Kecil

20 2 0
                                    

Dinding dekat pintu kamarku tampak berlubang, tidak terlalu besar, kecil. Namun cukup untuk mengintip ruang di sebelah.

Awalnya hanya rasa penasaran, dari mana lubang itu muncul. Ayah berpesan untuk tidak membuka tirai ataupun lemari yang menutupinya.

Hingga suatu hari, entah pukul berapa, suara dobrakan pintu di ruang sebelah kamarku terdengar. Memaksaku hingga akhirnya mengintip.

Tubuhku terpental ke belakang saat menemukan sebuah mata menatapku balik. Warnanya merah dan menonjolkan saraf-sarafnya. Kini kutahu kenapa ukurannya kecil, seukuruan bola mata.

Saat kuputuskan menutup rapat lubang itu dengan semen, aku tahu dia tak sepenuhnya akan tertutup. Kini lubangnya berpindah di atas tempat tidurku.

©FYP

The JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang