April (Bab 9)

12 1 0
                                    

Jam istrahat kali ini April memilih untuk ke perpustakaan, ada badai apa yang akan datang? Tiba-tiba saja April memilih perpustakaan tempat untuk bersembunyi.

Bukan April sekali.

April diam-diam pergi ke perpustakaan, tanpa memberitahukan pada temannya. Dan hanya Janu saja yang tau, karena tidak sengaja saat akan masuk perpus disana ada Janu.

Hahh..

April menghela napas, memilih duduk di pojokan dekat jendela. Tempat yang benar-benar tersembunyi karena terhalang oleh rak buku di antaranya.

April duduk di kursi dan menatap keluar jendela, melihat dedaunan yang bergerak karena hembusan angin.

Begitu tenang dan sunyi.

April pun melihat kupu-kupu terbang di sekitar pohon itu.

April sempat membayangkan jika dirinya memiliki sayap, mungkin April bisa terbang kemana saja melarikan diri mencari tempat yang tenang dan nyaman.

Namun itu hanyalah sekedar khayalan.

April membawa buku tulis dan pensilnya, lalu April membuka buku itu mencari halaman kosong dan menggengam pensilnya.

April mulai menggerakan tangannya di atas buku.

"Woww.." Suara pelan yang membuat April terkejut, sampai April melemparkan pensil itu.

"Astaga.." Ucap April namun tetap pelan seperti berbisik. "Sesil?"

Ya, orang itu Sesil yang kagum melihat sketsa gambar yang April buat saat ini.

Sesil tersenyum.
"Boleh duduk disini?" Tanya Sesil sambil menunjuk kursi kosong sebelah April.

April mengangguk.

*mereka ngobronya bisik-bisik ya😁

"Kamu bisa gambar?" Tanya Sesil.

"Sedikit." Jawab April sambil membawa pensilnya kembali yang jatuh.

"Bukan sedikit kalau gini.. Ini mah luar biasa.. Hihihi.." Sesil terkekeh mendengar ucapannya barusan.

April kembali duduk dan melanjutkan apa yang dia gambar.

"Bisa buat sketsa wajah??" Tanya Sesil.

Tangan April terhenti, lalu menatap Sesil yang selalu tersenyum.

April heran, apa Sesil tidak lelah selalu tersenyum?

April diam tidak menjawab dan kembali menatap pada buku tulisnya.

"Bisa??" Tanya Sesil lagi yang mendekatkan tubuhnya pad April, disini maksud Sesil kemungkinan April tidak mendengar jelas pertanyaannya.

Namun tidak dengan April yang kembali terkejut, kali ini tangan yang memegang pensil itu tak sengaja mencoret lurus di sketsa nya. Gara-gara Sesil yang mendekat.

"Ehh, maaf.." Ucap Sesil merasa bersalah.

Hah..

April menghela nafas lalu menyimpan pensilnya dan menutup bukunya.

April menghadap pada Sesil yang sekarang terlihat gelisah.

"Gak papa.. Kenapa bisa ke sini?" Tanya April.

Sesil langsung kembali tersenyum saat April bertanya.

Dan itu membuat April terkejut lagi.

Gila nih orang bikin April terkejut berkali-kali.

"Tadi cari buku matematika yang di kasih tau bu guru.. Terus muter-muter gak sengaja liat kamu disini jadi aku nyamperin.. Dan liat kamu lagi gambar." Jawab Sesil panjang lebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

April (Bad Boy) Slow UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang