?!."

"Kepala Polisi ege." Jawabnya.

"Lo malu-maluin anjir kudet banget lo jadi orang." Celetuk Bumi.

"Heh hippopotamus, emang kalau dia nggak jawab singkatan kapol lo tahu hah?!."

Wisnu menijat pangkal hidungnya pusing melihat tingkah laku kedua temannya itu, keberadaan mereka yang sedang kumpul di ruang OSIS itu, untuk mendiskusikan perencanaan yang akan dilaksanakan nanti, bukan untuk menonton persepupuan itu berdebat.

"Ya gue tahu lah, kapol adalah salah satu rempah-rempah yang ada di Indonesia."  Jawab Bumi dengan bangga.

"Kapol jenis rempah kayak gimana Mi?." Tanya mereka.

"Halah kudet lo semua, ngaku aja anak jaksel jenis kapol aja gak tahu, titisan Sun Jae  'Sunda Jakarta Selatan.'  nih senggol dong, kapol itu adalah....

Bumi terdiam berpikir sejenak, lalu melirik kearah Excel.

..... bentar, kapol kan bahasa sunda? Terus bahasa Indonesianya apa ya Sel?."

"Goplok, lo goplok, Bumi! Lo lebih bego dari gue ternayata." Timpal Excel memaki Bumi habis-habisan.

****

"Ayo dong Cle mau ya?? Ini ponakan nya mau cosplay jadi anak motor biar keren, Sel bantu ngomong ege."

Bumi terus memohon kepada Paman dari suami Nazpa meminta bantuannya untuk perayaan hari senin mendatang.

Bumi tidak datang berdua saja mereka datang berlima dengan Wisnu, ketua dua dan sekertaris OSIS.

"Iya Om, gak kasihan ini sama kita? Kapan lagi coba kita bisa rasain seberapa keren dan kecenya pake outfite Anak Motor." Bujuk Excel.

Ketiga teman nya yang lain hanya bisa menundukan kepalanya malu tujuh lapis kue di kupas seribu kupasan.

Bumi dan Excel terus merengek kepada pamannya itu sambil berlutut seperti anak kecil yang terus meminta persetujuan kedua orang tuanya agar bisa main hujan-hujanan.

Paman itu menghelan nafas lalu mempertanyakan rencananya kembali kepada Wisnu dan teman lainnya.

"Ya udah kalau gitu Uncle terima asal dengan syarat kalian harus dapat izin dari orang tua kalian." Jawabnya kepada Bumi dan Excel.

"Ngapain minta izin? Kan ini cara sekolah? Nggak ada keterlibatan dari luar sekolah juga, toh kita kan Acting." Ucap Bumi kepada Uncle nya.

"Terserah kalian berdua aja, asal jangan bundir aja kalau harinya tiba." Ucapnya.

"Jadi gimana strategis perencanaanya? Saya harus apa dan bagaimana untuk mendalami peran?."

"Gampang Om, tinggal bawa mereka berdua ke sekolah pake mobil polisi aja, terus jangan lupa senjata nya juga kalau ada."

"Saya heran, kenapa harus anak ayam ini yang jadi  eksperimen kalian?." Tanya nya kepada Wisnu.

Wisnu mengucap punggung lehernya bingung harus diperjelas seperti apa dalam bentuk kosakata yang sangat baik, indah dan enak didengar.

"Itu, karena mereka, gimana ya Om jelasinnya susah, ya gitu deh pokonyam" ucap Wisnu cengir kuda.

"Tenang Cle kami anak baik kok, iya gak Sel?."

"Hooh, kami adalah siswa teladan yang tampan dan rupawan."

" HOEX " mereka yang mendengarnya ikut merasakan mual yang menyengat.

"Soal imbalan?? Tenang aja hadiahnya juga nggak usah diragukan, Wisnu udah pesen lamborgini sebagai ucapan terimakasih."

Plak wisnu memukul pantat Bumi menggunakan kakinya, biadab sekali mereka berdua bumi yang menyebarkan kebohongan dan Wisnu yang memukul pantat Bumi.

"Tesla aja biar semangatnya membara."

****

Bumi KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang