5.

1.5K 233 34
                                    

Xiao Zhan berganti pakaian, kemudian ia turun ke lantai bawah dengan perasaan yang ragu dan tak tenang.  

Pria manis itu berdiri di depan ruang piano. Ia menarik nafas berat, lalu masuk ke dalam.  

Nyonya Xiao yang sudah berada di dalam ruangan tersebut, berbalik menatap Xiao Zhan.  

"Kemari. Coba mainkan piano ini." Titah nyonya Xiao.  

Xiao Zhan mengangguk tanpa menjawab. Pria manis itu duduk di depan piano, diatasnya ada buku nada yang dimana dia harus mengikuti nada yang tertulis dalam buku tersebut.  

Xiao Zhan mulai memainkan piano tersebut. Jarijarinya bergerak dengan kaku diatas keyboard piano di depannya.  

Ia terus membunyikan alunan musik dengan gerakan tangan yang tak lancar, yang penuh dengan keraguan.  

"Akhhh! Berhenti!"  

Nyonya Xiao berteriak keras saat notasi musik yang di mainkan oleh Xiao Zhan, jauh dari nada yang seharusnya.  

"Hei! Tidak bisakah kamu setidaknya memahami nadanya? Kenapa kamu bermain dengan sembarangan, hah?" Teriak nyonya Xiao marah.  

Xiao Zhan mengepal erat tangannya sambil menunduk. Perasaannya berdebar nyeri, namun ia tetap berusaha untuk terlihat baik-baik saja.  "Maaf Ma..." Lirih pria manis itu.  

"Hah! Menyebalkan! Lihat adikmu! Dia langsung tahu hanya dengan sekali melihat. Bahkan notasi musiknya tidak pernah meleset. Tapi lihat dirimu, kenapa kamu tidak paham-paham juga walau di ajari berulang kali, hah?"   

Nyonya Xiao terus berteriak marah. Xiao Zhan tak menjawab sepatah kata, pun. Pria manis itu hanya diam menunduk.  

Xiao Zhan tak tahu kenapa hari ini ibunya begitu kesal. Sejak dia berusia 9 tahun, ibunya berhenti melatihnya bermain piano dan baru sekarang, ibunya menyuruhnya untuk menyentuh benda itu lagi.  

Puas marah-marah, nyonya Xiao menatap Zhan sambil menghela nafas kasar.  

"Pergi ke kamarmu!"  

Xiao Zhan mengangguk. Pria manis itu berdiri dan berjalan perlahan keluar dari ruangan tersebut. Ia menaiki anak tangga dengan tak semangat menuju kamarnya.  

"Ge.." saat Xiao Zhan hendak membuka pintu kamarnya, seseorang memanggilnya dari belakang.  

Xiao Zhan sedikit menoleh. Disana berdiri Xiao Bao. Adik pria manis itu.  

"Apa gege, baik-baik saja?" Tanya Xiao Bao.  

Xiao Bao melihat ibunya memarahi kakaknya dan ia merasa khawatir dengan pria manis itu.  

Mendengar pertanyaan dari Xiao Bao, rasanya Xiao Zhan ingin menangis saat ini juga. Namun ia menahan air matanya.  

Ia tersenyum kecil dan mengangguk, "Ya, aku baik-baik saja." Ia mengelus lembut rambut Xiao Bao, kemudian ia masuk ke dalam kamarnya.  

Pria manis itu dengan lemas, membanting dirinya ke atas kasur. Ia tampak lelah, namun ia merasa tak cukup berani untuk mengeluh.  

Pria manis itu mencoba sekuat tenaga untuk tidak menangis.   

"Tidak apa-apa Zhanzhan.. Mungkin Mama sedang mengalami suatu masalah, karena itulah Mama marah. Kamu hanya perlu menunjukkan yang terbaik. Tunjukkan bahwa kamu juga bisa membanggakan Mama.."  

Xiao Zhan berguman. Ia menguatkan dirinya sendiri sambil tersenyum kecil.  

Pria manis itu menatap langit-langit kamarnya dengan mata yang berkaca-kaca. Namun ia mencegah air matanya jatuh. Dia seorang pria dan dia harus kuat, itulah yang selalu ia tanamkan dalam dirinya.  

Accepting & Forgiving (Yizhan 🦁🐰) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang