Mahardika?
Masih ingat dengan keluarga ini?
Ya, Sesil anak bungsu keluarga Mahardika yang penuh dengan kasih sayang.
Usia yang berbeda 4 tahun dengan Kakak kembarnya, yang masih menduduki bangku kuliah di semester akhir.
Kembali ke dunia April.
Sesuai yang dia sanggupi.
Malam yang penuh bintang tidak membuat hati seorang April seterang itu, April duduk di motor yang sudah disiapkan. Menunggu lawannya sang ketua OSIS, Gilang Angkasa datang.
April kembali menatap langit yang penuh bintang, "Temennya si Angkasa." Gumamnya pelan, sangat pelan hanya dirinya saja yang mendengar.
"Woi.. Jadi kagak nih?" Tanya April pada Iki.
Iki menghampiri April, "Jadi, tunggu bentar."
Dan benar, suara ribut knalpot motor terdengar, suasana di malam ini semakin ramai. Tempat ini, adalah tempat dimana sering di jadikan balapan.
Banyak orang juga yang datang untuk melihat.
Gilang memberhentikan motornya tepat di sebelah April, kaca full face nya dia buka. Menatap sinis pada lawan di depannya, ada satu hal yang masih sekarang April tidak mengerti.
Alasan Gilang yang selalu saja mengajak ribut, entah balapan seperti ini atau di sekolah saling balas tatapan sinis.
"Oke semua bersiap.." April memakai helmnya, lalu mulai menyalakan mesin motornya.
Suara deru motor yang bising dari April dan Gilang membuat orang-orang yang melihat semakin bersorak.
Sama halnya dengan teman-teman April yang meneriaki namanya, April menoleh sebentar menatap lawannya yang juga April rasa Gilang menatapnya juga.
"3.. 2..1.. MULAI.."
April dan Gilang langsung tancap gas, mereka memacu kuda besinya. Bahkan mereka terus saling mengejar untuk di posisi pertama, hingga di tikungan. April lengah dan Gilang menyusulnya, dengan cepat April menambah kecepatannya. Hingga garis finish mulai terlihat, April membusungkan badannya dan terus menambahkan kecepatan.
"Woooww.. April.. April.. April.. " Semua berteriak memanggil nama sang pemenangan.
Ya, April yang menang di balapan ini.
Galang melepas helmnya dan memukul stang motornya, "Sialan." Umpatnya menatap April dengan tajam.
April hanya membalas senyuman untuk Gilang.
"Yuhuuuu.. Lo hebat bro." Ucap Adit merangkul April membuatnya hampir terhuyung karena tinggi Adit sebatas lehernya.
"Makan-makan nih.." Sahut Iki yang juga ikut senang.
"Oke, gue traktir." Ucap April, yang membuat teman-teman nya tambah senang.
April kembali menatap Gilang yang menghampiri dua orang yang datang bersama tadi, mungkin temannya. Lalu Gilang pergi meninggalkan tempat balapan, tanpa mengatakan apapun.
Ck, katanya nantang.
Batin April.Setelah cukup untuk istirahat berbincang di tempat balapan, April dan kawan-kawan pun pergi. Tujuannya makan nasi goreng kambing Mang Yanto, langganan mereka dari kelas 10.
Tak butuh waktu lama, mereka sampai di warung tenda Mang Yanto yang masih ramai pengunjung.
"Mang." Sapa Noval.
"Lah, ini bocah jam segini masih keluyuran.." Jawab Mang Yanto, yang bukan membalas sapaan Noval.
"Lah, si Amang.. Kita mau jajan nih, bikin 4 ya Mang.. Seperti biasa." Ucap Noval lagi lalu menyusul ke tiga temannya termasuk April, yang sudah duduk di kursi.
"Oke siap." Jawab Mang Yanto.
Meskipun makan di warung tenda pinggir jalan, tapi rasanya seperti di restoran bintang lima. Cuma Mang Yanto porsi nasi gorengnya lebih banyak, dan harga bersahabat untuk kaum pelajar seperti mereka.
Sebenarnya mereka terlahir di keluarga yang mampu, dan bahkan mampu jika mereka ingin makan di restoran. Tapi inilah mereka jangan samakan dengan yang lain, memilih warung Mang Yanto yang penting kenyang.
Jalanan malam ini cukup ramai di hari rabu malam. Bahkan yang jajan di warung Mang Yanto juga banyak, alhamdulillah rejeki nya Mang Yanto.
Namun mata April tak sengaja menangkap sosok yang dia kenal, ralat. Yang baru tadi pagi dia kenal.
Sesil.
Ada di antara ramainya pengunjung, dengan memakai piama beruang warna biru tua. Gadis itu tidak sendiri, ada satu pria di sebelahnya.
April tidak peduli dan tidak mau tau juga, lalu pesanan mereka pun datang. April lebih memilih menyantap nasi gorengnya, dari pada harus memikirkan seseorang yang bahkan baru April tau pagi tadi.
"Mang, selalu mantap Mang.." Teriak Iki membuat Mang Yanto menggelengkan kepalanya.
Bahkan pembeli lain pun menertawakan ulah Iki barusan, namun namanya juga Iki yang tak kenal malu. Dia terus memakan nasi gorengnya.
Noval dan April hanya saling tatap, dan Adit mengedikkan bahunya.
Aneh.
Disini gak ada Janu.
Masih ingat? Janu tuh gak usah di cari atau di tunggu, nanti juga bakal muncul dan hilang.Beberapa waktu yang lalu.
Langit yang penuh bintang ini menjadi moment berharganya lagi, di penuhi dengan kasih sayang dari keluarganya.
Keluarga yang merayakan sang anak kembali masuk sekolah dengan pesta kecil di belakang rumah baru mereka, rumah yang lebih luas dari sebelumnya.
Bakar jagung di halaman belakang sesuai permintaan si bungsu, tawa canda menemani malam mereka saat ini.
Sesil tersenyum senang melihat Kakak kembar mereka yang selalu berebut memberi perhatian padanya.
Hana dan Farzan hanya menggelengkan kepalanya, melihat tingkah laku anak mereka yang sudah tumbuh menjadi dewasa.
Waktu begitu cepat berlalu, tidak terasa bahkan si kembar sudah berusia 22 tahun. Dan sedang menyusun skripsi, kuliah mereka terbilang cepat.
Dan Farzan juga sudah memberikan sedikit demi sedikit tentang perusahaannya, agar mereka bisa membantunya.
Lalu tiba-tiba Hana menyuruh Sesil membeli nasi goreng kambing, dan harus di antar oleh salah satu abangnya.
Hana yang sedang skrol toktik yang muncul penampakan sebuah nasi goreng yang membuatnya tergiur, alhasil mereka berdua menuruti kemauan sang bunda.
Meskipun Hana mendapat tatapan aneh dari suami tercinta, Ibu dengan tiga orang anak yang masih terlihat cantik dimata Farzan hanya menyengir cengengesan.
Hamil?
Tidak.
Hana tidak sedang ngidam atau apapun, karena saat ini dirinya sedang halangan.
Sesil yang malas berganti baju, karena sudah nyaman dengan piamanya. Hanya di tutupi oleh cardigan saja, mereka yang pergi menggunakan mobil Azka hadiah dari sang Ayah.
Azka yang sudah mengenal daerah rumah barunya ini, tau dimana warung tenda nasi goreng kambing yang sangat enak.
Warung tenda Mang Yanto.
🌸🌸🌸
Ada yang rindu sama keluarga Mahardika??
Nihh, aku buatin cerita yang ada merekanya di dunia April...
Jangan lupa vote 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
April (Bad Boy) Slow Up
Teen FictionWAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA. CERITA ASLI KARANGAN SENDIRI. MOHON MAAF JIGA ADA KESAMAAN NAMA DAN TEMPAT.. CERITA BARU LAGI.. JANGAN LUPA VOTE KALIAN.. Anak remaja dengan lingkungan yang berbeda dari orang lain. Keluarga brokenhome. Tin...