Setiba di halaman rumah, April merasa heran sekaligus senang. Tidak ada kendaraan orang tuanya terparkir disana, dan bisa April tebak jika mereka tidak ada di rumah.
Merasa bersyukur?
Tentu saja.
April melepas helmnya setelah turun dari motor, dan masuk kedalam rumah.
"Assalamu'alaikum.." Ucap April.
"Walaikumsalam.. Baru pulang?" Tiba-tiba nenek Mayang datang menghampiri April.
April mengangguk, "Ya udah ganti baju dulu.." Lanjut nenek Mayang.
April lagi-lagi hanya mengangguk, dan berjalan menuju kamarnya yang dilantai dua.
Setiba di kamar, bukan berganti baju. April memilih rebahan diatas kasur, setelah menyimpan tas dan helmnya.
Berkas yang Janu kasih tadi membuatnya kepikiran, disana ada nama Sesil dan juga Gilang.
April meminta tolong pada Janu untuk mencari tau tentang mereka berdua, dan yang paling membuat April terkejut yaitu keluarga Gilang yang ternyata memiliki kerja sama dengan sang ibu.
Apa ini alasan Gilang selalu mencari masalah dengannya?
Tapi emang harus?
Sebabnya apa?
Dan yang membuat April kepikiran dari berkas tentang Sesil, yang tidak ada catatan dua tahun lalu.
Tidak mungkin juga Sesil menghilang dua tahun, disini tidak ada kasus apapun dari keluarga Mahardika tentang anak-anaknya selain prestasi.
Namun aneh, selama dua tahun tidak ada catatan tentang Sesil.
Ah, sudahlah..
April tidak harus repot memikirkan mereka, kehidupannya saja sekacau ini.
April bangun lalu pergi ke kamar mandi, apa lagi? Ya mandilah.
Setelah selesai dan juga berpakaian, April turun menuju dapur dan melihat di meja makan sudah banyak lauk pauk disana.
Hanya tidak ada Nenek.
Mungkin istirahat didalam kamar.
April duduk disalah satu kursi, lalu mengambil nasi secukupnya. Karena memang tidak berselera, makan dengan lauk sebanyak ini hanya sendirian.
Untuk apa?
Telor ceplok juga gak masalah.
Bahkan April sempat kepikiran untuk pindah ke apartemen, seperti Juna tinggal sendiri.
Mungkin bisa di pikirkan lagi soal itu.
Tak butuh lama bagi April untuk makan, setelah selesai April mencuci piring kotor dan membereskan lauk pauk yang masih ada di rak khusus.
April duduk diruang TV, hanya terdengar suara yang keluar dari televisi.
Nyaman, namun tetap masih ada yang kurang.
April mengeluarkan ponselnya, yang sedari tadi terus bergetar dan ternyata pesan grup kelasnya.
Bisa April lihat dengan sekilas, disana mereka membicarakan tentang Sesil yang baru bergabung dengan grup tadi pagi.
April mengabaikan itu, dan memilih menghubungi Janu.
Janu
Berdering.."Halo?" Sahut Janu.
"Lo di apart? Keluar yok, cari angin." Ajak April.
KAMU SEDANG MEMBACA
April (Bad Boy) Slow Up
Teen FictionWAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA. CERITA ASLI KARANGAN SENDIRI. MOHON MAAF JIGA ADA KESAMAAN NAMA DAN TEMPAT.. CERITA BARU LAGI.. JANGAN LUPA VOTE KALIAN.. Anak remaja dengan lingkungan yang berbeda dari orang lain. Keluarga brokenhome. Tin...