Tepat disebuah rumah besar bergaya klasik, seorang pria dengan balutan jas dibadannya melangkah masuk ke sebuah ruangan. Tangannya sedari tadi bergetar karena menggenggam sebuah map. Dengan keringat bercucuran di dahi, pria itu menyerahkan map berwarna cokelat itu dan melangkah mundur menunduk. Sejenak, pandangan pria dihadapannya berubah ke map tersebut seakan-akan meminta penjelasan.
Pria itu segera menanggapinya dengan suara bergetar, "Bos, i-itu foto mereka," ucapnya.
Tanpa ba bi bu lagi, pria itu membuka map cokelat dan mengambil sebuah foto di dalamnya. Pria yang melihat foto itu mengepalkan tangannya membuat foto itu runyam.
"Berani beraninya!" ucapnya yang membuat para bawahannya ciut, tak ada yang berani menanggapinya jika atasannya sudah mendidih.
"Kalian bertiga," ucapnya sembari menunjuk ketiga pria dibelakangnya membuat ketiga pria itu terkesiap, "Urus dia." Ucapnya lagi sambil melempar fotonya dan bangkit dari ruangan besar itu. Ketiga bawahannya itu hanya mengangguk dan segera mendiskusikan rencana mereka.
••Escape From You••
Pria itu menatap sekeliling, emosinya sudah berada dipuncak sekarang. Obsesinya terhadap gadis itu semakin membesar, tak ia pedulikan tatapan-tatapan aneh dari orang-orang yang lalu lalang. Yang ia butuhkan sekarang adalah ketenangan agar ia bisa menetralkan pikirannya, membuat rencana yang lebih serius untuk mendapatkan Eve.
"Ke tempat latihan, seperti biasa." Ucapnya kepada temannya diujung sana, segera ia menapakkan kakinya menuju mobil dan menancapkan gas menuju tempat latihan, atau bisa dibilang markasnya.
"Hey, kau terlihat kesal sekali sepertinya," ujar temannya, yang tadi ia panggil. Ia hanya menampakkan senyum miringnya lalu mengambil beberapa pistol.
"Oh, c'mon, bagaimana jika panahan?" tanyanya dengan sedikit menantang.
"Sure, jangan salahkan aku jika nanti panah ini menusuk jantungmu." Jawabnya kemudian mengambil satu set panah dan busurnya.
"Ready?"
"Go!" ucapnya dengan lantang kemudian mengambil tempat persembunyiannya. Ia mengambil satu panah dan meletakkannya dibusur, kemudian mengendap-endap ke belakang tempat persembunyian musuhnya. Ketika ingin melepas busurnya, musuhnya berbalik dan segera melayangkan panahnya. Dengan sigap ia segera berguling dan mencari tempat aman.
"Shit! That was almost." Umpatnya, pria itu hanya tertawa.
Kemudian ia segera melayangkan panahnya pada musuhnya yang tidak menyadarinya. 'Tap!' terdengar suara panah itu menancap.
"Ow-ow-ow, itu hanya pohon. Sepertinya kau harus berlatih lagi, buddy." Ujarnya dengan nada mengejek.
Permainan pun terus berlanjut hingga akhirnya keduanya merasa letih. Oh ya jangan lupa, panah mereka dibalik punggung juga sudah habis. Maka dari itu mereka menghentikan permainan yang membabi buta itu.
"Argh, seharusnya tadi aku tepat mengenai bahumu." Ucap pria itu membuat temannya terkekeh.
"Sudah kubilang, kau harus berlatih lagi." Ujarnya kemudian meneguk air dari botol minumnya. Pria itu hanya berdecak sebal.
"Kita lihat nanti jika aku menggunakan pistol." Ucapnya dengan angkuh.
"Oh, kau menantangku buddy?" temannya itu hanya mengangkat salah satu alisnya, artinya ia menerima tantangannya.
Dan akhirnya, permainan yang membabi buta itu terulang lagi.
••Escape From You••
Saat sedang menyusuri sebuah jalan, membelah malamnya kota Jakarta, Adit merasa sedikit haus. Dengan cepat ia memarkirkan mobilnya di depan sebuah minimarket di komplek yang sedikit sepi. Tanpa ada rasa takut dan was-was, ia segera memasuki minimarket itu untuk membeli beberapa kaleng soda dan beberapa bungkus snack.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape From You
Novela JuvenilEvranda Bintang Aprilia adalah seorang gadis SMA yang pintarnya melampaui teman-teman yang lain. Pribadinya yang hangat membuat semua orang menjadi suka padanya. Tak terkecuali seorang stalker yang sangat-sangat menggilainya. Siapa sangka bila stalk...