Eve terlihat gelisah, sedari tadi ia hanya memandangi ponselnya. Itu karena sebuah pesan dari Adit yang belum ia buka, ia ragu akan sesuatu karena jarang sekali ada pria yang mengiriminya pesan.
Dengan segenap keberanian akhirnya ia membuka pesan itu juga.
Aditya : Eve?
Ia menimbang-nimbang akan membalasnya atau tidak, pasalnya darimana ia mendapatkan id line Eve? paling hanya beberapa yang tau. Apalagi Adit adalah pria most wanted disekolah, mana mungkin ia menanyakan id line Eve yang menurutnya sepele itu. Karena rasa penasarannya yang memuncak, ia segera mengetikkan beberapa kata dan mengirimnya.
Evranda : Kaka tau id line aku darimana?
Aditya : Gapenting masalah itu. Gue pengen nanya sesuatu.
Sesuatu, sesuatu apaan? Batin Eve. Hatinya sudah gelisah akan pertanyaan apa yang akan terlontar dari Adit, jantungnya kini sudah berdetak 2 kali lebih cepat.
Aditya : Besok balik bareng gue ya? Mau kan?
Evranda : Hmm gimana ya.
Aditya : Oke, besok gue tunggu diparkiran sekolah.
Eve membelalakan matanya, ia bahkan belum mengatakan ia menolak atau menerimanya. Tapi dalam lubuk hati yang paling dalam, sebenarnya ia memang tidak menolak ajakannya itu. Bahkan sekarang ketakutan terhadap Adit sudah sedikit sirna tatkala sepertinya ia mulai menyukai Adit.
Kakinya sudah merangkak diatas kasur, mencari posisi terenaknya untuk tidur. Dengan segera ia menyibakkan selimut dan menlungkupkan badannya di dalamnya. Perasaan bahagia menyelimuti dirinya, hingga akhirnya tak berapa lama kemudian ia sudah terlelap.
Sinar matahari pagi bersinar disela gordennya, rupanya pembantunya sudah ada dijendela. Membuka lebar gorden tersebut hingga sinarnya menusuk ke mata Eve. Eve yang masih setengah sadar hanya mengerjap-ngerjapkan matanya dan mengusap-usapnya perlahan. Segera, ia bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk ritual paginya.
"Pagi ma, pa, kak." tutur Eve seraya duduk di kursi makan disamping kakaknya, senyum bahagia tercetak jelas di wajahnya. Tingkahnya itu membuat bingung Arsen, ia hanya bisa menggeleng dan mengusap puncak kepala Eve dengan lembut.
"Anak papa bahagia banget. Kenapa sih?" Tanya Aldi, ayahnya.
Eve terkesiap, dengan cepat ia meneguk susu coklatnya dan menjawab, "Ada deh pah," sambil menjulurkan lidahnya. Mamahnya hanya tertawa akan sikapnya, dan kakaknya hanya bisa terkekeh pelan.
"Ayu kak kita berangkat. Dah mah! Pah!" ucapnya cepat setelah memakan nasi gorengnya, kemudian ia menarik tangan Arsen kasar. Arsen meneguk susu coklatnya dengan terburu-buru dan mulai mengikuti langkah Eve.
••Escape From You••
Sekarang Adit sudah duduk dihadapan Eve dengan mengernyitkan dahi. Mengapa? Karena sekarang Eve memakan kue tart potongannya tapi menyisakan semua cream nya, padahal banyak menu yang lain daripada seperti itu kan?
"Eve, kok lo makannya kayak gitu sih?" Tanya Adit karena rasa penasarannya kini sudah memuncak. Eve hanya menatap Adit dengan tatapan polosnya.
"Aku suka kue ini disini, cuman aku gasuka cream nya, aku mesen kuenya doang kata mbanya gabisa. Jadi ya aku terpaksa." ucapnya dengan panjang lebar dan membuat Adit terperangah, bukan karena kebiasaan Eve, tapi ini pertama kalinya Eve berbicara luwes di depan Adit.
"Kak?" ucap Eve lalu menggoyangkan bahu Adit pelan. Adit yang sadar hanya mengerjap-ngerjapkan matanya kemudian mencoba untuk bersikap normal lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape From You
Teen FictionEvranda Bintang Aprilia adalah seorang gadis SMA yang pintarnya melampaui teman-teman yang lain. Pribadinya yang hangat membuat semua orang menjadi suka padanya. Tak terkecuali seorang stalker yang sangat-sangat menggilainya. Siapa sangka bila stalk...