April (Bab 5)

23 1 0
                                    

Cukup 2 jam untuk April nongkrong, yang awalnya ingin menenangkan pikiran. Tapi, pertemuan yang tidak di sengaja dengan Sesil malah menambah pikiran.

Seolah itu memang sudah direncanakan.

Sudah 3 kali bertemu tanpa sengaja dengan Sesil, pertanda apa ini?

Setelah April tiba di halaman rumah, bisa dilihat ada satu mobil yang terparkir disana. Tentu saja itu mobil ibunya.

April menyimpan motornya di garasi, lalu masuk kedalam rumah.

Sepi.

Oke aman.

Namun tiba-tiba lampu ruang tengah menyala, Karina-ibu April tengah berdiri bersedekap dada disana.

Menatap April.

"Bagus.. Keluyuran aja terus.. Udah gak bisa lihat atau baca jam?" Ucap Karin marah.

April menghela nafas muak.

"Mau jadi anak macam apa kamu jam segini baru pulang?? Mau kaya bapak kamu?? Gak jelas? Kamu masih muda, pendidikan itu penting.. Jangan keluyuran gak jelas!" April melotot mendengar tuturan amarah dari sang ibu.

Pikiran yang awalnya kacau ditambah lagi sekarang yang artinya tambah hancur.

"Udah selesai? Kalau udah April mau ke kamar." Tanya April yang berusaha tenang.

"Anak gak tau bersyukur-"

"Stop!! April gak mau denger apapun lagi." Teriak April dan langsung berjalan cepat menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Brak..

Suara pintu tertutup yang cukup kencang.

Karin sempat terkejut, dirinya duduk disofa. Memijit pangkal hidungnya yang sedari tadi merasa pening, melihat anak keduanya yang terus membangkang membuat Karin harus ekstra lagi.

Sangat berbeda dengan anak pertamanya yangel selalu menuruti, dan terbukti sekarang sedang kuliah semester akhir diluar kota.

Semenjak perceraiannya resmi, sikap April berubah total. Tidak ada lagi April Baskara yang penurut, bahkan semakin lama semakin pembangkang.

Karin hanya ingin kedua anaknya mendapatkan pendidikan yang bagus, dan bisa meneruskan perusahaan yang sudah dia rintis dari bawah.

Namun melihat sikap April yang seperti sekarang, Karin menjadi tambah pusing. Karena semuanya tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan.

Karin memilih masuk ke dalam kamarnya, dan istirahat karena besok dirinya harus kembali ke perusahaan.

Nenek mayang sedari tadi hanya diam mendengarkan pertengkaran kecil yang hampir sering dia dengar setiap malam di dalam kamarnya, Nenek mayang ingin sekali membawa April keluar dari rumah ini.

Namun, tidak ada yang bisa Nenek mayang lakukan. Karena dirinya juga Karin-lah yang mengurusnya, Nenek mayang hanya bisa memihak April dan memberi perhatian kecil pada anak itu.

Sedangkan April, didalam kamar sekarang ini sudah berantakan. Karena pelampiasan dari kemarahan April, bukan ini yang April mau.

Kemana ibunya yang selalu perhatian dan penuh kasih sayang itu? Tidak seperti sekarang yang selalu memarahinya dan selalu membandingkan dengan sang Kakak.

April akui jika sang Kakak memang lebih baik soal pendidikan dari dirinya, padahal April tidak pernah bertengkar atau ada masalah dengan sang kakak.

Tapi, jika seperti ini terus. April bisa membenci sang kakak karena alasan ibu mereka.

April (Bad Boy) Slow UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang