Tersangka

109 4 0
                                    

Mataku terbuka meneliti sekitar, gelap kudapati. Kupikir aku buta, namun ternyata tidak, begitu gorden di sisiku dibuka paksa oleh dia aku dapat melihat wajah mengerikannya. Tangannya mengacungkan sebilah pisau ke hadapanku, namun segera diarahkan ke lengan tangan kirinya.

Mata pisaunya menusuk ke dalam menembus dagingnya lalu digeser hingga nyaris membentuk belahan. Begitu puas melihat darahnya menetes semua, giliran kedua lengan kakinya. Tangannya mengulurkan pisau itu ke hadapanku,

"Giliranmu melanjutkan di bagian punggungku."

Suara sirine menyadarkanku dan bau anyir meliputi ruangan, juga sebuah bangkai di dekat kakiku. Dua hari yang lalu aku bersamanya untuk terakhir kali, akibat dirinya pula aku meringkuk dalam sel tahanan.

©FYP

The JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang