April (Bab 8)

17 2 0
                                    

"Itu temen kamu?" Tanya Farzan pada Putrinya.

Sesil mengangguk, "Iya, itu April yah nama nya." Jawab Sesil. "Cowok itu yang bantuin aku waktu mobil Kakak mogok Yah, Bund.." Lanjut Sesil.

"Ganteng ya.." Ucap Bunda.

Farzan langsung melirik tajam ke belakang menatap sang istri.
"Masih ganteng ayah." Ucap Farzan tegas.

"Hahahaha.." Ke tiga anak mereka tertawa terbahak.

Udah punya anak tiga aja masih merasa cemburu sama anak SMA.

Hana terkekeh melihat tingkah Farzan yang tidak pernah berubah, selalu tidak ingin ada yang menyaingi nya.

Terkadang saat Hana memberi kasih sayang pada anak mereka, Farzan selalu ikut andil atau tidak mau kalah dengan anak-anak nya.

"Iya mas iya, kamu yang paling ganteng.." Ucap Hana, yang lagi dapat ledekan dari anak-anak mereka dengan menertawakan ayah bundanya.

"Di sekolah semua murid tau sama April loh bund." Lanjut Sesil kembali menceritakan sosok April.

"Kaya Kak Azka waktu dulu dong, banyak yang naksir.." Sahut Azka yang duduk di kemudi.

Ya, Azka yang menyetir dan di sebelahnya ada ayah Farzan. Sedangkan Raska duduk di belakang dengan memangku laptopnya.

Di kursi tengah yang hanya ada dua jok, diisi Sesil dan Bunda Hana.

"Idiihh.. Pd banget Kakak." Ucap Sesil.

"Lah, emang bener.. Tanya sama Raska noh.." Jawab Azka.

Raska yang merasa terpanggil namanya, mengalihkan pandangannya dari leptop pada keluarga yang sedari tadi entah membahas apa.

"Apa manggil nama gue??" Ucap Raska dengan suara kalem namun agak tegas, mirip seperti Farzan saat masih muda dulu.

"Idiihhh.. Ini kakak satu gak bisa di ajak becanda.. Fokus mulu sama leptopnya." Sahut Sesil sambil menatap Kakak pertamanya.

"Apa sih de.." Lanjut Raska sambil mengacak rambut Sesil karena gemas.

Raska meski terlihatnya cuek, namun Raska selalu menunjukan kasih sayang pada adiknya.

Sikap lembut Raska hanya bisa di tunjukan oleh Bunda tercinta dan Adik perempuan kesayangannya, diluar itu Raska benar-benar cuek bicara saja irit kaya Janu.

"Sudah.. Sudah.. Jadi kemana-mana ini ngobrolnya.. Kamu Azka fokus aja nyetirnya." Sahut Hana.

"Hehe maaf Bunda sayang.." Ucap Azka menyengir menatap kaca spion tengah.

Di dalam mobil itu mereka saling melontarkan candaan-candaan kecil, yang di akhiri dengan tertawa bahagia.

Keluarga yang penuh kasih sayang, keluarga yang harmonis. Keluarga yang benar-benar kebanyakan orang ingin merasakan seperti ini.

Namun, di tempat yang masih sama. April masih duduk terdiam di sana, sempat terlihat sedikit keharmonisan keluarga Sesil tadi yang membuat April merasa iri.

April mengerutkan keningnya, saat dirinya tersadar sempat melamunkan kilas balik.

Lagi-lagi April menghela nafas berat, dan memilih pergi pulang ke rumah. Tidak peduli apa yang akan dia dengar saat pulang nanti, April hanya ingin cepat sampai di kamarnya.

April melajukan kuda besinya, membelah jalanan yang sudah mulai sepi malam ini.

Hingga sampai di rumah, sudah bisa April tebak mobil Karina ada disana.

April memarkirkan motornya lalu melepaskan helmnya, perlahan berjalan membuka pintu rumah.

Karina duduk di sofa ruang tamu, terlihat seperti sedang menunggu April pulang.

April (Bad Boy) Slow UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang