Bagi sebagian orang menjadi yang pertama atau menjadi yang terbaik adalah suatu kebanggaan yang patut diacungi jempol. Akan tetapi, bagi Aktina hal itu lebih dari sekadar kebanggaan. Bagi gadis delapan belas tahun itu menjadi yang pertama atau yang terbaik adalah sebuah ASPIRASI besar yang wajib diwujudkan. Satu-satunya harapan dan jalan bagi Aktina agar bisa mendapatkan hidup yang lebih aman dan tenang.
Sebuah nampan berisi bermacam jenis makanan kantin menggebrak meja panjang yang hanya diisi satu orang. Seseorang yang Aktina hampiri dengan senyum miring itu menengadah, menatap dari balik kacamata tanpa bingkai dengan tatapan datar. Orang-orang berkemeja putih yang dibalut jas berwarna putih susu dan bawahan berwarna senada menatap ke arah mereka.
"Boleh aku duduk bersamamu?" tanya Aktina seraya tersenyum lebar, ingin terlihat begitu ramah. Namun, perempuan berambut wolf cut pendek berwarna lilac di hadapannya tak mengindahkannya sedikit pun.
Para siswa-siswi sebaya mereka lantas saling melirik dengan ekspresi terkejut. Tak ada yang berani mengabaikan Aktina sampai sejauh ini. Perempuan dengan name tag 'Skia Meraki' itu adalah yang pertama.
Meraki tetap mengunyah makanan dari nampan metalik dengan khusyuk. Menu makan siang hari ini lebih menarik daripada kehadiran Aktina yang digadang-gadang adalah seorang primadona sekolah dengan IQ yang mumpuni. Ia tampak tidak peduli dengan ekspresi dan helaan kesal Aktina si perempuan bergigi gingsul yang ia abaikan.
Aktina melirik sekitar. Ia berpikir ia sedang dipermalukan. Kemudian, dengan pikiran cukup picik ia mulai mengambil makanan di nampan dan mengunyahnya dengan anggun seraya tetap menatap tajam Meraki. Aktina memperhatikan seluruh tampilan Meraki termasuk alat bantu dengar di kedua kuping gadis berusia delapan belas tahun itu. Gadis yang berada dalam satu kelas yang sama dengannya itu adalah seorang siswi baru yang masuk sepuluh hari yang lalu.
"Ah, tentu saja kau mengabaikanku. Kau tuli. Aku lupa itu!" Aktina berseru seraya tersenyum manis tetapi mengejek ketika Meraki kembali menatapnya. "Ah, iya. Kau mendapatkan nilai yang bagus bukan saat ulangan kemarin? Berbeda satu angka denganku, meskipun aku lebih unggul."
Meraki mulai merasa terusik. Ia meraih susu kotak di samping nampan seraya masih menatap lurus Aktina. Ia ingin tahu apa maksud sebenarnya tujuan perempuan berponi dengan rambut hitam sepinggang itu.
"Akan tetapi ..." Aktina menoleh ke arah meja seseorang yang sedang diganggu dua orang siswi dan seorang siswa. Mereka tampak mengolok-olok dan berusaha menyuapi paksa si siswi yang satu kelas bersama mereka, padahal dapat dilihat jika mulut perempuan bernama Ganya itu sudah penuh. Bahkan terlihat seperti akan muntah.
"Sayang sekali, ternyata Ganya lebih unggul dariku." Aktina kembali menatap Meraki yang masih memperhatikan bagaimana Ganya dirundung orang-orang yang sering kali terlihat pergi dan bergaul bersama Aktina. Sejauh yang Meraki lihat sampai saat ini, mereka adalah siswa-siswi yang berada dalam satu tim yang sama dengan Aktina.
Tak terlalu puas melihat ekspresi Meraki yang sulit ditebak, Aktina lalu meraih jus jeruk miliknya dan menumpahkan itu ke hidangan milik Meraki yang masih terlihat cukup banyak. Merasakan ada yang membasahi roknya, Meraki berdiri dan melihat jus jeruk yang sudah limpas keluar dari nampan. Ia menatap tajam Aktina yang kini menutup mulut seolah-olah begitu menyesalinya.
"Ups. Maaf. Aku tidak sengaja menumpahkannya," ujar Aktina dengan nada yang dibuat-buat. Ia bahkan berdiri di samping Meraki, ikut membersihkan rok perempuan bertubuh tiga sentimeter lebih pendek darinya itu dengan saputangan miliknya.
Aktina menunduk dan mendekatkan wajah ke telinga Meraki. Ia tidak ingin orang yang sedang memperhatikan mereka mendengar apa yang ingin Aktina katakan.
![](https://img.wattpad.com/cover/357242685-288-k314309.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST OR DEATH
Teen FictionFPC-1101 adalah chips berbahaya yang diciptakan lima belas tahun lalu dan hanya dimiliki oleh orang-orang yang dipilih saja. Aktina-putri seorang bangsawan didatangi orang misterius karena benda berbahaya tersebut. Apakah hubungan kedua orang terseb...