Sejajar

18 1 0
                                    

Kubuat satu tarikan garis horizontal untuk membingkai kertasku. Kurasa ada yang salah.

Aku menyeret langkahku menuju ruang kerja ayah. Dia duduk di sana menekuni sebuah maket kerja.

"Ayah.. Apa garis ini sudah lurus?"

Ayah hanya diam, membuat garis baru di bawahnya, "Sejajarkan saja dengan ini."

Saat kucoba lagi, kurasa ada yang salah. Kuulang lagi, hingga bias ini memancarkan segaris lurus di mata.

Tak kunjung berhasil. Aku berlari ke dapur mencari suatu yang panjang dan rata.

Ah, itu berkilau di sana.

Saat aku kembali, aku mulai membuat garis dengan nyaman. Membuat sayatan-sayatan kecil di telapak hingga lenganku.

Tak ada yang salah. Aku menyukai permainan benda itu.

Dedikasi: fan

The JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang